49. Epilog

681 87 28
                                    

Mr. Smith
'Supposed to be your daddy'

 Smith'Supposed to be your daddy'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you enjoy it
Happy reading

.

"Aku rasanya mual gitu Sir." Ujar Vicky saat mereka telah menginjakkan kaki di bandara internasional John F. Kennedy. Lebih tepatnya terletak di Jamaika, Queens, kota New York. Perasaannya mendadak tak enak jika harus menghadapi badai yang lebih besar kedepannya. Vicky takut jika hal ini bisa merusak karir Smith.

Iya, kabarnya terdengar begitu cepat. Pun Smith tak menyadari darimana kebocoran itu berasal. Media bahkan sudah menyorot bahwa ia menikahi gadis belia. Dunia bisnis, terutama bisnis fashion agaknya memanas mendengar berita itu.

Atas persetujuan Vicky, Smith membawa wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu kembali ke Manhattan. Irish? Tentu saja ikut, tampaknya balita itu lelah setelah menghabiskan 14 jam lamanya di atas udara dan kini tertidur dalam gendongannya. Di saat Seoul mungkin akan mengakhiri musim dinginnya, New York justru baru memulai musim itu. Dan kini mereka tak perlu bersusah payah beradaptasi akan cuaca, toh kurang lebih sama.

"Kenapa?"

"Aku nggak siap..."

"Nggak papa, tenang aja. Kamu nggak usah khawatir, kali ini apapun yang terjadi saya bakal lindungi kamu, ya?"

Saat keluar sudah ada mobil yang menunggu mereka. Saat barang mereka sudah masuk semua ke dalam bagasi, mereka kemudian melaju untuk pergi ke Manhattan. Kurang lebih menghabiskan waktu setengah jam hingga mereka memasuki pulau Manhattan.

Entahlah, Vicky mendadak gugup saat maniknya mulai menangkap satu - persatu pemandangan yang masih terasa familiar baginya. Semuanya seolah bergerak lambat seakan ia ditarik mundur kembali ke masa itu. Indah, bahagia, sedih, hancur, marah, benci, cinta, kehilangan, semuanya. Vicky merasakan semuanya saat ia berada di sini dahulu.

"Are you okay?"

Vicky yang tadinya fokus menatap ke luar jendela kini mengalihkan atensinya saat merasakan usapan hangat pada telapak tangannya.

"Aku masih takut."

"It's okay. Nggak ada bisa nyakitin kamu lagi."

Smith merangkul pundak Vicky dan mengusap kepala sang dara. Ia mengecup singkat pucuk kepala istrinya dan membawa wanita itu untuk bersandar padanya.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 40 menit, mereka tiba di 57th street. Vicky mendadak déjà vu dengan perasaan ini. Terlalu banyak memori yang tercipta di tempat ini hingga dirinya termenung menatap gedung pencakar langit itu.

"Baby, kita udah sampai." Lamunan Vicky buyar saat merasakan tepukan ringan di bahunya. Mereka kemudian memasuki bangunan mewah tersebut. Barang beserta beberapa koper langsung dibawakan pekerja di sana.

MR. SMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang