Part 12

11.1K 634 13
                                    

Happy Reading!!

Tante Rani langsung mengarahkan pandangannya ke Salmiera, khawatir akan respon Salmiera.

"Bisakah tidak membahas ini dulu?" Tanya Salmiera terlihat tak nyaman dan belum siap untuk membahas masalah Salhiera.

"Salhiera Mira lo bener-bener parah yah! Gue cari lo sampai dapat Sa, gue seret lo ke hadapan semua orang yang udah lo bikin kecewa." Salmiera benar-benar kecewa dengan kembarannya itu, semua orang dibuat kecewa dan pusing atas perbuatannya.

Orang tuanya, Kaka-kakanya, bahkan Ronald sekeluarga juga dibuat pusing menghadapi ulah Salhiera.

"Tante cuma mau bilang, kamu harus fokus ke penyembuhan kamu Salmiera dan nggak usah memikirkan masalah Salhiera ya untuk saat ini. Kamu cepat sembuh ya," ucap Tante Rani sambil mengelus tangan Salmiera yang tidak terpasang infus.

Salmiera tersenyum ke arah Tante Rani, astaga Salmiera kira tadi Tante Rani akan membahas masalah pernikahan ini dan meminta Salmiera untuk menggantikan Salhiera, seperti waktu itu.

"Iya Tante, terima kasih." Salmiera mengambil tangan Tante Rani dan menggenggamnya.

"Apapun yang terjadi nanti, Tante Rani dan Bunda nggak usah khawatir, kita hadapi sama-sama ya." Salmiera tak tahu apa yang sudah dia katakan barusan, tapi dia sangat ingin meyakinkan ke sang Bunda dan Tante Rani bahwa semua akan baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, memberikan aliran positif satu sama lain.

_____________________________________________

Hari pernikahan Salhiera dan Ronald sudah benar-benar di depan mata, namun sampai sekarang calon pengantin wanita tersebut belum ditemukan.

Salmiera sudah berada di rumah orang tuanya setelah keluar dari ruma sakit, jadwalnya sudah dikosongkan oleh Kak Fira sampai hari pernikahan Salhiera nanti.

Hari ini suasana di rumah Salmiera sedikit mencekam, para keluarga sudah mengetahui bahwa Salhiera pergi dan belum bertemu sampai sekarang.

Salmiera bisa melihat gurat wajah sang Bunda dan Ayah yang panik, pasti banyak pikiran di kepala orang tuanya itu.

"Bund, Eyang Putri mau ke sini katanya," ucap Kak Hanifa yang baru saja selesai bertelepon dengan Eyang Putri.

Bunda menghembuskan nafas kasar, semakin terlihat wajah paniknya setelah mengetahui sang Ibu akan ke rumahnya.

"Bund, tenang ya, kita lewatin semuanya bersama." Kak Hanifa langsung menenangkan sang Bunda dengan pelukan hangat, Salmiera juga ikut memberikan pelukan kekuatan kepada sang Bunda.

"Bunda nggak kepikiran tentang omelan Eyang, tapi Bunda lebih kepikiran kalau Eyang yang akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, kalian sudah tahu 'kan bagaimana Ibunya Bunda itu, lagian kenapa bisa sampai bocor ke keluarga sih." Bunda terlihat dongkol akan semua hal ini, pusing memikirkan putrinya dan sekarang juga harus menghadapi sang Ibu.

Bunda langsung menatap Salmiera, "Bunda cuman takut Salmiera bakal dikorbankan sama Eyang untuk menggantikan Salhiera."

"Jujur awalnya itu juga opsi Ayah Bunda dan orang tua Ronald untuk masalah ini, tapi setelah Ronald berbicara kepada kami berempat dan kami sadar, bahwa memaksa Salmiera bukan jalan keluar yang paling baik, sangat terkesan egois dan tidak adil buat kamu." Bunda langsung merubah posisi duduknya dengan menatap dalam ke arah Salmiera.

Salmiera baru tahu hal ini, ternyata Ronald yang membuat orang tuanya tidak lagi memaksa Salmiera untuk menggantikan Salhiera jika gadis itu belum ketemu hingga hari pernikahannya. Tapi mengapa ucapan Ronald di rumah sakit terkesan mengarah setuju dengan opsi terakhir para orang tua, memang manusia aneh.

Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang