SAC • 23

5.8K 453 1
                                    

Happy reading!

malam hari kemudian

"bang El" panggil Haikal yaang sudah jenuh sedari tadi sore terus menonton tv

"hm" mendengar jawaban Kael yang singkat tanpa menoleh membuat Haikal jengkel

"Kael"

"apa?" tanya Kael jengkel sembari menutup laptop di pangkuannya,

"lagian dipanggil ngga noleh, btw Daddy mana? masa anaknya sakit ngga jenguk sih? kalo ngga dateng siapa yang bayar biasa rumah sakit gue?" kata Haikal dengan dramatis, walaupun dia juga punya kartu untuk membayar tapi dia ngga rela uangnya berkurang untuk biaya rumah sakit, walau yang sakit dia tapi soal kesehatan kan tetep tanggung jawab orang tua, jadi sebagai Daddy yang baik harusnya datang ngejenguk dong

"Daddy lagi sibuk, sibuk ngasih hadiah buat orang yang udah buat muka Lo jadi jelek, dan kenapa Daddy harus bayar di rumah sakit milik mertuanya?" kata Kael membalas dengan wajah menahan emosi lalu tergantikan dengan wajah sombong diakhir kalimatnya,

"huh bagus deh, jadinya gue ngga perlu ngadepin orang gajelas lagi, ngga kenal tiba tiba mukulin gue, muka paripurna gue jadi cacat" balas Haikal lega sekaligus dongkol mengingat wajah jelek orang yang telah membuat wajahnya cacat. Padahal Haikal tidak mengenalnya namun dengan tiba tiba dia dijotos tanpa aba aba, dan parahnya lagi dia juga dituduh sudah membully orang yang bahkan tidak diketahui namanya. Seperti adegan novel yang menayangkan seorang gadis cupu female lead yang dibully lalu dilindungi oleh seorang male lead nya, dan disana seolah dia berperan sebagai antagonis yang telah menyakiti female lead, padahal dia tak melakukan apapun justru dialah yang dirugikan disana. Haikal tak habis pikir disekolahnya yang elit masih ada aja orang cupu yang bertingkah seolah tersakiti oleh antagonis, dia sungguh tak habis thinking

dan gara gara drama murahan itu kini wajah Haikal penuh dengan lebam, walau lebamnya bisa hilang namun tetap saja. Bagaimana bisa ada bocah smp seganas itu? saat smp sebagai Angga dulu tidak ada yang se kasar itu, gara gara orang itu dia jadi ngga bisa pergi kepasar malam, kan tak mungkin dia pergi ke pasar malam dengan wajah babak belur, yang ada dia bakal diusir karena dikira bocah bau kencur nakal yang habis tawuran.

"tadi Lo bilang ini rumah sakit punya nya mertua Daddy?" lanjut Haikal bertanya memastikan,

"hm"

"wow, sama sama keluarga sultan, jadi gue nanti ngga kerja pun tetep dapet duit terus" kagum Haikal yang membayangkan dimasa depan nanti dia akan menjadi tuan muda kaya raya tanpa perlu bekerja. Impiannya dia dirumah besarnya memakai kaos pendek santai, celana kolor, hp ipong, dan kartu kredit unlimited di dompetnya. Membayangkannya saja sudah semenyenangkan ini apalagi jika itu benar benar terjadi, tapi pasti akan terjadi, past

"oh ya, ngomong ngomong paket gue udah dateng blom? harusnya udah dong" lanjut Haikal setelah mengingat semua paket nya, harusnya beberapa paket sudah datang kemarin, tapi sekalipun datang dia tak perlu khawatir siapa yang akan bayar karena tak mungkin hanya beberapa barang barang printilan mereka tak mampu membayar. Bahkan gaji satpam dirumah itu lebih besar dari total penghasilan bulanan keluarganya dulu, mengingat keluarganya Haikal jadi merasa sedikit sedih, namun sekarang novel itu sudah tamat dengan kematiannya, jadi keluarganya mungkin juga sudah bahagia disana,

"oh jadi bungkusan bungkusan yang dikasih satpam ke gue itu punya Lo?" balas Kael dengan mata memicing

"he'em, jadi gimana? udah Lo bayar?"

"udah, dan lagi, apa kartu yang yang dikasih Daddy kurang sampe sampe lo beli barang barang murah kayak gitu?"

"kurang, Daddy cuma kasih gue kredit card, kalau ngga black card minimal gold card lah, masa gitu aja ngga tau" ujar Haikal dengan tak tau dirinya, padahal disana sudah dengan baik diterima dan diberi kartu kredit untuk dia gunakan semaunya,

"aish anak ini" geram Kael sembari menjambak surai hitamnya frustasi, Haikal yang melihat itu hanya mengangkat bahunya acuh.

• • •

"Haikal maaf, aku ga jenguk kamu dirumah sakit," kata Aksa meminta maaf pada Haikal yang duduk didepannya, kini keduanya tengah makan siang dikantin sehabis Haikal melakukan ulangan harian susulan karena sudah hampir seminggu dia tak masuk dan melewatkan beberapa ulangan harian, Namun karena kapasitas otak nya Haikal minus akhirnya dia bernegosiasi dengan guru agar diperbolehkan sehari satu ulangan harian susulan saja. Padahal Haikal murid baru yang bahkan belum ada dua minggu sekolah namun sudah izin seminggu, tapi lewat jalur orang dalam ya beda lagi.

"hm, ngomong ngomong si Ridwan Ridwan itu gimana? kata Daddy gue dia udah dikeluarin?" balas Haikal bertanya penasaran, dia benar benar dendam padanya,

"iya, Haikal tau-"

"ngga" potong Haikal sembari menggelengkan kepalanya pelan sembari mengunyah makanannya

"Haikal dengerin dulu"

"iya iya"

"sehari sehabis mukulin kamu dia udah ngga keliatan lagi, katanya sih dikeluarin, tapi aku ngga tau juga, yang pasti sekarang kamu tenang aja, karena ngga ada yang bakal gangguin kamu lagi," jelas Aksa dengan nada semangat dan senyum manis yang terbentuk di bibir nya,

"aaa ada lagi, aku hampir lupa ngasih tau Haikal, bulan depan kan uncle aku nge resmiin anak yang diadopsi kakek ke publik nih" lanjut Aksa bercerita dengan senyum yang tak luntur,

"trus?" bingung Haikal karena tak merasa dirinya ada hubungan dengan hal itu,

"Haikal temenin aku ya? aku ngga ada temen, jadi Haikal temenin aku ya, mau ya ya?" balas Aksa dengan mata berbinar penuh harapan agar Haikal mau menemaninya ke pesta, karena sekarang dia memiliki teman jadinya dia tak ingin kesepian dengan pergi ke pesta sendirian,

"tanggal?"

"eum, awal bulan Minggu pertama kalo ngga salah" jawab Aksa dengan sedikit ragu,

"gue ngga bisa" ujar Haikal membuat binar Dinata Aksa meredup,

"kenapa?"

"ngga bisa, diminggu pertama gue bener bener sibuk" balas Haikal setelah meneguk minumannya, ya dia sibuk, sibuk dengan persiapan pesta debunya nanti, agak merepotkan memang dan dia sebenarnya juga malas dengan pesta, namun Daddy nya yang menyebalkan itu memaksanya jadi Haikal mau tak mau tetap ikut. Bahkan dia diberi tau dan di wanti wanti agar menjaga kesehatan dari dia dirumah sakit saat itu,

"Haikal"

"apa? kenapa baru jenguk sekarang, Haikal udah sembuh, huh" balas Haikal dengan kesal pada Daddy nya itu, dia akan pulang besok pagi dan baru malam ini Daddy nya itu menjenguk? telat

"hm? kau berani dengan Daddy?"

"ngga, tapi Daddy pasti ngerasa bersalah kan? jadi kalau mau Haikal maafin beliin Haikal sepatu roda dulu" kata Haikal dengan tangan dilipat didepan,

"kenapa Daddy harus beliin?"

"ya karena Daddy salah, ngga jenguk Haikal dari kemarin kemarin, jadi Daddy harus beliin Haikal sepatu roda, baru Haikal maafin" ujar Haikal bernegosiasi

"oke"

"beneran?" tanya Haikal memastikan, kali aja dia di bohongin kan, ngga mau kecewa dia

"hm, sebagai gantinya, kamu jaga kesehatan kamu, jangan ada satu lecet kecil sekalipun yang buat tubuh kamu jadi cacat lagi, karena bulan depan hari debut kamu, Daddy akan perkenalkan kamu secara resmi dipublik, jadi pastikan kamu tak terluka paham?" Jawab Daddy Kin menjelaskan panjang lebar

"debut? peresmian? Haikal?"

"hm, dan selama hari itu belum tiba Daddy datengin tutor buat kamu, tutor itu akan mengajarimu etika di keluarga Xaneric, jadi pastikan kamu belajar dengan baik, Daddy tak ingin di pesta besar itu kamu mempermalukan diri kamu sendiri," jawab Daddy Kin menjelaskan, pasalnya sebelum ayah nya meninggal dia berkata bahwa anak yang dia adopsi tidak pernah pergi ke pesta karena terlalu pemalu. Jadi sebagai antisipasi dia akan mendatangkan tutor keluarga Xaneric agar putra angkatnya itu tak melakukan kesalahan di pesta debutnya nanti,

"yah" Aksa berseru kecewa.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Where stories live. Discover now