♪ Chapter 19

2 1 0
                                    

Refalin merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Kemudian pandangannya menatap arah langit-langit kamarnya.

Dirinya memikirkan konsekuensi yang harus dirinya terima jika Ayahnya tahi bahwa dirinya kembali menyanyi lagi.

Jadi, Refalin terpaksa membongkar alasan mengapa dirinya menolak ajakan Bu Yani tadi kepada Bu Yani. Ibu Yani menawarkan diri agar Bu Yani nanti bisa membujuk Ayah Refalin. Tetap saja Refalin takut. Dirinya takut hubungannya dengan Ayahnya semakin renggang.

Apalagi jika Ayahnya mengetahui bahwa dirinya ikut bekerja sebagai penyanyi cafe. Bisa-bisa dirinya dipindahkan sekolah lagi.

Esoknya. Refalin mencari-cari kemana buku coretannya hilang. Dirinya baru saja habis pergi dari ruangan. Buku coretannya sudah tak adalagi diatas meja.

Padahal sebelum pergi dirinya masih menaruh buku itu diatas meja. Refalin mencari dengan panik.

Kemudian teman-teman cowoknya yang selalu berkumpul dipojok kelas tertawa dan menatap kearah Refalin.

Refalin tak sengaja melihat bukunya tengah dipegang ditangan seorang teman sekelasnya yang duduk dipojokan kelas itu.

"Reksa, Refalin ternyata suka sama lu!" teriak salah satu cowok dari sekumpulan para murid cowok dipojokan itu.

Reksa yang merasa namanya disebutkan menatap kearah pojokan ujung dengan tatapan bertanya-tanya. Reksa tidak pernah berteman dengan anak-anak yang selalu membuat onar itu.

Refalin langsung pergi kepojokan dan menarik bukunya yang tengah berada ditangan Eko.

"Gak punya attitude lo pada ya! Jadi ngambil buku orang tanpa izin. " bentak Refalin.

"Gak papa, yang penting kita tau kalo lo suka sama Reksa!" ledek para cowok-cowok jahil dan nakal ini. Refalin pun menghentakan satu kakinya kemudian pergi berlari keluar kelas.

Reksa menatap heran ke arah Refalin. "Reksa! " panggi Panji dari belakang. Reksa membalikkan tubuhnya mengarah ke arah belakang. Kemudian mengangkat satu alisnya.

"Refalin naksir sama lu tuh, dari lama. Lu gak ada niatan buat pacaran Refalin sama Refalin? Kasian noh dia berharap sama lu! " ucap Panji kemudian ditertawai teman-temannya yang lainnya.

Disiai lain. Revan berjalan ingin kembali ke kelas sehabis dari Kantin. Dirinya belum sarapan pagi makannya dirinya ke kantin dulu untuk makan.

Revan melangkahkan langkah kaki nya dengan santai. Pikirnya hari ini akan jamkos jadi tidak mungkin Guru masuk ke kelas.

Tetapi ditengah perjalanan menuju kelas dirinya melihat Refalin duduk sendirian dipondopo. Revan yang heran pun segera berjalan mendekat ke arah Refalin.

Niat hati Revan ingin menjahili Refalin tapi melihat wajah Refalin yang tiba-tiba saja berubah menjadi murung membuat Revan bertanya-tanya.

"Revan..." lirih Refalin. Revan kebingungan kemudian dirinya duduk disebelah Refalin.

"Kenapa lo?" tanya Revan khawatir.

"Semua murid dikelas tau kalo gue suka sama Reksa! " ugkap Refalin membuat Revan shock.

"Kok mereka jadi tau? Gue gak bocorin loh! " Revan ikut panik. Dirinya takut kalo dirinyalah nanti akan disalahkan oleh Refalin atas tersebarnya berita bahwa Refalin menyukai Reksa.

"Buku coret-coret gue dibaca cowok-cowok dikelas Rev. Gimana nih. Gue mau ke kelas. Ketemu Reksa nanti!" Refalin mengusap wajahnya kasar kemudian matanya mulai berkaca-kaca karna takut Reksa ilfeel keada dirinya.

"Sialan tu anak. Emang gila. Kagak tau privasi napa jadi kek gitu! "

"Awas aja! " Revan berniat untuk bangkit dari duduknya untuk melabrak teman-teman cowoknya dikelas yang sudah kurang ajar. Tetapi Refalin segera menahan Revan agar tidak melakukan hal tersebut.

FALLIN FOR (U)Where stories live. Discover now