Chap 3~Tak Sudi Melayani

213 30 14
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Jennie POV

Aku berjalan dengan lemah tak bersemangat menuju ke sebuah kamar yang telah disediakan, sesuai petunjuk wanita yang menjadi asisten Tn. Lee yang saat ini berjalan di depanku.

"Ingat ya, kali ini kau jangan membuat ulah lagi jika kau tak ingin dihukum yang lebih parah lagi oleh Tn. Lee. Mengerti kau?!" Wanita itu berpesan padaku sambil mendelik.

Aku hanya bisa mengangguk dengan terpaksa, karena hatiku berkata tidak.

"Cepat masuk sana!" Wanita itu membuka pintu dan langsung mendorongku masuk ke dalam dengan kasar, setelah itu ia pun kembali menutup pintu, lalu pergi.

Dan kini aku melihat ke depan, tepatnya ke atas tempat tidur dihadapanku. Seorang Ahjussie berperut buncit yang berumur kira-kira 50 tahunan, tengah berbaring diatasnya tanpa atasan, dan hanya mengenakan celana boxer berwarna hitam, kini menatapku dengan lapar sambil memeletkan lidahnya berulang kali. Sungguh menjijikan, batinku.

"Hai, cantik! Mendekatlah kemari, sayang!" ujarnya dengan mata yang dikedipkan sebelah.

Tentu saja aku tak mau menuruti permintaannya. Aku tetap berdiri ditempatku berada saat ini, yakni di dekat pintu.

"Yak! Kau dengar tidak? Kemarilah, cepat!!" perintahnya lagi, namun kali ini nada suaranya dinaikkan sedikit.

"Ahjussie, kenapa kau malah berada disini dan menghambur-hamburkan uangmu? Bukankah lebih baik jika kau memberikan uangmu itu untuk istri dan anakmu saja?" ucapku dengan berani.

"Heh, untuk apa kau bicara seperti itu padaku segala? Kau itu ku bayar untuk memuaskanku, bukan untuk menasehatiku!" Ahjussie itu memarahiku.

"Maaf, tapi aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah sementara. Jadi alangkah baiknya jika kau gunakan waktu yang ada untuk melakukan sesuatu yang berguna, jangan sia-siakan keluargamu dan semua yang kau miliki saat ini. Pergunakanlah waktumu dibumi ini untuk hal-hal yang baik."

"Diam kau! Jangan menceramahiku!" Ahjussie itu pun langsung membentak ku, karena tak terima dengan ucapanku. "Sekarang juga cepat buka bajumu!"

"Tidak! Aku tidak akan mau melepaskan sehelai benang pun dari tubuhku. Dan aku juga tidak akan sudi melayani lelaki hidung belang sepertimu!"

"Brengsek kau! Jangan salahkan aku jika aku harus memaksamu dengan kekerasan!" ucapnya dengan mata melotot tajam.

"Coba saja kalau kau berani!" tantangku dengan dada berdegup kencang, antara takut tapi juga tak ingin menyerah pada Ahjussie tersebut.

Ahjussie itu pun bangkit dari atas tempat tidur dan berjalan ke arahku dengan raut wajah penuh emosi.

"Kemari kau, jalang!" tiba-tiba dia langsung menjenggut rambutku dengan kasar, sehingga aku pun merasa kesakitan.

"Lepaskan aku, dasar tua bangka!" umpatku.

Namun Ahjussie tersebut malah menarik ku dan mendorongku, hingga aku jatuh terbaring diatas tempat tidur.

Saat aku sedang merintih kesakitan, Ahjussie itu langsung menindihku, dan aku pun berusaha sekuat tenaga untuk mendorong tubuhnya dari atas tubuhku. Tenaganya yang lebih kuat dariku, tak membuatku kehabisan akal. Aku langsung menggigit bahunya sekuat tenaga hingga berdarah dan Ahjussie itu pun berteriak kesakitan. Aku menggunakan kesempatan itu untuk mendorongnya dari atas tubuhku, dan aku pun langsung turun dari tempat tidur dan hendak berlari keluar.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang