Part:33

15K 1.9K 130
                                    

Vote and comment juseyo....
....

Arsya sekarang sedang berada di kantin, hendak melahap bekal yang berisi makanan kesukaannya yang dibuat oleh Alfanza.

Sudah terhitung sebulan lamanya sejak mereka mengetahui Alfanza merupakan Rasya, semenjak saat itu juga mereka selalu berusaha mendekati Alfanza, tentunya dengan cara mereka masing-masing.

Alfanza juga tidak pernah menolak, dia tidak menutup hatinya dan juga tidak terlalu berharap, karena tidak ingin dikecewakan lagi, tapi tidak dipungkiri dirinya merasa senang menerima semua itu.

"Gue heran, seenak apasih bekal lo itu sampai 2 bulan terakhir ini lo selalu bawa bekal?" Heran Roni menatap Arsya yang tampak melahap makanannya dengan nikmat.

"Benar tuh, boleh nggak kita nyobain juga?" Ujar Rafli penasaran.

"Kalian tau jawabannya apa" ujar Arsya cuek dan menghiraukan teman-temannya, yang lainnya hanya menghela nafasnya pelan karena sudah biasa dengan penolakan dari Arsya.

"Udahlah, nggak akan dikasih sih kita, lebih baik kita makan juga dari pada cuma liatin Arsya"

"Kalian mau makan apa, biar gue pesanin" ujar Bima menatap Roni dan Rafli.

"Samain aja" ujar Roni dan diangguki oleh Rafli.

"Gue titip jus mangga" ucap Arsya karena dia juga harus minumkan. Bima mengangguk dan mengambil uang yang disodorkan oleh Arsya.

Setelah kepergian Bima, Roni dan Rafli berbincang ringan, begitu juga Arsya yang menanggapi di sela-sela makannya.

Awalnya semuanya terasa tentram, hingga akhirnya seorang wanita yang selalu mengusik hidup Arsya selama sebulan ini mengambil bekal yang ada di hadapan Arsya dan membuangnya begitu saja.

Bruk

Bekal yang tinggal setengah itu berceceran di lantai kantin. Arsya, Roni dan Rafli kaget melihat tindakan dari Rara yang tampak tidak merasa bersalah sedikitpun.

Arsya yang masih diam mencerna hal yang terjadi, seketika menatap Rara dengan wajahnya yang menggelap marah, melihat makanan yang dibuat adeknya dengan sepenuh hati harus terbuang sia-sia.

"R-rara apa yang kamu lakuin" ujar Roni menatap sepupunya itu tidak percaya, apalagi melihat Arsya yang kelihatan sangat marah.

Rara menghiraukan Roni dan tersenyum menatap Arsya, dengan menyodorkan bekal baru pada Arsya.

"Kak, Rara bikinin bekal nih buat kakak"

"Rara tau kakak suka bawa makanan dari rumah, nah karena itu Rara belajar masak dan bikinin bekal buat kakak dengan sepenuh hati"

"Pasti lebih enak dari makanan itu" ujar Rara dengan tatapan berbinar dan senyuman yang mengembang.

"Kak Ra..."

"Akhhh" teriak Rara ketika Arsya dengan kuat menjambak rambut wanita itu, membuat seluruh murid yang berada di kantin langsung menatap ke arah mereka.

"Akhh sakit kak, lepas" teriak Rara dengan air mata yang mengalir.

"Arsya, lo...."

"Diam Roni!" Tegas Arsya menatap temannya itu tajam.

"Gue sudah terlalu sabar selama ini bitch, gue selalu berusaha sabar saat lo ngusik gue, hanya karena lo sepupu teman gue" ujar Arsya dengan nada rendah dan mencekam.

"Tapi sekarang gue nggak bisa sabar lagi, kalau lo ngusik gue lagi"

"Gue pastiin lo langsung keluar dari sekolah ini" ujar Arsya dan mendorong Rara hingga wanita itu tersungkur kebelakang.

I'm Fine (End)Where stories live. Discover now