Chap 12 ~ Menyatakan Perasaan kah?

160 22 33
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Yoongi membawa Jennie untuk pergi ke sebuah menara gedung.

Diatas menara tersebut, Yoongi mengajak Jennie untuk makan malam sambil menikmati alunan musik yang dilakukan secara live dari satu buah grup musik yang sengaja disewa oleh Yoongi untuk menghibur mereka berdua malam itu.

Ditengah alunan lagu dan musik yang sedang dinyanyikan, Yoongi tiba-tiba mengajak Jennie untuk berdansa.

Jennie yang awalnya ragu karena merasa dirinya tak dapat berdansa, akhirnya setuju setelah Yoongi meyakinkannya bahwa pria itu bersedia mengajarinya pelan-pelan.

Dan benar saja, dengan sabar dan telaten, Yoongi pun mengarahkan Jennie bagaimana caranya berdansa, hingga akhirnya Jennie pun mulai menguasai gerakannya.

Bagi Jennie, acara kencan malam itu benar-benar romantis, dan belum pernah ia rasakan sebelumnya dengan para mantannya yang terdahulu.

Namun dibalik itu, ada rasa sedih di hati Jennie, karena bagaimana pun dirinya sadar, bahwa ia hanyalah seorang sugar baby dan bukanlah kekasih sungguhan bagi Yoongi.

Saat hendak pulang, dan Jennie telah berada didalam mobil bersama Yoongi, dirinya sempat melihat ke arah menara gedung tersebut yang terpampang sebuah papan nama perusahaan bertuliskan D-Day Cooperation. Dan setelah diamati lebih teliti lagi, ternyata gedung menara tersebut terhubung dengan sebuah gedung lain yang jauh lebih besar ukurannya dari menara tersebut.

"D-Day? Hmm...kok gak asing, kayak pernah liat tulisan itu, tapi dimana ya?" batin Jennie.

Saat sedang mengamati tulisan tersebut, Yoongi tiba-tiba mengagetkan Jennie dengan sebuah kecupan dipunggung tangannya yang diraih Yoongi.

"Sedang lihat apa?" tanya Yoongi.

"Ah, tidak. Tidak lihat apa-apa kok," jawab Jennie seraya tersenyum.

Lalu Yoongi mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie. Dan tanpa basa-basi lagi, Yoongi langsung melumat bibir Jennie, namun kini dengan lembut dan penuh perasaan. Jennie pun membalas ciuman tersebut, karena dirinya sudah merasa nyaman dengan Yoongi.

Setelah selesai berciuman, Yoongi pun menyalakan mobilnya, dan melaju meninggalkan area gedung tersebut.

Didalam perjalanan Yoongi pun mengajak Jennie berbincang.

"Jennie, apa ada yang kau inginkan saat ini? Jika ada, katakanlah! Aku akan mencoba menurutinya jika aku bisa," ucap Yoongi.

Jennie menoleh ke arah Yoongi yang sedang fokus menyetir. Lalu ia pun terdiam sejenak, berpikir.

"Ng...sebenarnya akhir-akhir ini aku sering teringat akan Ibuku. Ada rasa sedih dihatiku jika mengingat Ibuku. Saat bersamamu, aku bisa makan enak, memiliki barang-barang mewah, dan bisa tidur nyeyak ditempat tidur yang mewah dan juga bisa tinggal dirumah yang megah. Sementara aku menikmati semuanya itu, aku teringat akan Ibuku yang hidup serba kekurangan. Jadi aku pikir, bisakah kau mengijinkan ku untuk mencari pekerjaan, karena bagaimana pun aku adalah tulang punggung keluargaku. Aku harus bekerja demi mencukupi kebutuhan dan juga biaya pengobatan Ibuku. Tuan Muda, bolehkan aku bekerja? Aku janji, meskipun aku bekerja, aku akan tetap tinggal bersamamu," Jennie meminta dengan sangat.

Yoongi tersenyum miring sambil menggelengkan kepala berkali-kali.

"Hhh...Jennie...Jennie...kau pikir aku tidak memikirkan keluargamu juga?"

"Maksud Tuan Muda?"

"Alasanku membawamu tinggal bersamaku adalah karena aku tak ingin kau berada didalam bahaya lagi jika harus kembali ke rumahmu dan bertemu dengan Ayah tirimu itu. Karena bisa saja, Ayah tirimu itu akan menjualmu lagi ke tempat lain," ucap Yoongi.

Stay With MeWhere stories live. Discover now