26

4 0 0
                                    

Abraham memperlihatkan sebuah poster tentang ajakan untuk mengikuti lomba band dan cipta lagu.

Hadiah nya berua uang dengan jumlah yang cukup banyak.

Revan menunjuk kearah Refalin, "Ni anak sering nulis lagu, ngapain susah-susah bikin lagu." ucap Revan enteng.

Refalin sontak membulatkan matanya, "Ngaco lo kalo ngomong, gue aja gak bisa bikin!"

"Gue pernah baca ya!"

"Gue boleh liat lagu-lagu lo gak?" tanya Davin langsung, hal tersebut tak bisa membuat Refalin mengelak lagi. Refalin menunjukkan buku tulisannya yang enuh dengan lirik-lirik lagu.

Davin membaca satu persatu halaman yang ada dibuku itu, tetapi setelah Davin dan anggota lainnya membaca sampai habis, lagu yang mereka pilih adalah lagu yang terakhir Refalin tulis. Lagu itu adalah lagu untuk Revan.

"ENGGAK AH JANGAN YANG ITU, LIRIKNYA JELEK BANGET KAYA ORANGNYA!"

"Oh jadi Reksa jelek?" tanya Revan tertawa kecil melihat Refalin berteriak seperti itu.

Refalin diam, dirinya tak mengubris pertanyaab Revan.

"Lo udah nyiapin nada dari ni lirik?" Tanya davin.

"Belom, orang itu gue cuma ngarang."

"Yauda, nanti gue daftarin nama-nama kalian di websitenya."

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Revan berjanji pada Refalin akan menjemput Refalin pada pukul sembilan tapi sudah beberapa menit Refalin menunggu sosok Revan pun belum ada muncul. Hal ini membuat Refalin sebal menunggu kedatangan cowok itu didepan rumah.

Refalin juga sudah menelpon apalagi mengirimkan spam chat kepada Revan. Revan belum kunjung membalas pesan dari Refalin. Wajah Refalin berubah menjadi kusut. Jika tahu Revan lambat sampai dirinya seharusnya tidak perlu tergesa-gesa biarkan saja Revam menunggu dirinya bukan dirinya yang menunggu Revan.

Sebuah mobil pajero hitam berhenti didepan pagar rumah Refalin. Refalin diam sesaat memikirkan siapa pemilik mobil hitam ini. Lalu dari pintu mobil itu terbuka dan turunlah seorang pria tetapi dari arah sebelah sana. Refalin tak melihat siapa orang itu.

Pemilik mobil tersebut berjalan kearah pagar. Pria dengan menggunakan baju polo berwarna hitam serta celana hitam itu berhasil membuat Refalin terpana dan terpesona melihat tampilan seorang Revean yang tidak seperti biasanya. Sosok Revan yang biasanya berpenampilan acak-acakkan hari ini terlihat sangat rapih. Refalin langsung bangkit dari bangku yang dirinya duduki kemudian menatap Revan yang berjalan mendekat keaerah nya tanpa henti.

"Sorry telat jemput lo, jalanan macet." Revan meminta maaf dengan wajah memelas berhasil membuat Refalin tidak berkutik yang awalnya Refalin ingin marah jadi tidak jadi gegara Revan terlalu tampan hari ini.

"Ahh.. nyeselin lo!" Refalin langsung berbalik dan mengunci pintu rumahnya dulu sebelum berangkat pergi. 

Revan membukakan pintu mobil untuk Refalin. Jantung Refalin langsung berdetak kencang melihat yang memiliki love language act of servic  .

Revan menjalankan mobilnya, terputar sebuah lagi kemudian Revan menyanyikan lagu tersebut. Sedangkan Refalin hanya terdiam kaku.

"Lo tuh aneh ya, kadang rusuh kadang diem." ucap Revan pada Refalin. Refalin hanya menundukkan kepalanya dirinya sangat menghindari kontak mata apalagi bertatapan dengan Revan.

"Terus lo sukanya gue yang kayak gimana?" tanya Refalin dengan suara datar.

"Yang rusuh, cerewet terus banyak omong."

"Supah Rev, keknya lo berlebihan banget nilai gue. Mana pernah gue kayak gitu!"

"Yang nilai diri kita itu orang bukan diri lo sendiri, mungkin menurut lo gitu menurut gue sih gak gitu."

FALLIN FOR (U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang