6. Bintang

22K 1.4K 10
                                    

.

§

.
Typo bertebaran
.

.
Happy Reading
.

§

.


Di ruangan serba putih dan tercium bau obat-obatan. Terdapat dua pemuda kakak beradik, sang adik yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan masker oksigen yang menghiasi wajahnya. Dan sang kakak menatap wajah adiknya yang terlihat damai, berharap cepat membuka mata. Ada rasa takut kehilangan dan tersirat penyesalan di mata sang kakak.

"Dek maaf~hah" Ucap Austin dan mengusap wajahnya kasar.

Saat di sekolah setelah membawa Bintang ke UKS. Guru piket menyuruhnya untuk membawa Bintang ke rumah sakit,karena ke adaan Bintang yang pingsan.

BRAK

Terdengar suara dobrakan pintu. Austin langsung menoleh kearah pintu, memunculkan sekarang suami istri yang tampak khawatir.

"Bagaimana keadaan adeknya sayang?"ucap wanita tersebut Selena de Reinhard Ibu dari Austin dan Bintang, memeluk Austin.

"Honey tenang" Ujar Dwinson de Reinhard Ayah dari Austin dan Bintang

"Adek gapapa Bun, asmanya sempat kambuh. Tapi sekarang udah gapapa"

"Eengh~"

Semua yang ada di sana mengalihkan perhatian pada asal suara. Tampak terpampang jelas ke khawatiran di wajah mereka.

"Sayang ada yang sakit?" Tanya Selena dengan lembut dan mengusap kepala sang anak.

Bintang yang mendapat usapan di kepalanya menepis tangan sang Bunda pelan karena dia masih lemas. Bintang menatap ke dua orang tuanya dan kakaknya dengan tatapan mata yang sayu tersirat kebencian dan rindu di sana.

"Kenapa kalian disini? Keluar" Ucap Bintang dengan suara yang serak

"Sa-sayang hiks"

"Gue bilang keluar"

"Kami minta maaf boy, kami salah"

"Keluar atau gue yang keluar"

"Sa-sayang tenang ya hiks"

"KELUAR" Dengan ke dua mata yang berkaca-kaca Bintang mengusir kedua orang tua dan kakaknya itu.

"De-dek tenang dulu"

Bintang duduk dan saat akan melepas masker oksigennya, mereka buru-buru mencegahnya dan berjalan keluar dengan perasaan campur aduk, mereka menyesal.

Hening

Sekarang di ruangan  itu hanya ada Bintang, perasaan yang sesak di dada bukan karena asmanya tapi ke dua orang tua dan kakaknya.

"Hiks~ hiks hiks" Bintang menangis

"Kenapa hiks kenapa sekarang hiks mereka kembali hiks"

"Gue benci hiks benci hiks"

Mereka yang diluar mendengar Bintang merasa sakit hati dan kecewa pada diri sendiri. Austin langsung menjauh pergi dari sana, dia tidak kuat melihat adiknya seperti itu. Sedangkan Win dia mencoba menenangkan sang Istri.

"Win hiks anak kita hiks"

"Ssttt tidak apa-apa kita coba pelan-pelan"

"Hiks iya, seharusnya hiks kita lebih percaya Bintang dari pada foto itu hiks"

BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang