Part:22

20.7K 2.6K 171
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Alfanza terus memperhatikan Alex dan Rendi yang sedang membahas pekerjaannya mereka. Tapi setelah Rendi pergi ke ruang kerjanya sendiripun, Alex masih saja sibuk menerima telpon entah dari siapa.

Melihat raut wajah daddynya yang seriuspun, Alfanza memilih diam, duduk dengan tenang sambil berbalas pesan dengan teman-temannya.

Lagi pula dia juga tidak memiliki kesibukan sekarang, dan dia tidak bisa sembarangan keluar dari ruang Kerja Alex ini, karena yang ada dia malah bertemu dengan teman-teman Cakra dan Arsya di sini.

Jadi yang paling aman dia berada di sana dulu, karena dia tau tidak ada yang boleh masuk ke ruang kerja Alex dengan sembarangan.

"Maafkan saya Alfanza karena membuat kamu menunggu" ujar Alex membuat Alfanza dengan cepat menyimpan ponselnya, kemudian duduk dengan tegak menatap Alex.

"Tidak apa-apa tuan" ujar Alfanza tersenyum.

"Hmm langsung saja, saya akan mengirimkan gaji kamu bulan ini"

"Dan saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada kamu, karena keberadaan kamu di sini membuat istri saya kembali ceria lagi...

"Bahkan bukan cuma istri saya, Cakra juga makan dengan lahap karena masakan kamu"

"Jadi saya akan menambahkannya sebagai bonus, 150 juta akan segera saya transfer ke rekening kamu" ujar Alex dan mengambil ponselnya untuk mengirim gaji sebulan ini untuk Alfanza.

"Terima kasih tuan, tapi itu sepertinya kebanyakan" ujar Alfanza menggaruk pipinya yang tidak gatal melihat tatapan  Alex.

"Kamu menolak hmm?" Ujar Alex dengan tatapan mengintimidasi.

"Bukan maksud saya, tapi saya rasa, saya tidak melakukan banyak hal untuk nyonya Arsyi, s-saya juga sudah menerima banyak dari sini"

"Saya seakan memakan gaji buta kalau sebanyak itu, padahal saya tidak melakukan apapun yang spesial selama ini" ujar Alfanza menatap Alex.

Alex mengangguk mengerti, kemudian terkekeh pelan menatap Alfanza.

"Kamu tidak seperti yang dirumorkan?" Ujarnya tersenyum tipis.

"Setiap orang kan bisa berubah, dan saya sadar kesalahan saya dulu, saya tidak mau menerima hak yang bukan milik saya lagi" ujarnya dengan penuh keyakinan.

"Tapi bagi saya kamu berhak menerima sebanyak ini, karena tanpa kamu ada di sini, saya tidak tau bagaimana keadaan Istri dan putra bungsu saya, mereka pasti tetap muram dan akan mempengaruhi kesehatan mereka"

"T-tap..."

"Tidak ada penolakan"

"Anggap saja ini bentuk terima kasih saya pada kamu" ujar Alex dan benar saja, beberapa detik kemudian notif ponsel Alfanza berbunyi.

"Terima kasih tuan" ucap Alfanza tersenyum, Alex mengangguk dan menatap Alfanza lekat.

"Saya anggap misi pertama kamu berhasil Alfanza" ujar Alex.

"Kamu berhasil membuat mental istri saya membaik, tapi sampai sekarang dia masih menganggap kamu Rasya"

"Apa kamu tidak pernah mencoba memberitahu dia kalau kamu bukan Rasya?"

"Karena setiap saya memberitahu dia, dia tetap kekeuh menganggap kamu itu Rasya..

"Mana tau dengan kamu yang berbicara langsung dengannya dia akan sadar" Ujar Alex

"Maafkan saya tuan, saya masih belum menemukan suasana yang tepat, karena setiap saya berada didekatnya, Nyonya terlihat bahagia, saya jadi ragu mengatakannya langsung"

I'm Fine (End)Where stories live. Discover now