Part 13

12.4K 709 95
                                    

Happy Reading!!

Eyang Putri melihat ke arah Salmiera, ditatap mata Salmiera yang masih terbingkai Kacamata. Salmiera juga menatap mata Eyang Putri dengan dalam.

"Sebelumnya perlu Salmiera tahu, Eyang meminta Salmiera sekarang untuk menggantikan Salhiera bukan semata-mata demi kebaikan nama keluarga kita dan keluarga Ronald." Eyang tersenyum melihat ekspresi Salmiera yang lagi-lagi kaget.

"Iyaa Eyang tahu, terlalu to the point ya? Iya, Eyang langsung aja. Salmiera, Eyang mau Salmiera gantikan Salhiera bukan sekadar itu Nak, tapi juga Eyang punya perasaan dan keyakinan yang kuat kalo sebenarnya yang berjodoh dengan Ronald itu Salmiera." Salmiera makin mengerutkan dahinya, makin bingung.

"Tapi Eyang, Salmiera baru mengenal Ronald, Salmiera nggak tahu dia orangnya bagaimana, Salmiera merasa asing, Ronald bukan seorang yang Salmiera cinta atau seorang yang masuk tipe Salmiera," ucap Salmiera mengeluarkan unek-uneknya.

"Salmiera, jodoh itu kita nggak tahu datangnya dari mana, jodoh juga nggak pandang seberapa lama kamu mengenalnya, dan jodoh itu juga gak harus seberapa cinta kamu dengannya. Jalan datangnya jodoh juga kita nggak tahu bagaimana, semua sudah diatur sedemikian rupa sama Allah." Salmiera tertegun mendengarkan penjelasan Eyang.

Eyang menarik tubuh Salmiera ke dalam dekapannya, Salmiera juga langsung memeluk erat sang Eyang.

"Salmiera salat istikharah, minta petunjuk sama Allah ya Nak, dan jangan lupa cari jawaban yang Eyang minta tadi," ucap Eyang Putri sambil tertawa, Salmiera hanya mengangguk di pelukan sang Eyang.

"Orang saling mencintai belum tentu bisa berjodoh, tapi orang yang berjodoh sudah pasti saling mencintai Sal, kamu nggak usah khawatir mengenai cinta Sal." ucapan Eyang Putri sekali lagi membuat Salmiera terbawa ke dalam pikirannya.

"Kalau Salmiera udah salat lalu menemukan jawabannya dan menolak menikah dengan Ronald apakah Eyang Putri marah?" Pertanyaan Salmiera membuat Eyang Putri tertawa.

"Tidak marah hanya kecewa mungkin, paling hanya keluarga kita menanggung malu bersama. Eh tapi Eyang Putri juga kasihan sama keluarga Ronald mereka menanggung malu atas perbuatan anggota keluarga kita, padahal mereka nggak melakukan apa-apa, kasihan mereka apalagi si Ronald, ya 'kan Sal?" Salmiera meringis setelah mendengar ucapan Eyang Putri, ini sangat menyentil hatinya.

"Padahal Rani dan Malik adalah sahabat terbaik Shafiyyah, mereka yang membantu dan selalu ada dalam kesulitan Shafiyyah, Eyang Putri bersyukur Bunda kamu bertemu sahabat sebaik dan setulus Rani dan Malik. Eyang kalau jadi mereka jelas akan sangat marah, tapi mereka tidak sama sekali, mungkin hanya kecewa kali ya," ucap Eyang Putri yang membuat Salmiera tersenyum getir.

Astaga, Tante Rani dan Om Malik memang sebaik itu kepada keluarganya, terutama kepada Bunda.

Salmiera langsung menggenggam tangan Eyang Putri dan menatap mata Eyang Putri.

Salmiera megambil nafas sedalam mungkin, menutup matanya, dan menghembuskan secara perlahan.

"Salmiera mau Eyang, kita tunggu Salhiera sampai besok ya sekaligus beri Salmiera waktu untuk memikirkan ini lebih matang, sampai besok, Eyang." Air mata Eyang Putri sudah menetes membasahi wajah sambil tersenyum memeluk Salmiera.

Di ujung mata Salmiera juga hampir menetes air mata namun, ditahan. Hati dan otaknya sedang berperang, apa yang sudah dia katakan barusan.

_______________________________________

Ronald sampai hari ini masih tetap turun bekerja di rumah sakit, padahal seharunya dia mengambil cuti untuk pernikahannya yang sudah di depan mata. Hal ini membuat warga rumah sakit berspekulasi buruk tentang gagalnya pernikahan Ronald, apalagi Salhiera yang juga menghilang dari rumah sakit. .

"Dokter sebaiknya ambil cuti, pernikahan Dokter dan Dokter Salhiera bukannya dua hari lagi ya," ucap Salah satu Perawat senior.

Ronald tersenyum ke arah Perawat tersebut, Perawat yang juga teman Ibunya.

"Kan masih dua hari lagi, masih mau kerja saya Sus, ambil cutinya nanti aja biar dipotong gajinya nggak terlalu besar." Canda Ronald mampu membuat Perawat senior ini tertawa.

Ronald ini pendiam dan terkenal irit bicara tetapi sekali menyeletuk pasti akan membuat orang-orang yang mendengarkan pecah tertawa.

"Kamu ini, astaga. Oh iya, Dokter Salhiera ini pindah tugas sementara atau bagaimana sih Dok? Sudah hampir sebulan nggak terlihat, kata administrasi memang statusnya sedang tugas di cabang lain ya?" DEG. Ronald tak tahu harus menjawab apa karena memang tidak tahu mengenai Salhiera.

"Ron!" Panggilan tersebut membuat Ronald dan Perawat menoleh secara bersamaan.

Belum Ronald menjawab pertanyaan tersebut, sudah ada sang Ibu yang memanggilnya.

"Sudah selesai kerjaannya? Ke ruangan Ibunya setelah ini." Ibu nya menampakkan senyum manis ke arah Ronald dan Perawat.

"Sudah kok, Sus saya permisi ikut Ibu ya." Ronald berpamitan kepada Perawat senior tadi.

"Duluan yaa." Ibu juga tersenyum untuk pamitan.

Ronald dan sang Ibu sudah berada di ruangan sang Ibu, Ronald bisa melihat ada yang ingin disampaikan oleh sang Ibu.

"Ada yang mau Ibuk sampaikan?" Tanya Ronald langsung.

"Iya, nanti malam orang tua Tante Shafiyya ngajak kita makan malam bersama di rumahnya." Ronald hanya mengangguk paham.

"Mau membicarakan pernikahan aku dan Salhiera yang gagal ya, Buk?" Tanya Ronald sambil tersenyum, senyum yang membuat hati sang Ibu tersayat.

Mengetahui perasaan sang Putra sekarang, Tante Rani langsung menarik Ronald dalam dekapannya, tangis Ronald akhirnya pecah setelah kejadian ini, "Ronald, kamu anak baiknya Ibuk, kamu laki-laki baik Nak, kamu pantas dapat perempuan yang baik juga, mungkin Salhiera bukan perempuan yang tepat untuk kamu."

Dalam hati Ronald benar-benar tersentuh mendengar ucapan sang Ibu, apakah benar dia laki-laki yang baik tapi kenapa perempuan yang dia cintai meninggalkannya, apakah memang Salhiera bukan perempuan yang tepat untuknya, bukan takdir yang tercipta untuknya.

Hallo! Terima kasih karena sudah membaca cerita ini.

Semoga suka part ini yaaa!!
Komen-komen yaaa kalau ada saran scene gemas hehehe.

Segala hal dalam cerita ini hanya fiktif belaka yang dibuat untuk menyalurkan ide buah pikiran. Dimohon untuk tidak membawa ke luar dan dianggap serius!

Kritik dan saran yang membangun sangat terbuka di kolom komentar.

Kesalahan penulisan yang tidak sesuai dengan EYD dan KBBI mohon dimaafkan.

Salam hangat Penulis

Makassar, 2023




Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang