Part 10

12.7K 672 20
                                    

Happy Reading!!

Ayah menatap mata Salmiera lalu beralih melihat Ronald, "Salhiera pasti kembali, percaya sama Ayah ya, Bang Nafi, Salmiera, kalaupun dia tak kembali sampai acara pernikahan dan membuat semua orang malu, ya sudah mau bagaimana?"

"Om nggak memikirkan perasaan saya dan keluarga saya Om?" Tanya Ronald, Salmiera dan Bang Hanafi saling menatap.

"Ron, kamu pikir saya sejahat apa sama keluarga kamu yang sudah saya anggap keluarga sendiri, kalian sungguh luar biasa baik tapi saya bisa apa dengan keadaan ini, Ron? Saya minta maaf karena perbuatan putri saya," Ayah menepuk bahu Ronald.

"Kita bisa cari dia sampai dia kembali, Om." Ronald kembali beraksi.

"Iya saya tahu Ron, tapi kamu harus memikirkan kemungkinan paling buruk, Ron. Saya tahu Salhiera seperti apa, Ron," ucapan Ayah Salhiera tersebut menyentil hati Ronald.

"Saya minta maaf kalau nantinya keluarga kita malu bersama Ron," ucap Ayah kepada Ronald.

"Saya berharap, sangat berharap Salhiera pulang sebelum pernikahan kalian, jika pun tidak saya juga sangat berharap kebesaran hati kamu dan putri saya yang lain untuk berkorban menanggung malu kita bersama." Lanjut Ayah yang sangat menyentil hati Salmiera, putrinya yang satu itu jelas Salmiera 'kan?

Ronald melihat ke arah gadis di depannya yang masih setia memakai masker, terlihat matanya sudah sedikit berkaca sambil menatap mata sang Ayah.

"Maaf karena terdengar egois ya, Ron, Sal." Ucapan Ayahnya tersebut mampu membuat Salmiera berlari untuk merebut pelukan sang Ayah.

"Untuk apa minta maaf, ini salah Salhiera bukan Ayah." Suara Salmiera bergetar di dekapan sang Ayah.

"Om gak perlu minta maaf seperti itu. Kita tanggung bersama Om apapun yang terjadi nanti," ucap Ronald tegas.

Ya, apapun yang terjadi nanti Ronald akan menerima dan menanggungnya. Salmiera yang masih ada di dekapan sang Ayah juga mendengar ucapan Ronald, apa maksudnya ditanggung bersama.

_________________________________________________

Sudah satu minggu Salhiera menghilang tanpa kabar, sudah beberapa hari juga Salmiera tidak mengikuti secara langsung bagaimana proses pencarian Salhiera, karena sedang padatnya urusannya.

Setelah mengetahui bahwa nomor yang digunakan Salhiera kemarin ada di Surabaya, anak buah dari Bang Hanafi dan Paul bergerak cepat ke Surabaya, namun nihil, Salhiera belum ditemukan sampai sekarang mereka masih mencari keberadaannya di kota besar tersebut. Dan Salmiera mendapatkan info dari sang Bunda, kalau Ronald juga dihubungi oleh Salhiera pakai nomor yang lain lagi, semakin membuat bingung.

Kenapa tak melaporkan ke polisi? Karena Salhiera meminta kepada Ronald untuk tak mencarinya dan melibatkan polisi.

Juga menurut Ayah, Salhiera memang menghilang, tetapi keadaannya pasti baik, jika tidak mana mungkin dia memberi kabar kepada Salmiera dan Ronald, Salhiera dalam keadaan baik-baik saja maka dari itu Ayah memilih tidak melaporkan ke polisi, selagi anak buahnya masih bisa dikerahkan.

Lagi pula, jika dilaporkan ke polisi akan membuat semua orang tahu bahwa Salhiera pergi di saat hari pernikahannya sudah di depan mata, dan dikhawatirkan ini akan tercium oleh media massa, yang akan menarik nama Salmiera juga. Jadi keluarga setuju untuk tak melaporkan ke piha polisi.

"Gue lihat seminggu ini lo beda, Sal." Kak Fira sadar akan perubahan dari Salmiera.

"Beda gimana maksudnya Kak?" Tanya Salmiera bingung.

"Sering ngelamun, biasanya kalau gabut lo bakal rusuh dan jahil ke semua orang, tapi semenjak pulang dari rumah orang tua lo, lo jadi lebih banyak diam dan ngelamun." Astaga ternyata memang sangat terlihat perubahan dari Salmiera.

Pengganti  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang