SAC • 15

5.9K 493 1
                                    

Happy reading!

"Lo dijemput?" tanya Haikal pada Aksa yang duduk di sebelahnya, kini mereka duduk dibangku depan sekolah sembari memakan satu cup cilor yang dibeli Haikal dengan uang hasil meminta adiknya,

"iya, aku dijemput sama bunda" balas Aksa sembari membenarkan letak kacamatanya yang melorot,

"owh, kalo gue dijemput nya sama supir,"

"em, Lo yakin ngga mau, cilor nya enak loh" lanjut Haikal sembari menganggukkan kepalanya pelan, menawarkan cilor ditangannya pada Aksa

"ngga deh, aku ngga dibolehin makan makanan berminyak sama bunda" tolak Aksa halus

"Lo anak mami ya ternyata," celetuk Haikal yang melihat Aksa menunduk sembari mengayunkan kakinya, tak lama kemudian terdapat mobil hitam yang berhenti didepan pagar sekolah

"Haikal, aku pulang dulu ya, bunda udah jemput" pamit aksa pada Haikal sebelum memasuki mobil jemputannya, meninggalkan haikal yang masih terdiam dan trus memandangi mobil jemputan Aksa yang perlahan menjauh hingga tak terlihat mata Haikal lagi,

"dia beneran bukan orang miskin ya? trus kenapa dandanannya cupu banget? haha ini pikiran gue yang bermasalah atau emang ngga semua orang cupu itu miskin? jahat banget anjir pikiran gue, gue kira orang cupu miskin semua" monolog Haikal tak percaya dengan kekehan hambar nya, masih tak percaya jika Aksa yang berpenampilan sangat cupu ternyata orang berkecukupan atau bahkan lebih? mungkin mulai sekarang dia harus berhenti berpikir jika orang cupu itu miskin, dan berhenti prihatin dengan orang yang berpenampilan cupu, karna rasa prihatin nya mungkin saja hanya sia sia, bisa saja orang yang dia kasihani ternyata tidak seperti yang dia pikirkan atau bahkan lebih

• • •

"pak, nanti turunin di mall depan ya pak," kata Haikal sembari mencondongkan tubuhnya di antara kursi sopir dan kursi sebelahnya hingga kepala Haikal menyembul, hingga sedikit mengejutkan sopir yang tengah menyetir,

"tau kan pak? harusnya tau dong, kan bapak yang udah disini lama" lanjut haikal dengan kekehan nya, sedikit merasa bersalah karena telah mengejutkan sopir pribadi Kaiser

"iya den, tapi Aden kebelakang dulu, lain kali jangan kayak gitu lagi den, bahaya" balas sopir itu mengiyakan, sedikit memperingati tuan mudanya itu agar lebih berhati hati dan tak mengulanginya lagi, masalahnya tuan mudanya itu sedang dalam pengawasannya, jika tuan mudanya terluka maka dia yang akan terkena masalah

"menyusahkan" celetuk Kaiser yang melihat tingkah Haikal, dan hanya dibalas lirikan tajam oleh si empu

beberapa saat kemudian

"makasih pak, bapak pulang aja dulu, Haikal bakal lama disini, ayo kai" pamit Haikal sembari menarik paksa Kaiser ini agar turun,

"gue mau pulang" ujar Kaiser berusaha menarik tangannya dari genggaman Haikal, namun Haikal yang tak mau menyerah justru memeluk tubuh Kaiser setelah berhasil membawa adiknya itu turun dari mobil,

"bapak pulang aja, nanti Haikal pulang naik taksi" kata Haikal tanpa menghiraukan Kaiser yang memberontak,

"baik den, hati hati kalau cari taksi nanti"

"bapak juga hati hati bawa mobilnya," kata Haikal sebelum mobil itu perlahan meninggalkan keduanya didepan halaman luas mall

"apa apaan sih Lo? gue mau pulang" ujar Kaiser menyentak kasar tangan Haikal saat melihat mobil itu perlahan menjauh,

"jadi adek kasar banget sama abangnya, Abang ngga like" kata Haikal dengan raut wajah sedih membalas Kaiser yang tengah emosi,

"gue ga peduli, sekarang gue mau pulang," ujar Kaiser sembari mengotak atik ponsel nya ingin memesan taksi, sedangkan Haikal yang melihat itu langsung merampas ponsel milik Kaiser,

"balikin"

"ngga akan"

"sebenarnya mau Lo apa?" sentak Kaiser yang sudah benar benar jengkel dengan tingkah laku Haikal

"mau Lo temenin gue main,"

"ngga"

"ayolah, nanti gue balikin hp lo, beneran deh"

"ngga ya ngga, sekarang balikin hp gue, sebelum gue tonjok muka jelek Lo"

"ya udah kalau ngga mau nemenin, kan lumayan hp Lo bisa gue jual trus duitnya buat beli boneka kodok" ujar Haikal dengan santai sembari berjalan meninggalkan Kaiser yang mengepalkan tangannya,

"sial" umpat Kaiser mau tak mau berjalan memasuki mall, menyusul Haikal yang telah menghilang dibalik pintu besar mall, kenapa kakeknya mengadopsi anak menjengkelkan sepertinya,

"kok Lo kesini? katanya mau pulang?" celetuk Haikal yang tengah berjalan dengan nada mengejek sembari menyendok es cream cup berukuran sedang, tentu saja adiknya itu tak bisa pulang, orang hpnya saja dia bawa, rasain tuh ngga bisa pulang, batin haikal

"diem, sekarang cepet selesai apa yang lo mau, gue mau pulang,"

"masih lama deh, gue mau muterin mall sambil naik kura kura" balas Haikal dengan santai

"bodoh banget si lo, mana ada yang kayak gitu dodol" umpat Kaiser tak habis pikir dengan Haikal yang sedari tadi mengejek ucapannya dengan kata katanya yang tidak masuk akal

"ya itu Lo tau, makanya ikut aja sih, ngga usah banyak komen, lagian pulang nanti malem juga boleh" santai Haikal sembari membuang cup es cream setelah menghabiskannya

• • •

"eh Kai, fotoin gue dong" pinta Haikal sembari menyodorkan ponsel miliknya,

"ngga"

"oh ya udah" balas Haikal yang langsung mengalah membuat Kaiser justru menyerngit heran, namun tak lama kemudian dia dibuat malu oleh Haikal yang tiba tiba berteriak dengan tak tau malunya pada salah seorang pengunjung lain hingga beberapa pengunjung melihat kearah keduanya

"eh MAS MAS, sini deh, tolong fotoin kita ya" ujar Haikal sembari menyerahkan ponsel nya pada seorang pemuda yang dipanggilnya itu,

"senyum kai" perintah Haikal pada Kaiser yang tengah dia rangkul dengan erat, takut jika tiba tiba adiknya itu kabur, sedangkan Kaiser hanya dapat  tersenyum paksa, dia rasanya sungguh ingin segera pergi dari sini, dia sungguh sangat malu dengan tingkah Haikal yang tak tau malu

"makasih mas" ujar Haikal setelah menerima ponselnya dan melihat hasil fotonya yang lumayan,

"Lo bener bener udah ngga waras? teriak teriak dimall, malu dikit kek" sentak Kaiser saat mas mas itu pergi,

"emang ngga punya malu, kan gue pake baju, ngapain malu?, lagian salah Lo ngga mau Poto in" ujar Haikal dengan kata katanya yang menyebalkan, mendengar itu Kaiser tak lagi ingin menanggapi, dan kembali berjalan hingga keduanya tiba di Timezone

"sekarang mending Lo Poto in gue lagi main basket, kalau ngga biar gue nyuruh potoin orang lain aja" ujar Haikal berjalan menuju mainan yang ditujunya, sedangkan Kaiser yang tak ingin kembali malu dengan terpaksa mengiyakan,

"yang ikhlas dong, masa hasilnya jelek gini, kepala gue kaya ilang lagi"

"Lo nya aja yang jelek, dan kepala Lo yang ngga ada isinya itu jangan terlalu dongak goblok"

"eh dek, ini lagi dikawasan banyak anak, jangan ngomong kasar dong, masa sekolah di sekolahan elit omongannya kasar banget," tegur seorang ibu ibu yang kebetulan tengah berjalan melewati jalan dibelakang Kaiser hingga dapat mendengar umpatan Kaiser, melihat seorang Kaiser tengah dimarahi oleh ibu ibu sontak Haikal tak dapat menahan tawanya, Haikal sangat yakin jika ini adalah kali pertama Kaiser dimarahi oleh ibu ibu

"maaf ya Bu" dan untuk pertama kalinya juga Haikal mendengar ucapan maaf dari mulut Kaiser yang biasanya selalu berkata kasar padanya, memang aura seorang ibu ibu itu tiada tanding dan dapat mengalahkan apa saja, jika ada yang kuat maka ibu ibu lebih kuat, jika ada yang pintar maka ibu ibu jauh lebih pintar

"maaf ya Bu" ejek Haikal dengan tangan yang memperagakan bibir yang sedang bicara.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang