Part 49

12.3K 729 101
                                    

Happy Reading!!

Banyak pertanyaan memenuhi pikiran Ronald saat dia menyaksikan pemandangan di depannya. Perasaannya bercampur aduk antara kemarahan dan kesedihan. Dia merasa dikhianati oleh orang-orang yang seharusnya menjadi keluarganya, dan dia tidak tahu bagaimana harus meresponsnya.

Niatnya ingin makan malam sekaligus menjemput sang istri, tapi malah Ronald mendapat kejutan dari keluarga sang istri. Namun saat melihat pemandangan di ruang keluarga Ronald merasa perasaannya seperti angin kencang yang menghempaskan dirinya, dengan banyak persepsi dan riuh pemikiran yang didominasi emosi. Pikiran Ronald sudah melayang, berpikir bahwa mereka semua tahu keberadaan Salhiera, menyembunyikannya dari Ronald.

Tidak, bukan Ronald berharap kepada Salhiera lagi tapi rasa kekecewaan itu muncul ketika mengingat potongan-potongan kejadian beberapa waktu lalu saat dirinya mencari keberadaan Salhiera, saat keluarganya di ambang malu atas perbuatan Salhiera, saat dirinya begitu kacau atas masalah perbuatan Salhiera.

Ronald merasa perasaannya seperti angin kencang yang menghempaskan dirinya keluar dari pintu rumah Salmiera. Ronald melangkah dengan langkah yang berat, hatinya masih dipenuhi oleh kekecewaan dan kebingungan.

Saat hendak menuju mobilnya Ronald berpapasan dengan Bang Hanafi yang baru datang bersama anak-anaknya.

"Eh Ron, nggak jadi masuk?" Tanya Bang Hanafi. Ronald diam sambil menatap Bang Hanafi.

"Bang, gue kecewa sama keluarga lo!" Lalu setelah itu Ronald melangkah menuju mobilnya dengan cepat. Bang Hanafi hendak mengejar Ronald dan menanyakan maksudnya tentang kecewa kepada keluarganya. Apakah ada masalah dengan rumah tangga adiknya, apakah Salmiera membuat kesalahan.

Bang Hanafi segera masuk ke dalam rumah untuk menanyakan kepada keluarganya dan juga adiknya.

Sama hal nya dengan Ronald tadi, saat dirinya masuk di ruang keluarga betapa terkejutnya dia ketika melihat salah satu adiknya yang beberapa bulan ini menghilang.

"Astaga Salhiera?"

Mereka semua menoleh ke arah sumber suara tersebut. "Bang Hanafi."

Bang Hanafi kembali ingat perkataan Ronald barusan, apakah Ronald kecewa dengan keluarganya karena melihat Salhiera yang dipeluk dengan rasa bahagia di sini.

"Ya Allah, berarti Ronald salah paham tadi." Ucapan Bang Hanafi tentu saja membuat heran keluarganya.

"Ronald?" Salhiera mendengar nama Ronald disebutkan menjadi ingat salah satu tujuan utamanya juga adalah meminta maaf kepada calon suaminya tersebut.

"Tadi Ronald ke sini?" Tanya Salmiera.

Bang Hanafi mengangguk. "Dan, kayanya dia salah paham deh sama keluarga kita. Pasti dia mengira kita tahu di mana Salhiera selama ini."

Sedangkan Ronald saat ini mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalan raya yang sepi, tetapi pikirannya tidak sepenuhnya fokus pada perjalanan. Emosi yang memenuhi hatinya mengaburkan pandangannya. 

ketika pikirannya melayang jauh dan dia tidak bisa mengelola emosi yang masih mendominasi, kecelakaan tak terhindarkan pun terjadi. Mobilnya kehilangan kendali dan akhirnya menabrak kendaraan kendaraan lain. Kecelakaan ini cukup parah dan membuat semua orang langsung ramai untuk menolong.

Ingatan terakhir Ronald adalah terdengar suara riuh dan ramai yang tiba-tiba datang menolong, sisanya matanya tertutup dan Ronald tak sadarkan diri.

Sedangkan Salmiera yang tahu bahwa Ronald datang dan mungkin saja salah paham langsung segera mencari ponselnya untuk menghubungi Ronald, meninggalkan Salhiera yang harus menjelaskan secara rinci apa yang terjadi kepadanya beberapa waktu ini.

Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang