Part:26

21.5K 2.5K 110
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Sudah 3 hari lamanya Alfanza beristirahat karena demam yang di deritanya, sekarang dia sudah berada di parkiran sekolah bersama Aron dan Eric.

"Abang masih keliatan pucat gini, lebih baik istirahat aja ya" ujar Aron menatap khawatir Alfanza.

"Hmm masa sih, tapi gue udah sehat kok" ujarnya dan berkaca di spion motor milik Eric.

"Abang nggak bisa boong, jelas-jelas wajah abang keliatan pucat" ujar Eric menempelkan punggung tangannya di dahi Alfanza.

"Kan masih hangat, kita bolos aja hari ini, kita bakalan temanin abang istirahat di ruangan biasa" ujar Eric dan dibalas Alfanza dengan memutar matanya malas.

"Bilang aja kalian mau bolos" ucap Alfanza menoyor pelan dari Eric.

"Yaa nggak bang, ini kan untuk kebaikan abang, jangan terlalu maksa diri bang, kalau nanti abang pusing karena mikirin pelajaran gimana?"

"Lebih baik kita bolos aja" ujar Aron dan diangguki setuju oleh Eric.

"Nggak ada ya bolos-bolos, sekarang ke kelas" tegas Alfanza merangkul bahu kedua pemuda itu dan membawa mereka ke kelas, membuat Aron dan Eric berdengus kesal karena rencana buat bolos mereka harus gagal.

Selama perjalanan menuju ke kelas, mereka berbincang ringan mengenai Cafe yang rencananya akan mereka renovasi dan membuat panggung kecil untuk penampilan Band di sana.

"Itu perlu ya, biayanya gimana?" Ujar Alfanza sedikit tidak setuju dengan usulan si kembar.

"Biayanya ada kok bang, dan juga sepertinya pelanggan mulai jenuh, kita harus bikin perubahaan kan buat mempertahankan pelanggan kita" ujar Eric dan diangguki setuju oleh Aron.

"Jangan bilang kalau lo pakai uang pribadi lagi" ujar Alfanza menatap Eric curiga.

"Nggak kok hehe, Cafe 2 bulan ini dapat keuntungan besar bang, dan kita kan punya uang Cas Cafe untuk keperluan mendadak seperti ini" jelas Eric dengan yakin.

"Ohh yaudah, sepertinya boleh juga, kalau biayanya kurang nanti kita patungan aja, biaya beli peralatan musik kan mahal, pasti uangnya nggak akan cukup" ujar Alfanza dan diangguki setuju oleh si kembar.

"Terus yang bakalan tampil nanti siapa, apa kalian udah ada rekomendasi band yang mengisi cafe kita?" Tanya Alfanza.

"Kita aja deh tampil nanti, biar hemat biaya" ujar Aron membuat langkah Alfanza berhenti dan menatap si kembar.

"Gue juga?" Tanyanya dan diangguki oleh Aron.

"Kenapa, abang nggak bisa main alat musik ya, gimana kalau bagian nyanyi?"  Ujar Aron membuat Alfanza diam. Bukan karena tidak mau, selain karena memang dia tidak bisa memainkan alat musik tapi dia juga ragu kalau bernyanyi.

Soalnya selama hidupnya dia hanya bisa bersenandung. Kalian tidak lupakan kalau Rasya itu mantan tunawicara, dan selama berada di raga Alfanza dia juga tidak pernah bernyanyi.

"Tapi gue kok bersemangat gini, gue pengen tapi ragu, gimana kalau malah kacau"

"Coba aja kali ya, kata bang Arsya kan gue nggak boleh takut mencoba, supaya nemu jawabannya"

"Jadi gue harus coba dulu nanti putuskan gimana" batin Alfanza manggut-manggut semangat.

"Hmm, tapi gue nggak yakin bisa nyanyi, gapapa kan kalau kita coba dulu" ujar Alfanza akhirnya.

"Tentu bang, nanti kita latihan di ruang musik sekolah dulu aja" ujar Eric

"Benar, ahh atau gimana kalau kita persiapkan diri buat tampil di acara sekolah juga 2 minggu lagi, kayaknya bakalan seru"

I'm Fine (End)Where stories live. Discover now