29: Cinta

1.1K 80 25
                                    

"'Cause all of the small things that you do
Are what remind me why I fell for you
And when we're apart, and I'm missing you
I close my eyes and all I see is you
And the small things you do" Those Eyes - New West

Jeno yang memutar lagu tersebut melalui youtube di televisi dalam kamarku. Lelaki itu masih berusaha meluluhkan hatiku untuk mau disuapi makan olehnya, itulah sebabnya Jeno terus memperhatikanku dengan ekspresi yang tidak dapat ku tebak. Lelaki itu duduk di bangku tepat samping kasurku sambil memegangi mangkok berisikan nasi dan ayam pedas manis untuk makan siangku.

Entah apa yang lelaki itu pikirkan saat ini, tapi aku sadar benar kalau lagu yang ia putar adalah lagu romantis untuk menggambarkan perasaan seorang lelaki pada kekasihnya. Sementara Jeno sangat membenci diriku, harusnya ia memutar lagu lain yang dapat menggambarkan perasaan bencinya. Bukan malah memutar lagu romantis seperti ini!

Terus aku fokuskan pandanganku pada permainan yang aku mainkan di handphone milikku, tanpa memperdulikan Jeno yang terus memperhatikanku dalam diam. Setelah permainan itu berakhir, perhatianku teralihkan pada sebuah notifikasi pesan dari kekasihku bernama Park Sooyoung. Wanita itu mengirimkan sebuah voice note yang menjadi penutup pesan spam yang dia kirimkan padaku sejak kemarin.

Ada 300 pesan yang wanita itu kirimkan, namun aku memilih untuk mendengarkan voice note saja alih-alih membaca semua pesan darinya. Jeno aduk makanan di mangkuk tersebut, saat aku ingin memutar voice note dari Sooyoung eonni, Jeno suapkan satu sendok nasi beserta potongan lauk padaku tanpa mengatakan apapun. Aku yang masih merasa kesal padanya pun memutuskan untuk membuka mulutku untuk mempersilahkan makanan itu masuk.

Dapat ku lihat senyuman manis terukir di wajah Jeno setelah mendapat penerimaan dariku. Aku putar voice note yang Sooyoung eonni kirimkan lalu mendengarkannya menggunakan telinga kanan yang berada jauh dari jangkauan Jeno. Aku tak ingin ia mengetahui tentang urusan pribadiku, sehingga aku kecilkan volumenya agar hanya aku yang dapat mendengarnya.

"Y/n, maafkan eonni. Eonni baru mengetahui kau terjebak dalam DERIUM setelah video kalian viral. Seharusnya eonni mencurigai segala yang terjadi, permintaan putus darimu yang mendadak, uang yang begitu banyak kamu berikan pada eonni sebagai ganti atas segalanya, menghilangnya kabar darimu secara tiba-tiba. Pikiran eonni begitu kacau setelah permintaan putus darimu dan eonni akan berusaha menyelamatkanmu dari dari lingkungan tersebut. Bersabar ya sayang dan teruslah bertahan. Apapun yang terjadi, eonni akan selalu berada di sisimu."

Tanpa sadar, air mata mengalir membasahi wajahku. Rasanya semua yang terjadi begitu sulit aku lalui, tapi aku sadar benar masih banyak orang yang sayang padaku diluar sana. Aku tak boleh menyerah akan keadaan, demi diriku sendiri dan orang-orang yang menyayangiku. Ya, aku harus membalaskan seluruh perlakukan buruk yang aku terima dalam lingkungan ini. Mau siapapun masternya, aku harus berhasil mengungkapnya dan menghancurkan hidupnya sama seperti ia menghancurkan hidupku.

Beruntungnya Jeno begitu fokus memotong lauk yang akan ia suapi padaku, sehingga ia tak menyadari air mata yang mengalir membasahi wajahku. Aku hapus kasar air mata tersebut lalu mengunci kembali layar handphone milikku. Aku tersenyum ke arah Jeno dengan mata yang berkaca-kaca, kemudian membuka kembali mulutku untuk menerima makanan darinya.

Sambil aku kunyah makanan di mulutku, sebuah pertanyaan terlintas dalam benakku. Berusaha aku singkirkan seluruh rasa kesal dalam diriku untuk mengajak lelaki itu berbicara, "Apa kau sangat mencintai Jaemin, Jeno?". Mendapat pertanyaan mengejutkan itu, senyuman di wajah Jeno perlahan memudar. "Sangat," jawab Jeno begitu singkat.

Aku hembuskan napas kasar lalu mengatakan, "Apa kau yakin itu cinta?" tanyaku lagi, akhirnya menuntun Jeno menatap mataku penuh arti. Aku lanjutkan ucapanku, "Awalnya aku juga sempat mengira itu cinta, tapi aku sadar kalau perasaan yang aku rasakan itu salah, itulah sebabnya aku berusaha menampiknya dan menganggap kalau hubungan kami hanya dilandasi oleh uang semata." jujurku yang ditujukan pada hubunganku dengan Sooyoung eonni. Jeno pun menganggukkan kepalanya seolah mengerti maksud ucapanku barusan.

Ya, awal aku menjalin kasih dengan Sooyoung eonni, aku sempat berpikir untuk mencintai wanita itu lebih dalam berkat rasa nyaman yang ia berikan padaku, ditambah lagi kebutuhan yang berhasil wanita itu penuhi dalam hidupku. Namun, setelah aku membuka mata dan hatiku, aku menyadari kalau hubungan yang kami jalin ini salah. Aku begitu trauma menjalin kasih dan percaya pada laki-laki, itulah sebabnya aku salah dalam mengartikan perasaan yang aku rasakan padanya.

Manusia diciptakan berpasangan, wanita dan laki-laki. Namun, hidupku sudah cukup melenceng untuk melakukan dosa yang lebih besar dengan menjalin hubungan sejenis. Aku ingin berhenti, tapi aku sadar benar atas kapasitas diriku yang begitu terbelenggu dalam zona nyaman yang Sooyoung eonni berikan padaku. Wanita itu memperlakukan ku dengan sangat baik dan penuh kasih sayang. Berada dalam lingkungan ini seolah menempatkan aku dalam neraka yang selama ini aku takutkan. Semua anggota Derium kecuali pak Mark membuat traumaku pada lelaki semakin menjadi-jadi, bahkan untuk percaya 100% persen pada pak Mark saja aku tak sanggup, namun aku tak memiliki pegangan lain selain dirinya.

"Kau ingin menyadarkanku, Y/n?" pertanyaan Jeno itu sukses menghambur lamunanku. Aku jawab pertanyaannya dengan gelengan kepala lalu memberanikan diri untuk memberikan pertanyaan yang lebih mendalam soal hubungan sejenis ini. "Apa kau memiliki trauma dengan wanita-" belum selesai aku bertanya, Jeno langsung memotong ucapanku dengan gesture yang terlihat tak nyaman.

"Tidak!" jawab lelaki itu begitu singkat dan ketus. Aku anggukkan kepala lalu tersenyum ke arah Jeno, merasa tak enak saja jika harus melayangkan pertanyaan yang ternyata tak ia sukai. Namun, aku merasa harus menjelaskan pada lelaki itu mengenai kesalahpahaman yang terjadi.

"Sesungguhnya, aku tak bermaksud mengambil Jaemin darimu, Jeno. Kita terjebak bersama dan Jaemin hadir sebagai teman yang mampu membuatku merasa nyaman dan aman saat berada di dekatnya. Aku tahu benar dia menjalin kasih denganmu, jadi aku berusaha menempatkan diri sebagai teman dekat bukan sebagai wanita yang ingin merebutnya darimu. Jaemin yang mengutarakan niatnya pertama kali ingin kembali ke jalan yang benar setelah bertemu denganku. Maaf jika aku tanpa sadar menyakiti hatimu, aku tak bermaksud demikian." ucapku akhirnya meruntuhkan tembok tinggi dalam diriku untuk menyenangkan lelaki ini. Entahlah, aku ingin saja mengambil hati seluruh lelaki dalam lingkungan ini, walaupun aku tahu dia orang yang nekat.

Jeno tatap mataku penuh arti seraya mengaduk kembali makanan di mangkuk. Lelaki itu suapkan kembali makanan tersebut ke mulutku sambil berkata, "Maaf juga atas sikap burukku selama ini. Kau benar, Y/n. Keputusan itu dari niat Jaemin sendiri dan lingkungan ini juga memaksaku untuk dekat denganmu. Sama seperti Jaemin mendekatkan dirinya padamu. Awalnya aku kesal sekali atas kenyataan tersebut, tapi setelah aku pikir lagi tak ada untungnya bagiku memusuhi mu dalam lingkungan ini. Ini juga bukan kesalahanmu seutuhnya, memang Jaemin saja yang berubah." ucap Jeno akhirnya menjawab maksud dari sikap baik yang tiba-tiba dia berikan untukku.

Mendengar ucapan Jeno tersebut mampu membuatku bernapas lebih lega. Memang tak ada cara lain untuk kami bertahan dalam lingkungan ini selain mengikhlaskan segalanya, tapi tentu tak melupakan segala perlakuan buruk yang telah Jeno lakukan padaku. Akan aku tunggu karma untukmu Jeno, tapi sambil menunggu waktu yang tepat bagaimana jika aku mainkan hatinya. Lucu juga jika aku bisa menarik hati lelaki ini, setidaknya ia bisa aku buat untuk berpihak padaku dalam kondisi apapun. Untuk membuatnya jatuh cinta, tak mungkin bisa karena dia sudah mencintai Jaemin dengan sangat.

Akan aku buat Jeno, Jaemin dan Haechan memusuhi Renjun. Sialan lelaki itu, sampai kapanpun aku tak akan pernah memaafkannya.

TBC

DERIUMWhere stories live. Discover now