Part:21

20.1K 2.5K 131
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Waktu berlalu dengan terasa cepat, tidak terasa sudah sebulan lamanya Alfanza berada di kediaman Smith semenjak kejadian dirinya dikurung di penjara bawah tanah mansion itu bersama Arsya.

Sejak kejadian itu pula, hubungan Alfanza dan Arsya merenggang seperti di awal lagi. Alfanza benar-benar hanya melakukan tugasnya untuk menjadi Rasya dan membuat Arsyi senang.

Awalnya Arsya masih mengganggunya dan memancingnya supaya berdebat dengannya, tapi Alfanza hanya tersenyum, tidak menanggapi, kemudian dia akan menunduk hormat meninggalkan Arsya, dan itu berlangsung selama 10 hari.

Mungkin karena kesal diabaikan oleh Alfanza, Arsyapun juga ikut mengabaikan Alfanza kecuali saat mereka berkumpul bersama Arsyi.

Mereka akan kembali berdebat seperti tidak ada terjadi apa-apa diantara mereka. Namun setelah Arsyi pergi, mereka langsung diam, dengan Alfanza yang bersikap sebagai bawahan pada umumnya.

Kehidupan Alfanza juga bisa dibilang damai. Dia sekolah dengan tenang dan menghilang bersama sikembar di saat jam istirahat di markas milik si kembar.

Walaupun terkadang dia berpapasan dengan Arsya, Roni dan yang lainnya, dia tetap mengabaikan mereka, seolah mereka tidak saling kenal, meskipun masih ada cercaan dari Roni padanya, tapi dia tetap abai.

Dan juga, dia punya banyak waktu bermain bersama si kembar, Arsyi tidak terlalu mengekangnya begitu juga Alex. Tapi tetap saja dia harus mendapatkan izin dari mereka terlebih dahulu dan mengikuti aturan yang diberikan oleh Alex.

Dan dia bersyukur akan hal itu, jadi dia bisa pergi bermain ke tempat yang dia mau ataupun menyibukkan diri di Cafe milik mereka yang tidak pernah sepi pengunjung.

Seperti hari ini, Alfanza dan si kembar sedang bermain di pantai, mereka saling perang air membuat senyum di wajah Alfanza tak pernah luntur.

"Hahaha rasain lo, main-main sih sama kita" ujar Alfanza dengan tawa mengejek Aron yang sudah basah kuyup karena didorong oleh Alfanza dan Eric ke ombak.

"Aanjir, basah njir" kesal Aron dan membalas mereka dengan menendang air asin itu mengenai Alfanza yang masih tertawa sehingga sedikit air asin itu masuk ke mulut Alfanza.

"Uhuk uhuk anjir Ron, asin banget" ujar Alfanza meludah berharap lidahnya tidak terasa asin lagi.

"Hahah mampus, lagi Byur" sekarang Eric yang terkena tendangan air dari Aron, membuat Aron kembali tertawa dengan nasib Eric yang sama seperti Alfanza

"Sialan, awas lo Aron" geram Eric mengejar Aron, begitu juga dengan Alfanza, mereka saling kejar dan saling menyerang, menendang air laut itu hinga mengenai lawan mereka, dengan gelak tawa di antara mereka.

"Haha udah, kita udah basah nih"

"Nanti malah masuk angin" ujar Alfanza menyudahi serangan mereka, si kembar mengangguk patuh dan menjauh dari bibir pantai.

"Lah bang, kok malah duduk?" Heran Aron melihat Alfanza memakai jaketnya dan duduk, setelah membersihkan Carpet sewaan mereka.

"Nggak pulang bang, katanya nanti masuk angin, lebih baik kita pulang" ujar Eric tapi tetap duduk di samping Alfanza, begitu juga Aron.

"Nanti aja, nanggung nih, lihat Sunset dulu" ujar Alfanza mengeluarkan ponselnya, bersiap mengabadikan moment.

Alfanza itu sangat menyukai langit (Astrophile) bahkan diponselnya lebih banyak foto langit dari pada dirinya.

Di galerinya terdapat berbagai pemandangan langit, baik itu langit siang yang dihiasi awan putih dan langit biru yang melihatnya dapat membuatnya merasa senang, langit senja dengan warna orange dan kemerahanya, serta foto bintang dan bulan di malam hari.

I'm Fine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang