Part 15

11.5K 674 46
                                    

Happy Reading!!!

Setelah perbincangan tadi, sekarang Salmiera tidak bisa memejamkan matanya, dirinya masih memikirkan apakah langkahnya ini adalah hal yang benar.

Bagaiman dengan karirnya? Apakah pernikahan ini perlu disembunyikan atau dia akan mengumumkan di publik. Perasaan Salmiera kalut, dia tidak memikirkan panjang sampai ke situ.

"Arghhh! Bisa-bisanya gue nggak mikir ini semua, gimana ya? Gimana tanggapan orang manajemen ntar. Aduhh Salmiera lo kok jadi bego sih!" Dirinya sekarang sedang merutuki dirinya sendiri.

Salmiera memejamkan matanya, lalu mengambil napas panjang dan dihembuskan secara perlahan, cara ini dia lakukan agar pikirannya tenang dan otaknya jalan untuk berpikir.

Karena tak kunjung tidur juga, Salmiera memutuskan untuk sholat malam sekaligus meminta petunjuk kepada yang di atas apakah keputusannya ini sudah benar.

Salmiera beranjak dari tempat tidur dan segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholatnya. Malam ini banyak bercerita kepada sang Maha Esa atas segala jalan takdir yang sudah ditentukan, setelah melaksanakan sholatnya dan berkeluh kesah tanpa sadar dirinya tertidur di atas sajadah dan masih lengkap dengan mukena yang masih terpasang.

__________________________________________

Salmiera sudah memutuskan, hari ini dia akan bertemu dengan Ronald untuk membicarakan sesuatu hal yang menyangkut hidup mereka. Bukan kah pernikahan ini mereka berdua yang menjalani maka mereka berdua harus berdiskusi banyak hal.

Setelah mandi dan mempersiapkan dirinya Salmiera, bergabung dengan keluarganya untuk sarapan bersama, hari ini rumahnya sudah ramai. Kedua kaka kembarnya menginap bersama keluarga kecilnya masing-masing.

"Pagi Dek," sapa Bunda yang sedang menyiapkan sarapan untuk Ayah.

"Dek, semua berkas kamu sudah diurus, berkas Salhiera dicabut dan digantikan dengan berkas kamu, semua sudah aman. Pernikahan kamu dan Ronald akan tetap sah di mata negara, Kaka sudah memberitahu Ronald juga." Kak Hanifa memberitahu sebuah fakta mengenai pernikahannya.

"Astaga cepat sekali diurus, emang bisa secepat itu ngurusnya?" Tanya Salmiera heran.

"Lo punya duit, lo punya kuasa, Dek." Salmiera memutar bola matanya malas mendengar ucapan Kaka nya itu, sedangkan Kak Hanifa tertawa melihat ekspresi Salmiera.

"Dek, kamu mau kemana tuh pakaiannya rapih begitu?" Tanya Ayah yang melihat penampilan Salmiera yang rapih.

"Pengen ketemu Ronald, mau ngomong sesuatu. " Jawab Salmiera santai.

Semua menatap heran Salmiera, "Dek, nggak ada niatan untuk melakukan hal yang nggak masuk akal juga kan?" Tanya Bang Hanafi waspada.

Salmiera menggeleng, "Gue nggak sebodoh Salhiera ya, gue pengen diskusi tentang bagaimana nanti kami menjalankan ini kan? Yang ngejalanin gue dan dia kan?"

"Sudah janjian dengan Ronald nya?" Tanya Bunda sambil menaikkan alisnya.

Salmiera menggeleng kembali, "Minta nomor dia dong Bund, Salmiera mau ngomong." Bunda menggelengkan kepalanya, mantap Salmiera heran.

"Bahkan nomor saja tidak punya, ck," ucap Bunda yang membuat kak Hanifa tertawa.

"Lagian pengen diskusi apasih, Dek? Serius banget kayanya." Tanya Kaka Ipar Salmiera, Kak Chava.

"Banyak, termasuk yang paling penting, tentang management aku. Aku nggak mau memberitahu tentang ini dulu ke publik dan management, ribet urusannya," ucap Salmiera seperti kesal.

"Nanti pas akad hanya keluarga kan? Tolong banget ini mah mereka nggak usah sebar-sebar berita keluar sana dulu ya, minta tolong banget ini mah, pokoknya aku keep silent, Bund tolong kasih tahu yaa." Salmiera memohon ke Bunda nya untuk mengerti posisinya sekarang.

Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang