Part:4

27.8K 2.9K 69
                                    

Vote and comment juseyo...
....

Setelah mengobati luka pemuda yang tidak dia ketauhi siapa, Alfanza pergi ke kamar mandinya untuk bersih-bersih.

Setelah beberapa menit, dia keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya dan menatap pemuda itu yang ternyata sudah sadar dan duduk di kasurnya sambil memijit dahinya.

"Lo kalau pusing lanjut tidur aja" ujar Alfanza membuat pemuda itu tampak kaget menatapnya.

"LO" ujarnya berteriak, entah karena apa.

"Apa?" Tanya Alfanza tampak bingung melihat ekspresi pemuda itu, yang seperti melihat hantu ketika melihatnya.

Pemuda itu berdehem dan mengatur raut wajahnya supaya terlihat santai, padahal tadi sangat jelas kalau dia sangat kaget melihat Alfanza.

Mungkin kaget ketika melihat orang asing ketika dia sadar, pikir Alfanza acuh dan menggantungkan handuknya dengan rapi.

"Lo ya yang udah bantuin gue?" Tanya pemuda itu dengan senyuman tipisnya.

"Hmm"

"Makasih ya, udah bantuin gue"

"Gue pulang dulu kalau gitu, kalau kita ketemu lagi gue bakalan balas kebaikan lo" ujar pemuda menatap Alfanza dalam.

"Nggak usah, gue ikhlas kok bantuin lo"

"Tapi lo yakin mau pulang sekarang, lagi hujan loh" ujar Alfanza membuka gorden kamarnya, dan benar saja bisa pemuda itu lihat di luar sedang hujan.

"Ahh iya njir hujan lagi, dompet sama ponsel gue kemana lagi" ujar pemuda itu tampak bingung dan menatap Alfanza.

"Nggak ada ya, gue nggak ada lihat dompet sama ponsel lo dari tadi" ujar Alfanza cepat karena tidak mau di tuduh mencuri barang milik pemuda itu.

"Ck, lo kenapa keliatan panik gitu, gue nggak nuduh lo mencuri kok" ujar pemuda itu membuat Alfanza berdecak kesal karena sudah berprasangka duluan.

"Terus kenapa lo natap gue?"

"Hmm gue baru ingat dompet sama ponsel gue ketinggalan di rumah hehe" cengir pemuda itu membuat Alfanza ingin sekali membuang pemuda itu ke rawa-rawa.

"Jadi gue boleh pinjam ponsel lo kan, gue mau nelpon abang gue dulu, takut dia khawatir" ujar pemuda itu dan diangguki oleh Alfanza, dia mengambil ponselnya dan memberikan pada pemuda itu.

Setelah itu, dia keluar dari kamarnya memberikan pemuda itu waktu berbicara dengan abangnya dan berniat membuatkan makanan untuk pemuda itu.

Lagian dia juga sudah lapar lagi.

"Besok gue kayaknya harus olahraga lagi deh, supaya badan gue atletis seperti dulu lagi" gumam Rasya dan mengeluarkan bahan-bahan masakan di kulkas dan sibuk sendirian di dapur.

Sedangkan pemuda yang tidak diketahui namanya itu, keluar dari kamar Alfanza setelah mendengar kemarahan abangnya.

Dia mencium bau masakan dan melangkahkan kakinya menuju dapur, membuat perutnya yang sedari tadi merasa lapar semakin keronjongan karena bau masakan yang sangat menggugah selera itu.

"Gimana, lo nginap di sini kan?" Tanya Alfanza ketika melihat pemuda itu mendekatinya.

"Iya, maaf ya ngerepotin lo" ujar pemuda itu dan dibalas senyuman oleh Alfanza.

"Gapapa kok, lagian gue sendirian di sini"

"Gue malah senang karena ada temannya" ucap Alfanza membuat pemuda itu diam dan menatap Alfanza lekat, entah apa yang dipikirkannya hanya dia dan author yang tau.

I'm Fine (End)Where stories live. Discover now