Keputusan

244 50 10
                                    

🌸 Aku Merindu part 22🌸

Hawa dingin menjalar membuat keduanya semakin mengeratkan pelukan.Kegundahan yang dirasakan lenyap oleh perasaan tidak menentu. Aldebaran menarik napas dalam tanda ia menerima semua ini. Takdir jika dirinya memiliki dua istri yang sama namun beda. Sama rupa juga raga beda perasaan dan cinta. Tentu saja cinta untuk Andini karisma putri begitu dalam dan rasa sayang hadir untuk Amanda seutuhnya. Lelaki itu tidak mau menyalahkan takdir lagi.

Kali ini Amanda seolah titisan Andini karisma putri meskipun tidak berhak di sama ratakan. Al ingin kasih sayang pada Amanda mulai tercurahkan tanpa ada rasa menyesal sedikitpun. Sentuhan yang ia berikan malam ini adalah ketulusan hati dan perasaan yang mulai tumbuh indah. Keduanya saling membalas sentuhan juga rasa yang diberikan.

"Mas," lirih Amanda saat Aldebaran mengecup keningnya. setelah apa yang mereka lalui bersama. Terasa manis hingga perih namun indah menuai rasa tak mampu lagi diungkapkan.

"Kamu tidak marah Amanda? Tanya Al memastikan.

"Untuk apa marah? Ini kewajiban kita. Kamu tidak menyesalkan, Mas?"

"Tidak. Aku menyukainya."

"Aku juga." Amanda tersipu saat membalas ungkapan Aldebaran. Lelaki itu menatap Amanda kemudian kembali merasakan manisnya surga dunia yang sudah lama tidak menyapa.

"Aku menyayangimu, Amanda," bisik Aldebaran dibalik telinga Amanda.

Setelah melalui pengakuan dan perasaan sukacita, Amanda begitu juga Aldebaran mulai terlihat mesra hingga membuat semua orang di pondok pelita merasakan kebahagiaan itu. Mirna dan Kiki yang paling semringah. Elsa pun hadir bersama Rendy yang membuat semua orang bertanya pada mereka.

"Apa kamu dan Rendy jadian?" Tanya Rosa penasaran.

"Gak, kok. Tapi kalau mas Rendy nya nembak, Aku gak bakal nolak tante," ujar Elsa tersenyum. Sementara Rendy tersedak dan salah tingkah mendengarnya.

"Elsa jangan membuat asistenku berharap," ketus Aldebaran.

"Memangnya mas Rendy berharap? Bagus kalau seperti itu. Aku bosan jadi jomblo," ungkap Elsa sambil meraih sepotong roti yang ada di hadapannya.

"Elsa?" timpal Surya.

"Papa mungkin jodohku Mas Rendy. Kulihat dia baik, perhatian dan berwibawa. Gak kalah sama Aldebaran."

Seketika Rosa dan Surya pun Aldebaran tertawa, sedangkan Rendy dan Elsa justru saling tatap. Amanda menyikut lengan Al agar memperhatikan asisten dan adik iparnya tersebut.
Keduanya berbisik," Mungkin mereka jodoh, seperti kita juga."

"Oh .... " Amanda melirik Al dan mengangguk pelan.

Mereka kembali sibuk makan siang bersama di mana setiap hari Minggu semua berkumpul di pondok pelita tidak terkecuali Rendy dan Elsa. Reyna juga Askara sibuk bermain di taman. Kedua anak itu terlihat kompak satu sama lain meski berbeda usia. Askara selalu ikuti arahan kakak kandungnya. Bocah itu sangat menggemaskan ketika bermain bola. Kakinya terus menendang ke arah gawang di mana Reyna jadi penjaganya.

"Yey, Gol!" teriak Kiki dan Mirna saat melihat Askara mampu memasukkan bola ke gawang. Reyna justru terlihat lelah namun tersenyum lebar dan ikut senang adiknya berhasil.

Gerbang rumah terbuka saat dua mobil sedan hitam datang dan menepi di parkiran. Sosok Abdullah dan Hisyam juga sosok anak kecil lelaki datang ke pondok pelita. Reyna menoleh ke arah mereka dan tersenyum lebar ketika tahu siapa yang datang.

"Kak Rasya!" seru Reyna.

"Hai Reyna," sapa bocah itu.

Mereka sudah saling mengenal walaupun lewat sosial media karena Rasya baru kali ini ke pondok pelita. Amanda mengenalkan mereka jika sedang berkomunikasi lewat telepon. Begitu juga Hisyam dan Abdullah. Ayah juga paman Amanda datang hari ini membuat semua orang yang tadinya di ruang keluarga datang menyambut mereka.

Aku MerinduWhere stories live. Discover now