Part:29

18.5K 2.2K 105
                                    

Vote and comment juseyo...
....

"Maaf" ujar Rendi dengan tatapan sendu membuat Arsya diam, dia memalingkan wajahnya kembali karena tidak sanggup melihat wajah abangnya seperti itu.

"Seharusnya gue yang minta maaf sama lo karena udah hancurin kerjaan lo"

"Cuma karena perasaan malu gue, gue malah kelepasan tadi" ujar Arsya dan menghela nafasnya panjang.

"Maaf bang, karena emosi sesaat gue, gue malah bikin kerjaan yang lo udah persiapin jadi berantakan" ujar Arsya dengan perasaan bersalah, apalagi setelah mendengar perkataan dari mommynya tadi.

"Abang kamu berusaha menjadi sempurna buat kalian, dia bekerja keras sendirian agar kalian tidak merasakan apa yang dia rasakan dulu"

"Hidup sebagai yang tertua di generasi kalian saat ini, pasti membuat abang kalian itu penuh beban, Arsya"

"Banyak tugas yang diserahkan oleh daddy kalian padanya"

"Dia juga berusaha menjadi sempurna untuk menjaga keluarga ini, dan memastikan kalian hidup dengan baik"

"Tapi apa pernah kamu melihat abang kamu itu mengeluh, nggak kan?

"Dan juga dia bersikap lebih keras pada kamu bukan berarti dia tidak menyayangi kamu Arsya, dia pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu"

"Jadi coba bicarakan hal itu pada abang kamu nanti"

"Gapapa, gue cuma rugi dikit kok, daddy juga sudah mengurusnya tadi" ujar Rendi tersenyum tipis dan mengelus rambut Arsya.

Padahal dia hampir kehilangan 1T karena ini memang proyek besar dan memang akan diselesaikan hari ini.

Namun karena masalah ini, akhirnya Alex menyuruh putra sulungnya itu menenangkan diri terlebih dahulu dan dia yang akan menyelesaikan urusan perusahaan.

"Tapi ada baiknya juga lo tadi ngamuk, gue jadi tau kalau lo sebenarnya tertekan sama sikap gue sama lo selama ini" ujar Rendi menghela nafasnya pelan.

"Hmm, gue tadi cuma malu dan malah sampai ngungkit masalah lain"

"Gue kan juga mau keren seperti abang di depan Cakra dan Rasya, tapi mereka malah melihat gue ngompol di celana, itu kan memalukan"

"Harga diri gue sebagai seorang abang jadi tercoreng, makanya gue emosi tadi" ucap Arsya tersipu malu.

"Lo mau keren seperti gue?" Tanya Rendi dan diangguki oleh Arsya.

"Iya abang itu keren, abang terlihat bersinar ketika melakukan apapun, dan walaupun sibuk tapi abang masih sempat perhatian sama kita, makanya gue pengen jadi seperti abang" ujar Arsya dengan antusias, kemudian dia berdehem ketika mendengar Rendi terkekeh pelan.

"Jadi lo diam-diam lo jadiin gue idola lo nih ceritanya" ujar Rendi dengan nada sedikit menyebalkan.

"Hmm iya kalau abang lagi di luar, tapi kalau abang sama gue, kekerenan abang yang gue lihat selama ini membuat ekspetasi gue hancur seketika"

"Makanya gue kesal sama abang" gerutu Arsya. Mengingat abangnya yang selalu dia banggakan, abangnya yang selalu bersinar, abangnya yang sempurna dan menjadi panutannya, hilang seketika  ketika saat bersamanya.

Abangnya akan menunjukkan sisi menyebalkan, dan itu meruntuhkan eskpetasinya tentang abangnya yang keren selama ini, dan itu membuatnya kesal.

"Tapi setelah mendengar perkataan mommy tadi...

"Ketika seseorang tidak malu memperlihatkan sisi yang memalukan pada kita, berarti orang itu adalah orang yang dia percaya dan yang paling dekat dengannya" ujar Arsya tersenyum senang menatap Rendi.

I'm Fine (End)Where stories live. Discover now