Part:20

22.2K 2.7K 239
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Masih dengan Arsya dan Alfanza...

Setelah melalui hal yang menyiksa indra penciuman Arsya tadi, Arsya terus mengomel pada Alfanza sehingga membuat telinga Alfanza panas mendengarnya.

"Diamlah Arsya" kesal Alfanza menutup mulut Arsya dengan tahu goreng yang sudah dimasaknya tadi.

Yahh sekarang dirinya sedang memasak di dapur karena sudah merasa lapar, beruntung Arsya mau diajak bekerja sama sekarang, dan tidak mengeluh karena harus mengikuti langkah Alfanza di dapur itu.

Tapi tetap saja Arsya masih mempermasalahkan kejadian di kamar mandi tadi, membuatnya ingin segera menyelesaikan hukuman ini secepatnya.

Dia tau kalau abangnya ini sangat cerewet, tapi melihat perlakukan dingin Arsya di sekolah selama 2 bulan ini, dia yakin Arsya sangat dingin dengan orang yang tidak dekat dengannya.

Dengan begitu Alfanza berpikir kalau Arsya juga akan bersikap dingin padanya di mansion ini, mengingat kalau Arsya juga membencinya hanya karena dia ketahuan memperhatikannya dari jauh.

Tapi apa ini, abangnya ini bahkan suka sekali mencari masalah dengannya dan berkata panjang lebar, membuat Alfanza harus ekstra sabar menghadapinya.

Jangan sampai emosinya tidak terkendali dan malah melempar wajah Arsya dengan minyak panas di kompor itu, kan bisa gawat.

Bukan hanya dirinya langsung dibunuh oleh Alex nanti karena menyakiti putranya, abangnya itu nanti juga akan terluka dan semakin membencinya, lagi. Ahh membayangkan saja dia sudah merasa ngeri.

"Mmm" Arsya memakan habis tahu itu dan menatap garang Alfanza.

"Lo nggak ada sopan-sopannya sama gue, udah gue bilang gue lebih tua dari lo"

"Dan juga gue atasan lo di sini, bisa-bisanya lo perintahin gue buat diam"

"Ini hari pertama lo ya kerja di sini, tapi lo udah nyeselin"

"Dasar babu kurang ajar, panggil gue abang" kesal Arsya, Alfanza hanya menghela nafasnya lelah dan kembali melanjutkan acara masaknya, menghiraukan perkataan Arsya.

"Wahh benar-benar ya lo, lo pikir gue nggak bisa hukum lo haa"

"Lihat aja nanti, kalau hukuman kita udah selesai, gue langsung kurung lo di ruang bawah tanah"

"Biar tidur di sana sek...."

Ting....

Alfanza memukul wajan yang digunakannya untuk memasak dengan spatula yang dipegangnya dan menatap tajam Arsya.

"Gue bilang diam!" tegas Alfanza membuat Arsya semakin cengo menatapnya.

Heyy atasanya kan di sini dia, kenapa malah dia yang sedikit takut karena suara tegas dari pemuda dihadapannya ini.

Melihat Arsya yang diam, Alfanza menghela nafansya pelan. Nah kan dia tidak bisa mengontrol emosinya, apalagi sekarang dirinya sekarang sedang lapar dan dia akan jadi semakin sensitif karena itu.

"Wahh Lo benar-benar ya, jadi ini sifat asli lo"

"Nggak nyangka gue, pantasan Roni jadi benci sama lo, nggak tau terima kasih banget sih lo jadi orang"

"Lo kerja di sini, seharusnya lo tau posisi lo" tegas Arsya dengan urat-urat dilehernya menandakan dirinya sangat marah.

Hy siapa juga yang tidak marah, dirinya di sini korban okay, walaupun dia tau dia juga salah karena bertengkar dengan Alfanza membuat mereka berdua dihukum seperti ini.

I'm Fine (End)Where stories live. Discover now