Risih

222 63 6
                                    


Amanda merasa risih karena ada sosok mata yang sedari tadi mengawasi. Dia tidak habis pikir dengan lelaki yang duduk di meja lainnya. Tatapan lelaki itu begitu intens terhadapnya, seolah sedang mengulik dirinya sendiri. Hisyam dan Abdullah pun heran dengan sikap Amanda.

"Ada apa, Nak?" tanya Abdullah.

"I--iya, Abi ... ada apa?" jawab Amanda terbata.

"Ditanya, kok, balas nanya sih."

"Kamu dari tadi kayak kurang nyaman begitu. Apa kamu sakit?" tanya Abdullah lagi.

"Apa restorannya kurang sreg sama kamu?" giliran Hisyam yang bertanya.

"Bu--bukan gitu, Abi Hisyam. Aku cuma .... "

"Cuma apa, Nak?"

Amanda menarik napas perlahan dan menghentikan makannya. Hal itu rupanya terlihat oleh Aldebaran.

"Kenapa Abi gak pesan ruangan khusus. Di ruang VVIP, aku memang sedikit risih di sini, abi," ujar Amanda pada Abdullah.

"Ini rekomendasi Abi Hisyam, bukan abimu yang ini," balas Abdullah tertawa.

Amanda berdecak kesal dan membuat Hisyam mengerutkan kening.

"Kamu tidak suka dengan tempatnya?"

"Sedikit kurang nyaman, maaf ya Abi Hisyam." Amanda tengah berbohong padahal dia risih dengan tatapan Aldebaran yang terus saja menghujam padanya.

'Aku harus laporin Abi atau tidak ya tentang lelaki itu. Sungguh keterlaluan, dari tadi lihatin aku terus,' gumamnya dalam hati.

"Hei ... jangan ngelamun," kata Hisyam.

"Sudah, sebentar lagi juga selesai makannya. Setelah ini kita coba sholat Maghrib di masjid terdekat."

"Betul, lagi pula jarang-jarang kita makan di restoran seperti ini. Nanti Abi Hisyam bawa kamu ke restoran spesial."

"Maaf, ya, Abi ... bukan maksud Amanda."

"Iya, Abi paham. Kamu masih penyesuaian di Jakarta."

"Sejak kapan anak Abi menggerutu begitu. Biasanya anak Abi selalu bersyukur dengan apa yang diberikan." Giliran Abdullah yang seolah menyindir Amanda.

"Gak tahu, deh Abi. Perasaan amanda lagi gak enak aja."

"Biasa lah, Mas. Kita maklum, dia kan satu-satunya perempuan di keluarga kita. Mungkin karena di sini sedang banyak pengunjung jadi putrimu itu sedikit risih dengan tatapan orang-orang padanya.

"Aku paham, ada gadis muda cantik sedang menemani dua abinya yang masih terlihat tampan dan gagah. Jadinya semua orang iri mungkin," kata Abdullah bercanda yang diiringi tawa oleh Hisyam.

"Abi genit," timpal Amanda mengerucutkan bibirnya.

wanita itu lalu menoleh ke arah Aldebaran yang sedang mengunyah makanan di sudut lain. Aldebaran tidak melihat jika Amanda tengah bersama keluarganya. Karena dua lelaki itu hanya terlihat arah belakangnya saja.

"Oh ya pak Al, sepulang dari umroh anda terlihat berbeda," ujar si klien."Besok sudah mau lebaran. Kami ingin mengucapkan lebih dulu, karena pasti besok kita tidak akan bertemu," ujarnya lagi.

Al mengangguk tersenyum," sama-sama pak Wisnu. Saya juga ingin minta maaf sekiranya ada kekeliruan yang sudah saya dan tim buat."

"Kami bersyukur bisa bekerja sama dengan anda. Hasilnya sungguh memuaskan, produk kita naik tujuh puluh persen."

"Alhamdulillah."

"Kami dengar ada investor baru yang ingin bergabung, pastinya perusahaan pak Al akan semakin besar."

Aku MerinduHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin