SAC • 21

5.2K 455 2
                                    

Happy reading!

         kini Haikal tengah membaca novel berjudul *Angga and his life* novel yang benar benar mirip seperti kisahnya, ditemani oleh kukis yang sedari tadi duduk disebelah Haikal yang tengkurap di atas kasur, selama membaca buku itu ekspresi Haikal berubah ubah, terkadang tertawa, bingung, marah, kecewa, dan saat ending Haikal sedih dengan air mata sudah jatuh dan terisak, selesai membaca novel itu Haikal langsung duduk dan menghapus air mata yang membasahi pipinya, dia merasa tak karuan setelah membacanya, dalam beberapa adegan saat Angga masih kecil benar benar sama persis dengan masa lalu nya saat masih kecil, bukan cuma adegan saat Angga masih kecil tapi semua, semua perjalanan hidup Angga dinovel memang benar benar duplikat yang tak ada perbedaan sama sekali, bahkan adegan saat dia bertengkar kecil dengan ayahnya sebelum tidur dan meninggal sama, benar sama dari segi manapun, entah dialog latar hingga suasananya benar benar duplikat, entah Haikal harus menangis atau senang sekarang

"ayah bunda, ternyata kita cuma tokoh novel hiks" adu Haikal sedikit meratapi nasibnya yang hanya tokoh novel, lalu apakah tubuh barunya ini juga hanya tokoh novel? pikir Haikal.

• • •

"dad, bukankah kantor mu berlawanan arah dengan sekolahan kami? jadi kenapa tidak kau berangkat sendiri saja seperti biasanya dan biarkan Haikal berangkat bersamaku seperti kemarin kemarin" sindir Kaiser pada Daddynya yang tengah berjalan didepannya itu, dengan tiba tiba Daddynya memaksa ingin mengantar Haikal, dia yang tak terima jika Haikal hanya berdua bersama Daddynya akhirnya memaksa ikut, sesampainya didepan mansion sudah ada mobil berwarna silver yang akan mereka tumpangi,

"Kaiser, kau duduk depan" kata Daddy Kin menghentikan Kaiser yang akan membuat pintu belakang,

"kenapa tidak kau saja? huh" balas Kaiser tetap membuka pintu

bugh

"Daddy bilang depan ya depan, atau kau ingin daddy disiplinkan lagi?" kata Daddy Kin santai setelah dengan santainya memukul punggung kiri putra bungsunya itu,

"dasar kejam, kali ini kai membiarkan Daddy menang, tapi tidak untuk lain kali" ujar Kaiser dengan sinis sebelum membuka pintu depan, dan menutupnya kasar, Daddy Kin yang melihat itu hanya acuh dan masuk dengan santai dikursi belakang bersama Haikal yang melihat pertengkaran tak bermutu antara ayah dan anak itu dengan malas.

• • •

"pagi sa" sapa Haikal pada Aksa yang tengah fokus mengerjakan tugas dimeja nya,

"emangnya ada pr ya?" tanya Haikal mendudukkan dirinya dikursi samping Aksa

"ngga ada, aku cuma latihan soal aja buat ulangan nanti"

"emang nya ada ulangan ya? kok gue ngga tau" heran Haikal sembari melepas jaket miliknya dan melipat nya sebelum dimasukan ke laci meja, sebenarnya tak boleh membawa jaket ke kelas, jika membawa jaket harusnya ditaruh di loker masing masing yang letaknya di dekat ruang ganti, tak jauh dari kelas nya tapi dia malas, jadi dia sembunyikan jaketnya di laci meja, dia tak takut ketahuan karena banyak juga yang melakukan nya, jadi kalaupun ketahuan dan di hukum, ya yang nanggung bareng bareng, dihukum bareng bareng kan seru

"ada, kamu ngga liat pengumuman di grup kelas?"

"grup apa sih? gue ngga masuk grup manapun, bahkan nomer Lo aja gue ngga punya" balas Haikal sembari mengeluarkan buku yang sama dengan yang dipelajari Aksa

"eh iya, kita belum tukeran nomer ya? ini tulis aja nomer kamu, nanti aku masukin kamu ke grup kelas" balas Aksa sembari mengeluarkan ponselnya dari tas dan menyodorkan ponsel dengan kamera boba nya pada Haikal, melihat itu Haikal menerimanya, dalam hatinya Haikal tersenyum kecut, ternyata Aksa benar benar bukan orang yang kekurangan, setelah selesai men save nomornya diponsel Aksa Haikal segera mengembalikan ponsel itu

"masukin gue ke grup yang ada gurunya aja, jangan yang isinya cuman muridnya doang, gue ngga suka hp gue berisik sama notifikasi wa" kata Haikal dengan tawa kecilnya

"manis" gumam Aksa yang melihat dan mendengar tawa Haikal yang terlihat indah dan terdengar manis,

"sa, Aksa, Lo kenapa anjir? jangan bikin gue takut deh" kata Haikal sembari menggoyangkan tubuh Aksa yang tengah melamun dan pandangan mata menatap lurus kearahnya, dia kan jadi ngeri ngeliat itu, dan kenapa juga akhir akhir ini orang orang disekitarnya menjadi aneh?

"ah, Haikal, aku ngga papa kok" balas Aksa setelah tersadar dari lamunannya

• • •

"hari ini biar aku yang pesen makanan, kamu cari tempat duduk aja" ujar Aksa yang tak ingin Haikal mendapat masalah kembali hanya karena seorang siswi, dan hanya dibalas anggukan oleh Haikal

namun sepertinya sama saja, setelah Aksa menjauh tiba tiba sumber masalahnya datang, siapa lagi jika bukan gadis cupu yang menabraknya kemarin, dan dengan tidak tau malunya dia langsung duduk didekat Haikal

"maafin Cici ya Haikal, gara gara Cici kemarin Haikal jadi luka" ujar Siswi cupu bernama Cibela itu,

"Cici obatin ya?" tanya Cibela yang langsung memegang rahang Haikal, Haikal yang diperlakukan seperti itu langsung saja menepis tangan Cibela yang tiba tiba menyentuh pipi nya, pipinya ini terlalu bersih untuk disentuh oleh gadis seperti Cibela

"ma maaf" kata Cibela dengan terbata dan menunduk,

"gue ga butuh, mending Lo pergi sebelum gue bertindak kasar sama lo" ujar Haikal sembari mengibaskan tangannya kearah Cibela

bugh

tanpa aba aba dan peringatan apapun tiba tiba seseorang menariknya dan menghempaskan tubuhnya pada meja kantin, jujur saja Haikal masih Ling lung setelah mendapat serangan mendadak itu, hingga Haikal tak bisa melawan saat Ridwan kakak dari Si Cibela itu melempar dan memukul wajahnya berkali kali,

"hiks kak, udah, Cici ngga papa kok, kasian Haikal" ujar Cibela dengan isakan nya, hingga ucapannya terdengar tak jelas

"ya emang ngga papa anjing, orang gue ngga apa apain Lo tolol" disaat dia sudah tak bisa berkutik bisa bisanya Haikal masih sempat mengumpat, tapi Cibela ini memang salah satu gadis yang pantas untuk dimusnahkan, bisa bisanya sok Sokan membela nya tapi kata kata dia seolah Haikal habis apa apain gadis bodoh kaya Cibela, dia tak akan Sudi.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang