Part 5

12.8K 593 9
                                    

"Ih cepat sembuh aku ini kalau dokter itu terus yang obatin." Navila terlihat excited membahas tentang Ronald.

"Ganteng sih, tapi masih ganteng gue." Rahman tampak menyombongkan dirinya.

Aghisya, Nabina, dan Navila langsung meledek Rahman, mengeluarkan ekspresi wajah ingin muntah, Syarla hanya tertawa melihat teman-temannya, sedangkan Salmiera hanya diam, benar-benar mode senyap.

"Tapi serius aku, ganteng loh dokter tadi," ucap Navila tak berhenti memuji Ronald.

"Halah biasa aja deh, di Priok banyak modelan gitu." Salmiera akhirnya buka suara, tak tahu kenapa dirinya sangat malas jika ada yang membahas dokter yang tadi memeriksa sahabatnya tersebut.

"Heh! Kau kalo ngomong yaa, untung tak didengar Dokter nya." Tegur Navila.

"Eh, Kak Navila, bukan mau mematahkan Kak Navila nih, tapi kayanya dokternya udah nikah deh, nggak lihat di tangannya ada cincin?" Ucap Nabina polos yang ternyata memperhatikan jika di tangan Ronald tersemat cincin.

Salmiera tahu itu cincin pertunangan Ronald dan Salhiera, pertunangan antara Ronald dan Salhiera diadakan dua bulan yang lalu, Salmiera masih ingat itu, dan sekarang kembarannya kabur padahal pernikahannya sisa tiga minggu lagi.

"Eh iya kah? Tak ku perhatikan tangannya loh. Tapi kalo iya, pasti beruntung kali istrinya ya, suaminya dokter, kalo sakit tak perlu ke rumah sakit, dirawat suaminya langsung." Salmiera tersenyum miris setelah mendengar pernyataan Navila.

"Duh! Calon istrinya aja kabur Nop!" Salmiera bermonolog kembali dalam hatinya.

"Ngapain sih jadi ngomongin orang? Mending fokus untuk kesembuhan kau," ucap Salmiera yang ingin mengalihkan topik, dirinya benar-benar malas untuk membahas dokter Ronald.

"Ehh Sal, gimana kemarin Kak Hanifa, nggak ada apa-apa yang buruk kan di rumah kamu?" Tanya Aghisya yang masih mengingat kejadian kemarin.

Salmiera diam, bingung apakah harus memberitahu sahabat-sahabatnya ini atau harus menutupinya.

Salmiera tersenyum, "Nggak kok, aman-aman." Aghisya dan Nabina hanya mengangguk mengerti.

"Maaf ya krna bohong ke kalian, aku belum bisa kasih tahu masalah ini." Salmiera merasa bersalah krna berbohong kepada sahabat-sahabatnya.

"Eh masalah apaan sih?" Tanya Syarla yang tak mengerti.

"Kemarin pas kami jalan bertiga tuh, tiba-tiba Salmiera diminta untuk pulang sams Kak Hanifa, Syar, katanya ada masalah di rumah Salmiera, gitu." Aghisya menjelaskan inti dari topik mereka.

___________________________________________

Setelah follow up pasien bersama rekan yang lain, Ronald memilih memisahkan diri, dengan alibi ingin ke kamar mandi.

Dia ingin ke taman rumah sakit, tempat yang sering dia datangi bersama Salhiera. Saat sedang menyusuri rumah sakit, Ronald bertemu dengan Ibunya dan calon mertuanya yang juga sedang berbincang.

Sejak tadi pagi memang dirinya belum bertemu dan bertegur sapa pada Ibunya, karena dirinya memutuskan untuk pergi duluan ke rumah sakit dan melewatkan sarapan bersama dengan keluarganya.

"Ron," Panggilan ibunya sukses membuat langkahnya terhenti.

Bunda Salhiera menatap Ronald, sangat bisa terlihat bahwa calon suami dari anaknya tersebut benar-benar muram dan berbeda dari biasanya.

"Maaf ya Ronald," ucap Bunda Salhiera secara tiba-tiba.

"Dok, untuk apa Dokter minta maaf, ini bukan salah dokter." Ronald menggelengkan kepalanya, sambil berkata lembut ke Bunda calon istrinya itu.

"Maaf atas perbuatan Salhiera, nggak seharusnya dia pergi tanpa alasan jelas padahal hari pernikahan kalian hampir tiba dan hal ini membuat kamu kepikiran, sangat terlihat dari wajah kamu yah lelah." Setelah mengucapkan itu, Ibu Ronald langsung menggenggam tangan sang sahabat.

"Shaf, jangan seperti ini, kita bakal cari Salhiera sama-sama, kamu nggak perlu meminta maaf terus." Kalau boleh jujur, ibu Ronald sangat kecewa dengan perbuatan Salhiera, mengapa Salhiera harus pergi? Jika memang dia tak menyetujui ini harusnya bilang sejak awal, tapi ini bukan salah sahabatnya bukan, bahkan sahabatnya yang notabenenya bundanya sendiri juga tidak tahu alasan Salhiera pergi.

"Ekhmm, Buk, Dok. Ronald izin ke sana dulu ya, permisi." Setelah pamit kepada sang Ibu dan calon mertua, Ronald langsung melanjutkan jalannya menuju tempat yang dituju.

Ronald sudah berada di taman belakang rumah sakit, duduk di salah satu bangku yang sering dia datangi bersama Salhiera.

Masalah ini benar-benar membuat Ronald frustasi, sampai sekarang belum ada info dari Paul tentang keberadaan Salhiera. Saat sedang melamun tiba-tiba ada yang memegang pundaknya, dia menoleh ke belakang, ternyata itu adalah Dokter Jasmine, salah juniornya sekaligus sahabat kecilnya.

"Ronald, aku lihat kamu hari ini seperti banyak pikiran, ada apa Ron?" Tanya Dokter Jasmine.

"Saya lagi ingin sendiri Dokter Jasmine." Tegas Ronald, dia malas untuk berinteraksi dengan orang-orang hari ini.

Bukanya pergi Dokter Jasmine malah duduk di sebelah Ronald, "Ron, apakah ini ada kaitannya dengan acara pernikahan kamu yang sebentar lagi diadakan? Kamu ada masalah dengan Dokter Salhiera?"

Ronald menoleh ke arah Dokter Jasmine, "Nggak ada." Jawab Ronald singkat.

"Saya benar-benar ingin sendiri, Dokter Jasmine." Tegas Ronald.

Dokter Jasmine berdiri, "Kalau kamu butuh teman cerita seperti dulu, aku selalu ada, kamu tahu harus ke mana, kan?" Dokter Jasmine tersenyum lalu meninggalkan Ronald yang masih melamun di taman rumah sakit.

Setelah kepergian Dokter Jasmine, Ronald menatap tangannya, terlihat melingkar cincin di jemarinya, cincin ini merupakan cincin pertunangannya dengan Salhiera.

Semua memori-memori indah bersama Salhiera terputar di otaknya, bagaimana pertama kali melihat Salhiera sebagai junior di kampus, pertama kali melihat Salhiera mulai koas di tempat yang sama dirinya internship semua terulang, begitu indah.

Ronald mengusap wajahnya kasar, "Ya Allah, Salhiera kenapa kamu begini."

Tiba-tiba ponsel Ronald berbunyi, Ronald segera mengecek siapa yang menelponnya, ternyata Paul mengajaknya untuk bertemu. Di benak Ronald, dia berdoa semoga dapat titik terang dari Paul mengenai Salhiera.

Hallo! Terima kasih karena sudah membaca cerita ini.

Semoga suka part ini yaaa!!
Komen-komen yaaa kalau ada saran scene gemas hehehe.

Segala hal dalam cerita ini hanya fiktif belaka yang dibuat untuk menyalurkan ide buah pikiran. Dimohon untuk tidak membawa ke luar dan dianggap serius!

Kritik dan saran yang membangun sangat terbuka di kolom komentar.

Kesalahan penulisan yang tidak sesuai dengan EYD dan KBBI mohon dimaafkan.

OHHH IYAAA, KEMARIN KITA SEMUA MABOK SALMON YAKKK🤣🍣JANGAN LUPA VOTE DUA KESAYANGAN KITAAA YAAA, SEMOGA BISA TERUS BARENG MEREKA SAMPAI GF, AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN.

Salam hangat dari Penulis

Makassar, 2023






Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang