27

1 0 0
                                    

Dari tadi Refalin tidak banyak bunyi karna menurtnya pertanyaan dan lontaran yang dikeluarkan Revan dari mulut cowok itu membuat mood rusak. Refalin masuk kedalam kamarnya dan melempar tasnya ke sembarang arah hingga terjatuh ke lantai.

Refalin menghempaskan tubuhnya keatas ranjang dan pandangannya menatap langit-langit kamarnya. 

"Sialan!" umpatnya dengan mata tertutup. Moodnya hari ini benar-benar hancur dan rusak gara-gara cowok itu.

Tangan Refalin mengusap wajahnya kasar. Pikirannya mengingat ucapan Revan tadi siang. Jika memang benar Revan kembali  kepada Esha mengapa rasanya sakit sekali bagi Refalin. Bukannya Refalin dulu sangat membenci seorang cowok itu? tapi mengapa sekarang dirinya malah galau dan bersedih gara-gara cowok itu.

Sampai saat ini pun Refalin tidak banyak bunyi dan kebanyakan melamun karna bingung dengan perasaanya. Esha datang ke kelas Refalin untuk menjemput Revan makan siang bersama dikantin.

Fenomena tersebut semakin membuat suasana hati Refalin rusak. Hal terbodoh yang Refalin lakukan adalah mengikuti mereka berdua kekantin dan duduk dimeja depan dimana Revan dan Esha makan. 

Refalin menjadi sangat kesal dengan keduanya. Revan seperti mempermainkan perasaanya tetapi yang salah sebenarnya adalah dirinya mengapa dirinya jadi luluh kepada Revan. Padahal Revan selama ini mengagap Refalin sebagai temannya saja.

Revan beberapa kali menyuapi Esha, hal tersebut berhasil membuat Refalin panas dan tidak bernafsu memakan, makanan yang berada didepannya. Revan juga mengusap kepala Esha dan Esha tampak senang dengan perlakuan Revan.

Bahkan mereka berdua sadar dengan keberadaan Refalin tetapi mereka mengacuhkan keberadaan Refalin. Membuat Refalin semakin kesal dan berniat ingin mencueki Revan dan sepupunya itu selama-lamanya. 

Sampai dimarkas pun Refalin masih tetap diam disaat yang lainnya berlatih untuk persiapan lomba. Refalin ditunjuk sebagai vokalis sedangkan Revan menjadi gitaris, maklum kan Revan ini multi talenta.

Refalin berkali-kali ditegur oleh Abraham karna suaranya tidak sampai dan seperti seseorang yang tidak niat untuk berlatih.

"Ref, lo sebenarnya niat gak sih?!mulai tadi suara lo ngango-ngango doang. Mana ada suara lo keluar!" protes Abraham kesal dengan Refalin. Revan tertawa terbaha-bahak melihat wajah Refalin yang menciut dan tertunduk akibat bentakan Abraham. Mood Refalin sudah buruk dari kemaren apalagi tambah bentakan Abraham rasanya dirinya ingin hilang dari dunia ini.

"Ref lo kenapa sih? kayak lagi banyak masalah aja." 

"Gue gak papa kok." jawab Refalin dengan wajah kusut. Revan semakin tertawa melihat tingkah Refalin.

Mereka kembali berlatih tetapi kali ini Refalin mencoba untuk menjiwai lagu tersebut karna lagu tersebut ia buat untuk Revan. Dan pada akhirnya Refalin bisa menjiwai lagu tersebut hingga lagu itu berakhir.

Seluruh anggota bertepuk tangan kepada Refalin karna Refalin berhasil menyanyikan yang dirinya tulis sendiri, "Kerja bagus, kita sampai sini dulu ya. Oh ya Ref jaga suara lo, pertahanin!"

Setelah membereskan barang-barangnya Refalin segera pergi keluar dari markas. Dirinya berencana untuk berjalan kaki pulang menuju rumahnya karna ingin menikmati angin dan suasana malam hari ini.

Baru saja Refalin melangkahkan kakinya keluar dari markas, Revan menarik tangan Refalin hingga kepala Refalin mengenai dada bidang milik Revan.

"Lo kenapasih dari hari minggu kemaren, muka lo jutek banget!"

"Gue lagi gak mood!"

"Gegara apa?" tanya Revan dengan wajah menyelidik.

"Gak papa. Gak mood aja!"

"Lo pulang sama siapa?" tanya Revan.

"Jalan kaki."

"Ikut gue!" Revan menarik tangan Refalin hingga keparkiran motor.

"Bukannya lo tidur di markas, gak usah repot-repot antar gue pulang!" tolak Refalin dan berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Revan. 

"Gue pulang kerumah Rev, sekalian aja. Emang boleh cewek pulang sendirian jalan kaki lagi." ucap Revan berhasil membuat Refalin terdiam dan berpikir.

Revan membuka jok motornya kemudian mengambil helem, helem tersebut dirinya pasangkan ke kepala Refalin. Refalin hanya diam membisu tanpa penolakan saat Revan melakukan hal tersebut kepada dirinya.

Revan mengantar Refalin pulang. Angin malam menghantam wajah mereka berdua. Mereka berdua hanya diam saja tanpa ada satu kata dan saling bicara.

***









FALLIN FOR (U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang