Di jodohkan

240 60 6
                                    

Hari yang ditunggu umat Islam setelah selesai berpuasa selama satu bulan akhirnya tiba. Hari yang disebut dengan hari kemenangan. Umat muslim merayakan dengan berjamaah salat Ied di masjid hingga di lapangan terbuka karena banyak jama'ah yang selalu hadir. Keluarga Abdullah pun salat di masjid terdekat begitu juga keluarga Alfahri. Suasana Idul Fitri mereka lewati dengan silaturahmi dan saling bermaaf-maafan. Rosa terharu dengan putra dan kedua cucu juga para asisten rumah tangga yang begitu memuliakan dirinya sebagai yang paling tua di keluarga. Ia berbisik pada telinga Aldebaran.

"Nanti Mama ingin bicara hal yang serius dengan kamu."

Al mengangguk perlahan. Pasti ibunya ingin membahas sesuatu yang pernah tertunda diantara mereka. Satu jam setelahnya Elsa dan Surya datang, mereka disambut semua yang kemudian saling bersalaman. Rosa senang besannya datang tepat waktu. Setelah ini mereka akan bertakziah ke makam keluarga.

Di makam semua khusyuk berdoa untuk yang sudah tiada. Rosa menangis begitu juga Elsa. Perasaan wanita mudah terenyuh
Al justru menatap nisan Andini karisma Putri dengan perasaan rindu. Ia bersama Askara dan Reyna menaburkan bunga di atas pusara sang istri.

"Saya rindu kamu, Ndin. Jika memilih ingin rasanya saya menyusul kamu, tetapi saya sadar ada tanggung jawab yang tidak boleh ditinggalkan," ucap Aldebaran sambil menoleh ke arah dua orang anaknya.

"Reyna dan Askara butuh saya. Mereka sudah besar sekarang, mereka juga selalu merindukan kamu."

"Reyna kangen Mama," celetuk Reyna sambil menitikkan air mata.

"Iya, Nak. Papa mengerti." Al mengelus rambut putrinya untuk menenangkan, sedangkan Askara hanya bisa menatap mereka dengan sendu. Begitu juga dengan semuanya.

***

Berbeda dengan Amanda dan keluarga. Mereka berada di sebuah panti asuhan tempat di mana Rasya dulu tinggal. Panti asuhan Amanah bunda. Tempat tersebut merupakan yayasan milik keluarga Ahmad
yang sudah berdiri lama. Almarhumah istri Ahmad yang berinisiatif untuk mendirikan panti. Ia adalah ibu dari Abdullah Ahmad dan Hisyam Ahmad. Ahmad memiliki dua orang istri, dari keduanya lahir anak laki-laki tentunya Abdullah dan Hisyam. Meski berbeda ibu, dua saudara ini sangat akur dan saling mengasihi satu sama lain. Setelah menikah, Abdullah memiliki anak yang ia beri Amanda, sedangkan Hisyam hingga istrinya meninggal belum dikaruniai anak sehingga ia memutuskan mengadopsi salah satu anak panti yaitu Rasya. Saat usia dua tahun, Rasya dibawa dan dibesarkan oleh Hisyam Ahmad.

"Anak-anak .... " Panggil ibu panti melambaikan tangan pada anak-anak panti.
Semua anak-anak itu kompak mendekati tamu yang datang.

"Abi Abdullah dan Abi Hisyam datang bawa hadiah. Kalian semua jangan lupa menyalami beliau dan ucapkan .... "

"Terima kasih," jawab semua anak kompak.

"Betul, satu-satu ya jangan rebutan."

Ibu panti meminta anak asuhnya untuk mengantri berbaris. Mereka antusias menyalami keluarga Ahmad. Amanda terlihat senang karena dia yang membagikan amplop untuk anak-anak yatim itu. Rasya bagian memberi hadiah berupa kotak dus yang sudah tersusun. Abdullah dan Hisyam terharu melihatnya.

"Semoga setelah kita tidak ada, panti ini tetap berjalan," ujar Abdullah.

"Itu harus, Mas. Ini kan peninggalan ummi kita. Kewajiban kita mengelola dengan baik. Kupikir sudah saatnya Amanda di angkat sebagai ketua yayasannya," kata Hisyam.

"Tentu. Hanya saja aku belum berani."

"Kenapa? Apa yang membuat mas ragu?"

"Dia masih bersikap manja. Apa lagi padamu Hisyam. Dia lebih dekat dengan pamannya dari pada aku ayah kandungnya"

Aku MerinduWhere stories live. Discover now