SAC • 8

7.9K 614 3
                                    

Happy reading!

"eh bocah, kenapa masih diem disitu" panggil Kael yang melihat Angga tak mengikutinya lagi dan masih berdiri mematung dibelakang,

"jangan panggil bocah, nama gue Angga panggil Angga" ujar Angga yang tersadar dari kilas balik bayangan dimasa remajanya,

"siapa Angga? nama lo Haikal" balas kael sudah terheran heran level maksimal melihat tingkah aneh adik barunya itu, kemarin bahkan dia sangat pendiam, tapi pagi tadi sudah bertingkah konyol dan menyebut dirinya sendiri Angga, hadeh

"bang El, sejak kapan nama gue jadi Haikal? dari lahir nama gue Angga, Angga Jeysha juliano" jelas Angga membenarkan,

"ngarang, nama lo dari lahir Haikal, udah deh jangan kebanyakan halu, sekarang temuin Oma sana" ujar Kael jengkel, sembari berlalu pergi

"bang El" panggil Angga dengan teriakan nya

disisi lain

bang El ya? ngga buruk, gue suka, batin Kael dengan senyum miring nya, ia merasa seperti ada kupu kupu yang menggelitik perutnya hingga bibirnya seolah terasa tertarik sendiri untuk melengkung membentuk senyuman tipis, baru pertama kali di keluarganya yang memanggilnya Abang, bahkan adik bungsunya itu paling anti memanggil nya Abang, padahal saat bundanya masih hidup dan adik nya masih dikandungan ia sangat antusias atas kelahiran adiknya karena tak sabar untuk dipanggil Abang, namun saat sudah lahir dan pandai berbicara di umurnya yang belum genap setahun adiknya itu malah memanggilnya langsung dengan nama, sudah ia coba berbagai cara agar adiknya itu mau memanggilnya abang, sudah dia bujuk dengan berbagai makanan, mainan, atau bahkan baju baju branded namun semua usahanya sia sia, tak ada cara yang berhasil membuat adiknya itu memanggilnya abang, bahkan bisa dihitung dengan jari kapan adik nya itu memanggilnya abang, itupun saat acara formal, atau kumpul keluarga besar

balik ke Angga

setelah kumpul bersama dengan sugar- maksudnya Oma nya si cabe, kini Angga hanya terdiam termenung di bangku taman samping kiri rumah besar itu, di taman itu terdapat kolam ikan yang cukup lebar dan rumah kaca yang dipenuhi oleh berbagai jenis bunga, dari bunga yang sudah umum dijumpai sampai beberapa jenis bunga langka yang tumbuh subur disini, namun semua itu tak ada yang mampu memudarkan rasa bosannya, Angga merasa begitu bosan, tak ada yang bisa dijahili nya, si cabe sudah berangkat ke kampus sehabis dari dapur tadi, rumah besar bak istana itu tampak sepi walaupun banyak bodyguard yang berjaga dan para pekerja yang berlalu lalang, dirumah hanya ada Oma nya si Kael dan dirinya, sedangkan perempuan cuek itu pergi kekantor bersama pria dewasa yang katanya Daddy nya, bahkan dia juga disuruh memanggilnya Daddy, si bocil yang omongannya nyelekit di hati itu berangkat sekolah, ternyata bocil datar itu masih SMP kelas satu, tapi bagaimana bisa bocil umur segitu omongannya udah nyelekit, gimana besarnya nanti?

tapi masa dari tadi dia dipanggil Haikal, padahalkan nama diakan Angga, dan kira kira teknologi canggih yang ada di cermin tadi apa ya, kenapa ada cermin yang bisa ngikutin bayangannya bisa ngikutin orang, tapi di cermin nya  bukan orang itu, tau gitu di dari dulu beli cermin yang teknologinya kaya gitu trus bisa ngefanboy dengan cover dance tanpa pake masker, kan mukanya kusem agak buluk, nanti kan kalau punya cermin itu dia tinggal dance depan cermin trus mukanya dijadiin imut kayak tadi trus kamera hp nya diarahin ke cerminnya, tapi masalahnya dia ngga ada cuan buat beli,

"Haikal, sini bantu Oma kesana" panggilan dari sugar mommy nya membuat Angga segera beranjak dan menghampiri sugar mommy nya, yang bernama Lilyana, biasa dipanggil Oma Ily

"eh mommy, kok sendirian aja, bibi yang bareng sama mommy dari tadi kemana?" tanya Angga sembari menuntun sugar mommy nya itu kembali ke bangku dia duduk tadi, padahal sugar mommy nya itu masih bisa berjalan sendiri namun kapan lagi dia pegang pegang nenek yang aura sugar mommy nya kuat banget, siapa tau dia bisa caper trus dikasih duit buat beli cilor,

"panggil Oma sayang, lagian kenapa kamu selalu manggil mommy sih, padahal muka Oma aja udah banyak keriput nya," balas oma Ily dengan kekehan pelannya, ternyata anak yang diangkat oleh besannya itu sangat menggemaskan dan tak jaim, sangat berbeda dengan yang besannya itu bicarakan, sebelum besannya itu meninggal dia berkata bahwa cucu angkatnya sangat pendiam dan pemalu, namun saat bertemu langsung dia bahkan tak ada kata pendiam yang melekat pada Haikal, auranya sangat bersinar diantara aura suram menantu laki laki dan cucu nya yang lain, dia terlihat begitu aktif dan blak blakan, seolah energinya tak ada habisnya, namun dia suka, kapan lagi dia memiliki cucu aktif dan ceria, jika bisa ia yang akan merawat cucunya itu dimansion miliknya, namun ia mungkin tak akan sanggup mengimbangi ke enerjik an cucunya itu, jika ia tahu anak ini dari lama ia yang akan mencari dan menemukan anak ini lebih bulu dari besannya itu,

"aura mommy keliatan mahal, jadinya kayak sugar mommy," balas Angga tanpa beban seolah tak malu mengatakan hal yang lumayan sensitif,

"eum, jika begitu Haikal bisa panggil Oma mommy nanti Oma panggil kamu baby," ujar Oma ily santai, lain hal dengan yang Angga rasakan, baby? no, batin Angga melotot horor

"noo, Angga panggil Oma aja," kata Angga langsung menolak,

"tak masalah, Oma akan tetap memanggilmu baby, aura mu begitu ceria dan wajahmu terlihat menggemaskan seperti bayi," ujar Oma ily terus terang dengan pandangan mata lembut dan menenangkan,

"dan lagi, namamu bukan Angga sayang, namamu Haikal, Haikal Chandra Xaneric, bukan Angga okey?" lanjut Oma ily menjelaskan,

"Haikal?" beo Angga tak mengerti, bagaimana bisa namanya jadi Haikal, di akta kelahiran nya saja jelas jelas namanya Angga, Angga Jeysha Juliano, bahkan namanya tercetak dengan tebal dan jelas disana, memangnya kapan orang tuanya mengganti nama nya menjadi Haikal?

"kalau gitu Haikal masuk dulu ya mom," pamit Angga langsung melesat masuk setelah melihat bibi yang selalu bersama Oma ily berjalan mendekat dengan semangkuk oatmeal untuk Oma, Oma ily yang melihat tingkah menggemaskan Haikal tak bisa menahan senyum gemas nya,

"bukankah dia sangat menggemaskan?" tanya Oma ily pada pengurusnya itu,

"ya, dia sangat menggemaskan Oma, sahabat anda sangat beruntung memilikinya dimasa masa terakhir nya" balasnya dengan senyum tulus, dia sangat berharap pada cucu baru omanya itu, agar bisa mencairkan sedikit saja sifat beku menantu tunggal dan para cucu dari Oma, agar masa tua Oma dihabiskan dengan kehangatan yang tercipta dari hadirnya Haikal

"ya, dia sangat beruntung" kata Oma ily mengingat mendiang sahabatnya yang menjadi besannya selama dua puluh tujuh tahun terakhir ini.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Where stories live. Discover now