Part 28

11K 542 19
                                    

Happy Reading!!!

Ronald mengangkat wajah Salmiera, lalu menghapus jejak air mata dengan telunjuknya, "Sudah jangan nangis lagi, saat ini Navila perlu doa dan dukungan kalian orang terdekatnya." Salmiera mengangguk paham.

"Oh ya, jangan ngomong apa-apa sampai Navila nya siap ya Sal, saat ini dia di fase untuk menerima mungkin sulit untuk dia bercerita dahulu jadi kamu harus nunggu dia yang cerita selama dia belum cerita sikap dan perilaku kamu harus seperti biasanya ya seolah tidak tahu." Ronald memberi pengertian kepada Salmiera,  yang diberitahu hanya mengangguk di dekapan Ronald.

"Kalau aku minta malam ini jangan kerja dulu mau gak ya," ucap Salmiera dalam dekapan Ronald.

"Sal, jangan gini nanti aku kepikiran di rumah sakit," ucap Ronald sambil mengelus kepala Salmiera.

Salmiera melepaskan pelukan mereka tiba-tiba, "Ih iya aku aneh banget hari ini, kenapa ya." Ucap Salmiera heran dengan dirinya hari ini.

Ronald yang bingung pun menggeleng tak paham, lalu setelah itu dia mengambil piring bekasnya dan Salmiera dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci piringnya.

"Eh nggak usah Ron, aku aja. Kamu mau kerja juga," ucap Salmiera cepat lalu menghampiri Ronald.

"Salmiera, kan tadi kamu sudah menyiapkan yaudah aku yang beresin, lagian masih sempat kok," ucap Ronald sambil melanjutkan pekerjaannya. Salmiera yang dilarang tadi hanya berdiri di samping Ronald sambil memperhatikan lelakinya mencuci piring mereka.

Setelah selesai Ronald segera bersiap mengambil tas nya, Salmiera ikut membuntut hingga di depan pintu.

"Aku berangkat ya, kamu besok hati-hati flight nya" ucap Ronald kepada Salmiera, Salmiera hanya mengangguk lalu mengambil tangan Ronald untuk diciumnya, ya mereka sudah menerapkan ini selama seminggu meskipun terkadang mereka merasa geli dan kadang lupa tapi mereka berusaha.

"Kalo koas-koas genit nggak usah diladenin ya," ucap Salmiera gemas.  Ronald tertawa gemas mendengarkan pesan dari Salmiera.

Dia menatap wajah Salmiera yang sedang mengomel itu, "Iya, bawel." Lalu setelah itu dikecup singkat dahi Salmiera, ini membuat Salmiera terdiam atas perlakuan Ronald tadi. Sedangkan pelaku tertawa lalu  beranjak cepat untuk keluar.

"Sialan, awas ya lo Ronald!" Salmiera tersadar apa yang terjadi lalu dia melihat ke arah keluar, Ronald sudah berlari dengan tawa nya.

Salmiera menutup pintu apartemen nya sambil memegang dadanya berdegup kencang, "Apaan sih. Gue kenapa?" Tanya nya pada dirinya sendiri.

Sedangkan Ronald hanya tertawa mengingat kejadian tadi, bahkan saat di rumah sakit pun dia masih menebarkan wajah berseri nya kepada semua orang yang berpapasan dengannya.

"Wah Dokter Ronald kayanya lagi bahagia ya?" Celetuk salah satu suster yang bertemu dengan Ronald.

"Emang iya Sus?" Tanya Ronald, Suster-suster itu mengangguk kompak.

"Perasaan biasa aja." Jawab Ronald lagi setelah itu dia pamit untuk ke ruangannya.

Sedangkan Salmiera saat ini sudah bersiap-siap bersama Kak Sarah dan Kak Fira yang tiba-tiba datang membantunya.

Jangan tanya ekspresi Salmiera ketika dua orang tersebut datang, tentu was-was dan panik, takut kedua orang tersebut bertemu Ronald, karna keduanya datang tak lama setelah Ronald pergi.

"Kita bermalam ya Dek, biar besok sekalian," ucap Kak Fira, Salmiera mengangguk setuju. Untung saja suaminya kerja malam ini, terima kasih semesta sudah mengatur waktu dengan tepat.

Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang