25: Renjun

914 84 84
                                    

YOU POV

Selepas permainan panjang yang aku lalui bersama Haechan, aku bantu lelaki itu melepaskan sprei dan sarung bantal miliknya yang telah basah berkat cairan cinta kami. Lebih tepatnya cairan squirting yang tak bisa aku tahan saat bermain bersama Haechan. Lelaki itu memang selalu berhasil membuatku puas atas permainan yang ia berikan, namun kepuasan itu malah berakhir menjadi rasa sakit bagiku selepas permainannya. Tubuhku menjadi sakit, terutama bagian pinggang dan selangkangan yang rasanya seperti mau patah saking lamanya aku membuka paha. Perut bagian bawahku juga terasa sakit, apalagi saat aku buang air kecil. Rasanya seperti kewanitaanku terluka saking hebatnya permainan yang Haechan berikan.

Ya, aku puas namun rasa puas itu terlalu berlebihan sampai dibatas yang tak bisa lagi aku tahan. Haechan terlalu luar biasa untuk aku yang menyukai seks biasa saja.

Saat Haechan sedang memasang sprei dan sarung bantal baru pada kasur miliknya, aku masuki kamar mandi dalam kamar lelaki itu. Sengaja ingin bercermin untuk melihat kondisi leherku yang penuh tanda kemerahan. Sangat terlihat jelas, bahkan ada beberapa tanda yang telah berubah warna menjadi warna ungu di bagian dadaku. Rasanya tubuhku lemas sekali yang membuatku tak sanggup berdiri terlalu lama dalam kamar mandi ini. Setelah ku rapikan tatanan rambut dan buang air kecil, aku keluar dan mendapati Haechan tengah berbaring di atas kasurnya.

Tanpa memperdulikan lelaki itu yang terus menatapku dalam diam, aku cari keberadaan jubah mandi ku. Rasanya tubuhku kotor kembali setelah melalui permainan dengan Haechan, itulah sebabnya aku ingin membersihkan diri di kamarku sendiri. Namun, ketika aku telah menemukan jubah mandi ku, Haechan bertanya, "Mau kemana sayang? Sini, istirahat dulu!" sambil menepuk pangkuannya seolah mengajakku berbaring di atas pangkuan lelaki itu.

Aku gelengkan kepalaku, "Aku mau mandi lagi di kamarku." jawabku sambil berjalan menghampiri pintu kamar Haechan. Saat aku ingin meraih gagang pintunya, Haechan kembali memanggilku dengan lembut, "Y/n!". Refleks aku menoleh sebagai respon dari panggilannya. "Terima kasih!" yang langsung aku pahami maksud ucapannya. Aku berikan Haechan senyuman tipis dan anggukan kepala sebelum ku buka pintu kamarnya.

Tak ada seorangpun di ruang tengah, membuat keadaan dalam rumah ini terasa semakin canggung dan tak bersahabat. Niat hati ingin masuk ke kamarku sendiri, tapi aku tiba-tiba teringat akan keadaan Mark terkahir kali sebelum Haechan tarik aku memasuki kamarnya. Lelaki itu hanya bisa terbaring lemah di lantai dengan kondisi wajah yang babak belur.

Aku merasa sangat khawatir dan bersalah akan kejadian itu. Itulah sebabnya aku ubah niatku yang sebelumnya ingin kembali ke kamarku menjadi ke kamar dosen Mark. Aku ketuk pintu kamar Mark sambil memanggil, "Pak Mark!". Hening, tak ada jawaban apapun dari lelaki itu di dalam kamar. Langsung aku rubah panggilannya menjadi, "Daddy, apa kau didalam?" tanyaku sambil terus mengetuk pintu kamarnya. Tak berselang lama, aku dengar dengan samar, "Masuklah!" jawaban dari lelaki itu.

Terlihat Mark yang sedang duduk melamun sambil menatap ke arah luar jendela dengan wajah yang masih berlumuran darah. Bahkan, darah lelaki itu juga sampai mengotori jubah mandi yang Mark kenakan. Aku berjalan mendekati Mark yang terus diam dalam posisi yang sama. Seketika, tubuhku terasa lemas saking merasa kasihannya pada lelaki itu.

Tanpa kata, aku keluar dari kamar Mark untuk mengambil kotak P3K dalam kamarku, namun baru aku sampai di muka pintu kamarku. Aku merasakan seperti ada seseorang yang mengikuti ku, saat aku berbalik badan begitu terkejutnya aku saat mendapat pelukan mendadak dari Mark. Lelaki itu menangis hingga tersedu-sedu dengan tubuhnya yang bergetar hebat. Langsung aku ajak Mark masuk ke dalam kamarku untuk membuat lelaki itu tenang.

Aku biarkan Mark menangis dalam pelukanku, namun tangisku malah ikut pecah setelah mengingat kembali kenyataan yang begitu menyakitkan. Mengenai video DERIUM yang telah tersebar ke jagat maya. Aku yakin pasti Mark begitu terpuruk atas kenyataan tersebut. Setengah mati ia bangun karir dan nama baik hingga cemerlang seperti ini, lalu dengan mudahnya hancur berkat lingkungan yang bahkan tak sedikitpun menguntungkan dia. Aku yakin lelaki ini bukanlah dalang dari terbentuknya DERIUM seperti yang Haechan duga selama ini, karena kehidupan Mark juga sangat terdampak sama seperti diriku maupun anggota lainnya.

DERIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang