♪ Chapter 2

53 44 9
                                    

Refalin berdiri didepan Mall bersama Esha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Refalin berdiri didepan Mall bersama Esha. Sudah lumayan lama mereka berdua berdiri dibawah sinar terik matahari.

"Nunggu siapa sih kamu Sha?" tanya Refalin tanpa rasa curiga.

"Ah tunggu bentar ya." jawab Esha sambil menatap layar ponselnya.

Orang yang ditunggu-tunggu Esha akhirnya datang. Orang tersebut adalah Revan. Refalin sontak membulatkan matanya dan menelan ludahnya.

Dirinya membantin yang tidak-tidak karna Esha ternyata diam-diam mengajak Revan.

Esha langshng menggandeng tangan Revan dan berjalan masuk kearah pintu masuk mall.

Sialan, Refalin menjadi nyamuk kali ini diantara mereka berdua. Wajah Refalin langsung berubah berkali-kali lipat yang semulanya sangat senang diajak Esha jalan-jalan malahan berubah menjadi jutek kali ini karna kehadiran Revan.

Saat menaiki eskalator Refalin berdiri dibelakang Revan dan Esha yang tengah beremesraan.

Refalin mengikuti Esha dan Revan yang mampir ke sebuah toko ice cream.

Revan memesankan ice cream untuk Esha tanpa menawari Refalin. Membuat Refalin semakin kesal dengan keduanya.

Esha membalikkan tubuhnya lalu menatap wajah Refalin yang sangat jutek tersebut. Kemudian menawari Refalin ice cream juga.

Refalin menolak tawaran Esha. Revan juga ikut berbalik kearah Refalin kemudian tersenyum licik kearah Refalin.

Setelah dari toko ice cream Revan mengajak Esha ke toko kaset jadul. Refalin terpaksa mengikuti kemanapun jejak mereka berdua. Rasanya Refalin ingin pulang tetapi tidak enak dengan Esha.

Refalin menginjakkan kakinya ke toko kaset jadul tersebut. Toko itu lumayan besar akhirnya Refalin memisahkan diri dari Esha dan Revan.

Refalin berjalan ke menatap susunan kaset jadul yang tersusun dengan rapi meskipun sedikit lumayan berdebu.

Ada satu kaset pita yang membuat Refalin antusias sekali untuk mengambil kaset tersebut.

Refalin langsung mencari alat pemutat kaset pita yang sudah disediakan oleh toko tersebut.

Dirinya memasukkan kaset tersebut kedalam sebuah tip yang sudah terlihat tua.

Kemudian memasang headphone ketelinganya. Dan lagu tersebut sudah terputar, Refalin menikmati lagu yang tengah ia dengarkan.

Revan tak sengaja menaruh pandangan kepada Refalin yang tengah asik mendengarkan musik yang gadis itu putar.

Revan penasaran dengan apa yang Refalin dengar mengingat Revan sangat menyukai lagu-lagu lawas.

Cowok itu melangkahkan kakinya mendekat kearah Refalin kemudian tanpa rasa malu cowok itu menarik headphone milik Refalin membuat Refalin merasa tersentak kaget karna kelakuan Revan.

"Dengerin lagu apa sih lo?!" ucap Revan sambil memasang headphone ke telinganya.

Setelah Revan mendengar lagu yang didengarkan Refalin tadi Revan langsung melepaskan headphone tersebut.

"Lo tau The Groove?" tanyat Revan heran kepada Refalin.

"Iyalah gue tau." jawab Refalin sinis karna Revan telah merampas headphone darinya.

"Lagian lo ngapain si lama banget milih kaset, buang-buang waktu tau gak, orang yang mau ngedate gue sama Esha malahan gue yang nemenin Esha ngedate sama lo!" Refalin yang merasa kesal akhirnya kebablasan mengeluarkan seluruh isi hatinya untuk hari ini yang sangat menjengkelkan bagi dirinya.

Revan tertawa kemudian dirinya menaruh Headphone yang ia pegang diatas tip pemutar lagu tadi.

"Hahaha iya gue lagi cari albumnya The Fabula yang dialog rasa." Refalin sedikit kaget ketika Revan mencari album karya Ayahnya.

"Oh album lama, sekarang udah gak dijual lagi kecuali preloved di toko online. Kalo ditoko kaya gini mah udah jarang ada yang jual, mau lo cari-cari sampe malem juga gabakal ketemu."

"Kenapa lo tau?"

"Yaiyalah gue tau lo pikir gue gapaham soal perkasetan!" jawab Refalin dengan ketus, melihat tatapan Revan seperti tatapan mengejek.

Esha dari kejauhan melihat keduanya yang tengah berbincang-bincang mengenai kaset.

Tak sampai disitu saja perbincangan Revan dan Refalin malah berlanjut, "Lagian lo dengerin The Fabula juga bisa youtube kenapa harus cari albumnya sih?" tanya Refalin sambil mencari-cari kaset yang ingin ia dengarkan lagi di tip.

Revan mengikuti Refalin dibelakang, "Ya karna gue mau koleksi aja, lagian lagu-lagu yang mereka keluarin bagus-bagus!"

"Lagian bokap gue kalo tau orang yang suka lagunya orang yang suka usilin gue keknya lagunya bakal dimusnahin!" ucap Refalin berbisik hampir terdengar.

"Hah lo tadi ngomong apa?" tanya Revan dengan gaya sok budek.

"Gak! gue gak ngomong apa-apa tadi!" untuk mengalihkan topik Refalin segera menanyakan hal-hal lainnya.

"Lo suka sama siapa di The Fabula?"

"Yajelas vokalis utamanya dong, Reza Wijayanto!" ungkap cowok itu dengan rasa bangga padahal gadis yang tengah berdiri didepannya ini adalah anak dari musisi yang Revan sukai.

Refalin terkekeh, "Karena dia gue jadi semangat buat jadi musisi yang terkenal sama kayak dia apalagi mengingat usaha dia membangun The Fabula."

"Emang lo punya anggota sendiri ya?"

"Iya namanya Steel Good."

"Jadi musisi ga seindah yang lo bayangin loh? emang bener buat terkenal itu mudah kalo zaman sekarang. Tapi kalo buat karya-karya kita terkenal itu susah banget loh butuh banyak jatuh bangun. Kalo pemikiran gue sih itu buang-buang waktu!" Tampaknya Refalin tak menyukai musisi karna Ayahnya. Ayahnya terlalu banyak membuang-buang saat bersama dirinya Ayahnya masih tetap memikirkan pekerjaan.

***



FALLIN FOR (U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang