Chap 10 ~ Pijat

205 17 9
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Waktu terus berlalu, hingga siang pun tiba. Jennie yang dikurung didalam kamar, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton acara televisi yang tersedia didalam kamar tersebut.

Acara demi acara telah ia tonton, mulai dari acara musik, drama, dan juga program acara yang menayangkan seputar berita nasional maupun internasional.

Tak lama kemudian, terdengar olehnya suatu suara seperti pintu yang dibuka. Mengetahui bahwa ada orang yang kini tengah membuka pintu kamarnya, Jennie pun melonjak dari atas kasur saking girangnya, dan berlari ke arah pintu untuk memeriksa.

"Tuan Muda?!!" seru Jennie sambil berlari.

Namun seketika mulut Jennie terkatup, dan ia pun merasa malu, karena yang berdiri dihadapannya kini bukanlah Yoongi, melainkan Bibi Nara yang datang  sambil membawa meja berbentuk rak yang dapat didorong, berisi makanan dan minuman.

Seperti biasa Bibi Nara pun tersenyum ramah pada Jennie.

"Maaf Nona Jennie, kalau yang datang ternyata adalah saya, dan bukan Tuan Muda. Saat ini Tuan Muda belum pulang, beliau mungkin masih berada di perusahaan."

"Oh, i-iya, tidak apa-apa. Maaf, kalau tadi aku mengira kau adalah Tuan Muda hehehe...," Jennie tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Bibi Nara mendorong rak meja yang dibawanya ke tengah ruangan kamar, atau tepatnya pada sebuah meja yang ada didalam kamar tersebut.

Dengan tenang Bibi Nara meletakkan semua makanan dan minuman yang dibawanya ke atas meja berbentuk bundar tersebut, dan yang disekelilingnya terdapat empat buah kursi.

"Karena Tuan Muda belum pulang, jadi silahkan Nona makan siang sendiri saja dikamar ini," ucap Bibi Nara setelah selesai menata semua hidangan yang dibawanya.

"Ng...tidak masalah jika memang aku harus makan siang sendiri. Tapi...apakah boleh jika aku memilih untuk makan dimeja makan yang ada diruang makan saja?" tanya Jennie.

"Maaf, Nona. Tidak boleh. Karena Tuan Muda tidak sedang berada dirumah, jadi sebaiknya Anda tetap berada didalam kamar ini saja, sesuai perintah Tuan Muda."

"Memangnya kenapa sih aku tidak boleh keluar kamar, jika Tuan Muda tidak sedang berada dirumah?"

"Maaf, saya tidak bisa menjawab pertanyaan Nona. Tapi yang jelas, Nona hanya boleh keluar kamar, atas seijin Tuan Muda. Jika tidak, maka Nona harus tetap berada didalam kamar ini."

"Tapi...aku bosan Bi, kalau disuruh diam didalam kamar seperti ini terus," protes Jennie.

"Maaf Nona, tolong jangan memprotes apapun peraturan yang diberikan oleh Tuan Muda selama Anda tinggal disini. Kami semua yang ada dirumah ini juga menuruti semua peraturan dan perintah dari Tuan Muda. Begitu pula dengan Nona, Nona harus tunduk dan taat pada semua peraturan yang ditetapkan oleh Tuan Muda, dan jangan membantah sedikit pun. Jadilah gadis yang baik dan penurut, Nona Kim Jennie!" ucap Bibi Nara tegas.

Mendapat pernyataan seperti itu, Jennie pun hanya dapat menelan ludahnya kasar. "I-Iya, baiklah Bi. Maaf," jawab Jennie kemudian, sambil menunduk takut.

"Sekarang silahkan Nona makan siang, dan jika Nona butuh bantuan saya, maka Nona bisa menghubungi saya melalui telepon yang ada dikamar ini. Disamping telepon itu ada buku telepon yang didalamnya terdapat nomor saya, dan juga nomor Tuan Muda," jelas Bibi Nara.

Jennie pun reflek langsung melihat ke arah buku telepon berukuran kecil yang tergeletak disamping sebuah pesawat telepon yang ada diatas meja nakas.

"Oh, ternyata didalam buku itu ada nomor Tuan Muda toh?!" batin Jennie.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang