24

6.7K 649 15
                                    

.

§

.
Typo bertebaran
.

.
Happy Reading
.

§

.

Di sebuah ruang kerja yang didominasi warna emas terdapat dua orang yang berbeda usia tengah membicarakan sesuatu.

"Kau telah melakukan kesalahan" Ungkap yang lebih tua

"Tidak"

"Aku tidak melakukan kesalahan apapun kepadamu" Ucap yang lebih muda dengan santainya, Agam Frinza Smith.

"APA MAKSUDMU TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN HAH?!!!" Bentak Magasa

"Aku memang tidak membuat salah, yang salah adalah dirimu sendiri tuan Magasa" Mendengar ucapan Agam, Magasa mengeraskan rahangnya.

"Istrimu mati karena kelalaianmu sendiri, kenapa anda menyalahkan orang lain" Lanjutnya langsung disambut dengan cekikan dilehernya.

"DASAR SIALAN"

"ANDRE" Panggilnya pada asisten kepercayaannya.

"AMBILKAN PERALATANKU"

"Baik tuan"

Agam yang mendengar perintah Magasa malah terkekeh sinis.

"Emang l-lo yang u-udah bunuh istri lo begok" Magasa langsung saja melempar Agam sampai menghantam tembok dan terbatuk.

Ia sebenarnya cukup heran karena perlawan yang dibuat oleh 'anak kandungnya' ini.Yang ia manfaatkan untuk masuk ke keluarga musuhnya? Mungkin.

Agam itu hanya anak yang ingin kasih sayang, anak yang mudah dimanfaatkan meskipun ia tahu bahwa ia dimanfaatkan. Bodoh bukan dia.

Kita tidak tahu jalan pikiran Agam. sebut saja Agam itu buta, buta akan kasih sayang.

"Uhuk huk uhuk hah"

"Kau bodoh Magasa, andai kau menjaganya dengan baik pasti hal ini tidak terjadi" Ucapnya setelah batuknya mereda.

"Tuan ini alat yang anda minta"

"Kau bisa pergi"

"Baik tuan" Ucap Andre berlalu pergi

"Mari kita mulai" Ujar Magasa mengambil cambuknya, sebenarnya Agam sedikit takut. Sebelumnya ia juga pernah mendapatkan kekerasan dari Magasa sebelum masuk ke keluarga Smith.

Magasa mendekat kepada Agam dengan menggenggam cambuk di tangannya.

Ctas

"Hitung" Perintahnya

Ctas

"Aku bilang hitung jika salah maka akan diulang dari awal" Ucapnya dengan smirk, cambukan Magasa tak main-main sekali cambuk menimbulkan bekas kemerahan dan sedikit darah.

Ctas

"Sa-satu"

Ctas

"Du-dua hah"

.

.

Mau tau sebuah cerita?

Rosalia Zila Garcia istri dari Magasa Xander Garcia, Rosa adalah wanita yang lemah lembut dan  pengertian. Setelah 4 tahun menikah mereka baru dikarunia seorang buah hati. Magasa sangat posesif dengan kehamilan pertama istrinya ini, bukan karena apa sebenarnya Magasa pernah dipaksa untuk bercerai dan menikah lagi karena Rosa di segera hamil oleh keluarganya.

Rosa bukan dari keluarga miskin juga bukan dari keluarga kaya, dia hanya dari keluarga yang sederhana. Sebab itu keluarga Magasa yang memang dari kalangan kelas atas bisa menekannya bahkan menyindirnya secara terang-terangan.

Magasa yang tidak terima perlakuan keluarganya terhadap Rosa akhirnya pergi meninggalkan rumah dengan bersama Rosa.

Setelah 4 tahun penantian mereka terbayarkan, Rosa dinyatakan positif hamil. Tapi karena kebodohan Magasa pada saat itu yang lebih mementingkan pekerjaannya, Rosa yang tengah mengandung anaknya selama 7 bulan itu harus chek up sendiri bersama Andre asisten kepercayaan Magasa atas perintah Magasa.

Tapi saat dipertengahan jalan menuju rumah sakit mobil yang ditumpangi Rosa mengalami kecelakaan dan saat itu juga Rosa mengalami pendarahan.

Magasa yang mendengar berita itu langsung bergegas menuju rumah rakit, tapi setelah di sana ia harus dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit, ia harus menyelamatkan istrinya atau anaknya. Ia memilih untuk menyelamatkan istrinya, tapi takdir berkata lain istrinya meninggal karena kehabisan darah dan anaknya yang selamat.

Dengan kesedihan yang mendalam ia malah membenci dan mengabaikan anak peninggalan terakhir istrinya itu. Ia juga mencari dalang dari kecelakaan tersebut yang menurutnya disabotase, dan benar saja ia menemukan dalang dari kecelakaan tersebut adalah sahabatnya sendiri Edgar Smith sahabat yang sudah ia anggap saudara.

.

.

.

Masih terdengar suara cambukan dari ruangan tersebut.

Ctas

"Li-limah puluh hah ha" Ucap Agam dengan mempertahankan kesadarannya. Keadaan tidak baik-baik saja, pakaian yang ia kenakan sobek di mana-mana bahkan ada bercak darah disana.

Terlihat Magasa yang membuang cambuknya kesembarang tempat, lalu ia menghampiri Agam menarik kerah baju yang Agam kenakan. Ia memukul wajah Agam tanpa belas kasih membuat hidung dan sudut bibir Agam berdarah.

Diambang batas kesadarannya Agam masih dapat mendengar Magasa yang mengajaknya ke suatu tempat.

"Mari pergi ke sana dan membuat kejutan" Ucap Magasa

Dan kegelapan akhirnya menyelimuti Agam.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
______________________________________

Sedangkan di sisi lain terdapat Alvin yang baru saja pulang sekolah. Dan terdapat teman-temannya yang mengantar Alvin padahal mereka bawa motor sendiri-sendiri.

Mereka saat ini sedang didepan gerbang Mansion Alvin, kenapa mereka didepan gerbang tidak masuk jawabannya hanya ingin. Bahkan mereka masih duduk di atas motor masing-masing.

"Beneran nih gak mau main" Tanya Dean sekali lagi pada Alvin

"Iye, udah dibilangin juga gak mau"

Entah mengapa mereka dari tadi mengajak Alvin untuk main diluar, bukannya mereka bisa main di rumah Alvin tapi mereka tidak ingin main di rumah Alvin.

"Main aja di rumah kalau mau, ini mumpung didepan gerbang kan nanggung gak masuk" Ujar Alvin

"Gak mau"

"Maunya diluar" Jawab Bintang, mereka dari tadi seakan tidak ingin lepas dari Alvin. Alvin juga tumben banget gak mau diajak keluar, biasanya mah gass aja.

"Yaudah kalau gak mau Alvin mau masuk dulu aja"

"Yah, pulang aja deh kalau gitu"

"Oke" Jawab Alvin memasuki kawasan rumahnya meninggalkan mereka yang masih menatap Alvin dari jauh.

"Hah~ entah mengapa perasaan gue gak enak" Ungkapan Bintang

"Gue juga" Jawab Dean

"Pulang" Ucap Aksa, ia juga mereka apa yang teman-temannya rasakan.

"Abang harap kamu baik-baik aja dek" Batin Aksa melakukan motornya meninggalkan kawasan rumah Alvin.

BerubahWhere stories live. Discover now