Amanda Ryana Ahmad

333 75 17
                                    

🌸Aku Merindu part 2🌸

Kedua orang berbeda jenis itu sama sama tengah memandang heran. Tidak sangka akan bertemu lagi di tempat yang tak terduga. Lelaki itu semakin dibuat penasaran, begitu juga dengan si wajah cantik perempuan yang selalu saja dia panggil Andin.

"Mas yang waktu di Mekah itu, kan?" tanya si perempuan.

"Andin ... bagaimana kamu?"

Dengan sedikit terbata Al mencoba bertanya. Sayang, perempuan itu langsung pergi  meninggalkannya karena merasa sedikit takut saat melihat tatapan Aldebaran padanya. Al membalikkan badan melihat sosok perempuan tersebut dengan seksama. Wajahnya begitu mirip, dari gestur tubuh, senyum hingga ekspresi mimik wajah yang sama. Namun, bedanya perempuan itu menggunakan kerudung.

Al terus memperhatikan perempuan yang dijemput oleh seorang lelaki yang menghampirinya. Lelaki itu terlihat tengah meraih koper dan meminta si perempuan masuk ke dalam mobil. Al menarik napas perlahan, tanpa diduga perempuan itu menoleh juga ke arahnya. Masih dengan sejuta keheranan yang ada di pikirannya. Namun, segera perempuan itu memberikan senyum dan menundukkan pandangannya.
Selama di perjalanan menuju rumah, Al tak tenang sebab memikirkan perempuan tadi.

'Siapa dia sebenarnya? Kenapa begitu mirip dengan Andin? Apa dia kembaran Andin? Jangan-jangan pak Surya tidak tahu jika punya anak kembar?'

Pikiran Al terus saja menerawang dengan segala pertanyaan seputar perempuan itu. Dia sungguh penasaran. Adakah orang yang sama di dunia ini, meski bukan saudara kembar? Ah ... membuat dirinya dilema. Yang pasti ini bukanlah mimpi, di mana baru saja dirinya bertemu sosok wanita yang tidak berbeda dari sang istri dan hanya saja perempuan itu terlihat anggun karena memakai jilbab.

'Jika itu benar kamu, sungguh aku seperti mendapat keajaiban, Ndin.'

Rendy dan Riza melihat ekspresi Aldebaran dari kaca spion. Kedua asisten itu saling melirik satu sama lain. Mereka pikir pasti majikannya tengah kecapean sepulang dari perjalanan umroh. Sekitar tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di pondok pelita. Al disambut ibu dan kedua anaknya. Mereka melepas rindu setelah beberapa hari tidak bertemu. Kebahagiaan hadir di raut wajah anak-anak, begitu juga dengan Al yang langsung menggendong Askara.

***

Di kediaman lain. Mobil hitam merayap perlahan ketika tiba di tujuan sebuah rumah mewah yang tidak jauh dari bandara. Rumah berornamen timur tengah bercat warna putih telur juga gerbang tinggi yang menjulang. Gerbang terbuka otomatis saat mobil itu masuk. Sang perempuan yang sudah lama tidak menginjakkan kaki di sana tersenyum lebar kala melihat pemandangan sisi kiri dan kanan di sekitar taman rumah. Seperti sebuah bungalow bahkan istana. Kebun terawat juga terjaga kebersihan sekitar areanya. Tidak lama mobil berhenti di depan teras rumah. Seorang pelayan muda menunggu dan hendak membuka pintu mobil saat perempuan itu keluar.

"Apa kabar Non?" sapa si pelayan.

"Assalamualaikum," ucap perempuan itu seolah menyindir pelayannya.

"Waalaikumusssalam, maaf non ... lupa beri salam," jawab si pelayan cengengesan.

"Kamu gak berubah, ya. Untung diingatkan. Kalau diulangi aku gak mau di sapa sama kamu," ujar si perempuan.

"Non bisa aja. Nanti saya sedih kalau non gak mau nyapa saya," keluh pelayan.

"Makanya, kalau ada tamu itu beri salam dulu. Kalau Abi Hisyam tahu pasti kamu diomelin."

"Jangan, non .... "

Perempuan itu terlihat senang melihat si pelayan khawatir karena ulahnya.

"Aunty Amanda!" seru anak laki-laki berusia delapan tahun sembari menghamburkan diri pada perempuan yang bernama amanda tersebut.

Aku MerinduWhere stories live. Discover now