Part:16

23.7K 2.8K 166
                                    

Vote and comment juseyoo...
....

Alfanza mengerjapkan matanya, dia menatap Aron dan Eric yang tertidur di sampingnya, dan tersenyum tipis melihat Aron dan Eric yang berpelukan.

"Gemesnya" ujar Alfanza dan mengelus rambut si kembar.

Andai saja dia dan abang kembarnya juga akur seperti mereka dulu, pasti akan menjadi kenangan yang menyenangkan, tapi sekarang dia hanya bisa mengandai-andai saja.

Dan yahh, dia sedikit iri melihat Aron dan Eric.

Alfanza turun dari kasur dan bersih-bersih, bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Setelah beberapa menit, dia keluar dari kamar mandi dan memakai seragam sekolah Eric yang ada di lemari, tenang dia sudah bilang kemarin pada Eric.

Alfanza akhirnya bisa menginap di rumah si kembar, walaupun tidak bertemu dengan papa si kembar, karena mereka sampai di mansion anggara hampir tengah malam.

Setelah di rasa siap, dia membangunkan si kembar dan turun ke bawah, mencari dapur untuk memasakkan sarapan dan bekal untuk mereka.

Setelah beberapa menit mencari dapur, dia akhirnya menemukannya dan ternyata sudah ada beberapa maid yang melaksanakan tugasnya.

"Selamat pagi bik" sapa Alfanza ramah dan maid-maid itupun langsung menengok dan terpana dengan ketampanan Alfanza.

"Selamat pagi den, adek temannya tuan muda kembar ya?" Tanya salah satu maid dan diangguki oleh Alfanza dengan senyuman ramahnya.

"Ada apa den, ada yang bisa kami bantu den?"

"Nggak kok bik, saya mau bantu masak" ujar Alfanza membuat maid itu sedikit syok dan memperhatikan Alfanza lagi.

"Ehh nggak usah den, aden udah rapi gini, nanti malah bau masakan lagi"

"Aden duduk saja dulu di sana" ujar maid itu menolak. Mereka merasa tidak enak, mana mau mereka membiarkan tamu tuan muda mereka memasak, takutnya malah nanti mereka malah mendapatkan masalah lagi.

Tidak tau saja mereka, kalau Alfanza sudah seperti Koki pribadi tuan muda mereka itu.

"Gapapa kok bik, saya...."

"Ada apa ini?" Suara berat terdengar tepat di belakang Alfanza, Alfanza kaget mendengar suara itu dan menoleh ke belakang, dia semakin kaget melihat pria sekitar berusia 40an yang tampak tidak asing.

"Om Radit" batin Alfanza, melihat adek mommynya berada di belakangnya.

"Astaga jangan-jangan si kembar anaknya om Radit, adek mommy, bisa-bisanya gue lupa marga asli mommy sendiri"

"Berarti si kembar sepupu gue dong" batin Alfanza masih dengan ekspresi kagetnya.

Dia memang pernah bertemu dengan Radit dulu. Sekitar 3 tahun lalu saat Opanya meninggal, itu juga terakhir kalinya mereka bertemu.

Karena memang selama ini Radit dan keluarganya menetap di Yogyakarta, dan dia tidak pernah bertemu sepupunya itu.

Dan saat Radit memutuskan menetap di Jakarta sekitar 2 tahun lalu, hanya mommy dan daddynya yang berkunjung ke mansiom baru omnya itu, makanya dia kaget melihat Radit berada di sini.

"Kamu siapa?" Tanya Radit dengan satu alis terangkat.

"Ohh maaf o-om.. ehh tuan"

"Saya Alfanza, temannya Aron dan Eric" ucap Alfanza memperkenalkan dirinya.

"Ahh jadi kamu yang namanya Alfanza, saya sering mendengar tentang kamu dari si kembar" ujar Radit seketika tersenyum.

"Jangan panggil tuan, panggil saja om Radit" ujar Radit lagi dan diangguki oleh Alfanza.

I'm Fine (End)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu