33. Hurt Me Again

830 101 12
                                    

Mr. Smith
'Supposed to be your daddy'

Warning⚠️⚠️⚠️This chapter contain 🔞 contentPlease, be wise!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning⚠️⚠️⚠️
This chapter contain 🔞 content
Please, be wise!

Hope you enjoy it
Happy reading


.

"Hei, kau mimisan Vic."

Mendengar hal itu Vicky langsung saja meraba hidungnya. Benar saja saat jarinya dihiasi cairan merah kental, pantas ia merasa pusing sedari pagi. Tapi untungnya sebentar lagi ujian tertulis ini selesai. Mau bagaimanapun Vicky memilih untuk menekan hidung dengan ujung lengan bajunya daripada mengikuti ujian ulang minggu depan.

"Aku baik Danielle, tenang saja."

Vicky memasang senyum terbaiknya. Sementara si gadis Aussie tak bisa berbuat banyak apalagi keadaan mereka yang kini sama - sama mengerjakan ujian tertulis. Danielle hanya bisa merasa khawatir sambil sesekali melirik Vicky yang tampak pucat dan sayu.

90 menit berlalu dengan begitu cepat. Tak terasa bahwa waktu begitu singkat. Vicky berjuang hingga akhir walau kertasnya sedikit terkena noda darah. Beberapa mahasiswi yang meninggalkan ruangan tampak sedikit menjerit tertahan saat keluar dari aula, tampak begitu excited. Entah apa yang membuat mereka begitu, Danielle pun heran.

"Vic kau sehat?"

Danielle yang baru saja kembali setelah mengumpulkan lembar jawabannya segera menghampiri sang karib yang merebahkan kepala pada meja.

"Vic? Astaga!"

Danielle kaget saat memegang kening Vicky yang terasa sangat panas. Sepertinya gadis itu demam tinggi, belum lagi blouse putih Vicky yang lengannya penuh noda darah.

"Vicky, bangun!" Danielle menepuk - nepuk pelan pipi Vicky. Perlahan manik amber itu terlihat setelah mengerjap beberapa kali.

"Kita ke klinik ya?" Vicky hanya bisa mengangguk. Ia sangat lemas jika harus pulang ke flat miliknya sekarang.

Setelahnya Danielle menuntun karibnya itu ke klinik dengan merangkulnya. Untung saja petugas kesehatan yang berniat sarapan pagi belum pergi jauh, sehingga Vicky bisa diberi penanganan secepatnya.

Danielle kini duduk di samping ranjang milik sahabatnya itu. Ia hanya bisa melihat wajah pucat Vicky yang damai dalam tidurnya. Hening menyapa, hanya ada suara tetesan infus yang perlahan turun.

"Aku tidak pernah melihatmu sering sakit begini. Kau ada masalah?"

Namun pihak yang ditanya masih setia menutup matanya damai. Membiarkan gadis bernama belakang Allen itu bertanya sendirian.

"Aahh, padahal Rain tadi sedang di kampus. Kalau kau tahu mungkin kau juga bersemangat ingin bertemu dengannya."

Ya, kejadian heboh yang sempat terjadi tadi adalah karena ulah Rain yang datang ke Juilliard. Entah apa tujuannya, yang jelas hal itu pasti bisa membuat Vicky senang.

MR. SMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang