5. Bethesda Terrace

1.9K 185 28
                                    

Mr. Smith
‘Supposed to be your daddy’

 Smith‘Supposed to be your daddy’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you enjoy it
Happy reading

.





"Hai Vic,"

"Gimana keadaan kamu? Udah baikan?" Smith melangkah memasuki ruangan Jake. Memang Jake yang memintanya untuk datang karena ingin makan malam dengan Winter, Jay dan Isabelle malam ini.

Berhubung Vicky tadi mengirim pesan bahwa gadis itu akan ke kampus Smith hanya berharap bisa berpapasan dengannya. Ternyata Dewi Fortuna memang sedang memihaknya. Buktinya tanpa berupaya mencarinya di departemen musik di Juilliard yang luas ini Vicky ternyata sedang berada di ruangan Jake.

"Oppa kok bibir Vicky luka gini?" Katakanlah itu sebuah tebakan. Tapi kenyataannya itu tepat sasaran. Danielle tidak bisa untuk tidak curiga pada Smith. Danielle memicing curiga kala Smith berjalan mendekat. Ia menuding terang – terangan dengan jari telunjuk yang mengarah pada bibir Vicky.

"Loh kok jadi Oppa sih Danielle?" Smith hanya terkekeh singkat sambil melirik Vicky yang kini tampak amat kaku. Vicky tidak bisa untuk tidak gugup, ia terlampau jengah bahkan untuk melihat pria itu sekarang. Ia tidak bisa dengan mudah menerima kenyataan bahwa ia dan Smith telah melakukan sesuatu yang sangat panas semalam. Masih dengan jelas terekam dalam benaknya. Ia merutuk dirinya sendiri karena melakukannya dalam keadaan sadar. Tau begitu ia minum alkohol dulu sedikit.

"Siapa tahu Oppa macam – macam sama temanku. Semalam yang terakhir kali sama Vicky kan Oppa," Jake yang mendengar adik sepupunya hanya menggeleng tak habis pikir. Ia tak tahu saja kalau teman Dokternya yang satu itu telah melakukan hal yang Danielle ucapkan.

"Gimana paha kamu?"

"B—baik Sir," Vicky reflek menjauh selangkah kala Smith semakin mendekat. Ia bahkan tak sedikitpun menatap Smith yang berdiri disebelahnya. Dilirik pun tidak. Vicky hanya ingin melarikan diri dari sini sekarang juga.

"Hah? Tadi katanya perih, susah buat jalan. Kok jadi baik sih jawabannya? Kamu nggak boleh bohong sama Dokter." Danielle berkata polos sambil menatap Vicky dan Smith bergantian. Sementara Vicky sudah melebarkan matanya dan mendelik pada Danielle. Berbeda dengan Smith yang tertawa kecil sambil menyentuh ujung hidungnya dengan buku jari telunjuk.

"Iya, benar kata Danielle. Kamu nggak boleh bohong sama Dokter," Smith turut menimpali perkataan Danielle. Ia tahu kalau Vicky berusaha untuk menghindar. Apakah gadis itu malu sekarang? Padahal jelas – jelas menyerahkan diri terlebih dahulu padanya. Walaupun Smith tahu ada kebutuhan lain yang Vicky inginkan darinya. Tapi ia tak masalah.

"I—iyaa, s—sakit pas mau j—jalan," Wajah Vicky memerah setelah mengatakan itu. Ia tak tahu lagi harus menghindar dengan cara apa. Danielle akhirnya tersenyum setelah temannya berkata jujur.

MR. SMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang