Prolog

58.7K 3.7K 391
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Seorang pemuda mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Setelah kesadarannya penuh seutuhnya, helaan nafas kasar terdengar, dia berusaha duduk dan menatap ruangan serba putih itu.

"Gagal lagi ya" batin pemuda yang bernama Rasya Abelio.

"Ini sudah ke 5 kali, tapi kenapa gue masih tetap hidup" batin Rasya dengan tatapan kosong menatap ke depan.

Padahal dia ingat betul, dia terjun bebas dari lantai 3 mansion keluarganya, dan sekarang dia masih diizinkan menghirup udara.

Rasya menghela nafasnya lelah, dicabutnya infus yang tertancap dipunggung tangannya dan melangkah gontai keluar dari rumah sakit.

"Kayaknya gue butuh bantuan truck-kun" Rasya memperhatikan jalanan dan akan mengambil kesempatan kalau ada mobil yang melaju kencang ke arahnya nanti.

"Itu dia"  Rasya tersenyum, tapi bukannya terlihat menenangkan tapi terlihat keputusasaan di balik senyuman pemuda yang berwajah tirus itu.

"Opa, sekarang jemput Lio ya" Rasya dan mendorong dirinya ke tengah jalan, sebelum seseorang menarik tangannya dan mendekap tubuhnya erat.

"Haa selamat" ujar Pemuda yang menolong Rasya, dapat Rasya lihat raut wajah kaget abang kembarannya itu sebelum berubah tajam dan mendorongnya.

"Lo gila haa, kalau lo mau mati sini gue bunuh sekarang juga" marahnya, Rasya hanya menatap Arsya Cakra Smith dengan tatapan sayu dan berdiri.

"Ck, dasar nyusahin" kesal Arsya dan menarik tangan Rasya masuk ke dalam mobilnya.

Selama perjalanan menuju mansion keluarga Smith, Rasya hanya diam memperhatikan jalanan, tidak ada pembicaraan sedikitpun, hingga mereka memasuki gerbang kediaman Smith.

"Masuk sana, yang lain udah nungguin" ucap Arsya keluar dari mobilnya dan berdecak kesal melihat tatapan sayu Rasya. Sedangkan Rasya mengikuti langkah Arsya, dan benar saja sudah ada daddy, mommy, abang dan juga adeknya yang menunggu di sana.

Plak plak

Dua tamparan mendarat di pipi Rasya, Rasya tidak meringis sedikitpun, ditatapnya daddynya dengan tatapan sayu dan keputusasaan itu.

"Kamu mau sampai kapan seperti ini haa, tidak cukup kamu mempermalukan keluarga ini"

"Dan kamu kira dengan kamu mencoba membunuh diri, kita akan peduli sama kamu haa"

"Beban" ucap Alex dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa nyelamatin beban ini?" Ujar Rasya dengan bahasa isaratnya.

Rasya itu Tunawicara, dia tidak bisa berbicara sejak dia kecil, dan karena kekurangannya itu dia dikucilkan oleh keluarganya sendiri, dianggap Beban dan pembawa sial, bahkan mereka tidak segan-segan menyakitinya.

"Biarkan saja aku mati, itu bukannya keinginan kalian"

"Supaya tidak ada lagi aib di keluarga ini"

Rasya menatap mereka semua dengan tatapan kecewa, marah, putus asa dan sedih. Ditatapnya mommynya yang hanya diam memperhatikannya, bahkan tidak ada tatapan khawatir dipancaran orang yang sudah melahirkannya itu.

"Sudahlah"

Rasya melangkah menuju kamarnya, dia kadang tak habis pikir dengan keluarganya itu, mereka selalu marah-marah dan melukainya, tapi ketika dia melukai dirinya sendiri, mereka semakin marah dan menyelamatkannya.

Entah apa yang mereka inginkan, bukannya bagus kalau dia mati dan tidak ada lagi aib dikeluarga ini pikirnya, jadi mereka semua akan senang bukan?.

Rasya marah, Kecewa tentu saja, jika boleh meminta, dia juga tidak ingin memiliki kekurangan seperti ini. Dia juga ingin seperti orang normal lainnya, yang bisa berbicara.

I'm Fine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang