SAC • 13

6.1K 503 3
                                    

Happy reading!

"kai"

"hm"

"kai"

"apa?" sentak Kaiser pada kakak barunya itu, siapa lagi yang tingkahnya begitu menjengkelkan jika bukan Haikal, jika saja dia tau ternyata Haikal jauh lebih menyebalkan daripada perkiraannya maka tadi dia akan menolak keras saat Daddynya meminta agar kakak nya itu ikut satu mobil dengannya,

"dih galak nya, cepet tua baru tau rasa Lo" jengkel haikal membuat Kaiser menghela nafas kasar,

"pak, lebih cepet" ujar Kaiser singkat pada supir pribadinya itu,

"kai" panggil Haikal lagi lagi diabaikan oleh Kaiser, Haikal yang sudah diambang batas sabar pun meraih kedua pundak Kaiser dan melotot

"Lo denger gue ngomong ngga sih?"

"lepas" kata Kaiser tanpa membalas ucapan Haikal,

"ngga, ngga akan gue lepas sebelum Lo janji ngga akan abai in gue," paksa Haikal, sedangkan Kaiser yang mendengar itu tampak tak peduli dan menyentak tangan Haikal yang memegang kedua pundaknya,

"diem"

"sakit anjir, kejem banget sih, lembut dikit kek, seharusnya Lo tuh sopan sama gue, gue lebih tua dari Lo" dumel Haikal yang tak mendapat balasan dari Kaiser, namun yang namanya Haikal dia tak akan menyerah begitu saja,

"kai"

"nanti gue dapet temen ngga ya? kalau ngga ada yang mau temenan sama gue gimana? apa gue ikut Lo aja ya kai?" cerocos Haikal dengan cemas lalu tersenyum lebar diakhir ucapannya, tampak sangat konyol

"ngga"

"pliss"

"ngga ya ngga"

"kalau ngga mau temenan sama gue, jadi kita saudaraan aja, jadi sekarang Lo harus panggil gue Abang, okey" kata Haikal menghiraukan penolakan dari Kaiser, dan tanpa disadari juga Kaiser yang dikenal cuek dan bermulut pedas sedari tadi terus saja menanggapi ocehan Haikal walau hanya sekedar kata singkat dan penolakan, selanjutnya hanya terdengar ocehan Haikal yang menanyakan semua hal yang dilihatnya

"kai, itu apaan anjir, mukanya serem, kenapa tubuhnya bisa letoy gitu ya" kata Haikal bertanya saat melewati sebuah balon tinggi seperti tiang dan kedua tangan yang panjang dengan wajah yang terlihat konyol sekaligus seram, tubuh balon itu trus meliuk liuk membuat nya terlihat sedikit menakutkan untuk Haikal yang menyukai sesuatu yang imut,

"pak pak, berhenti pak," kata Haikal cepat,

cit

"shit" umpat Kaiser yang dahinya terpentok kursi depan,

"sebenarnya apa yang kau lakukan bodoh" lanjut Kaiser yang sudah mencapai batas kesabarannya dalam menghadapi tingkah Haikal, namun saat kaiser menoleh dia tak mendapati adanya Haikal disebelahnya, saat menoleh kebelakang dia dapat melihat Haikal yang tengah berjongkok di trotoar jalan, apa lagi yang dilakukan nya? pikir Kaiser dengan jengkel

brug

"sudah pak, jalan" kata Haikal santai setelah masuk dan menutup pintu mobil, dengan buntalan berwarna hitam pekat dipangkuannya,

"kai tebak, gue baru aja dapet apa?" tanya Haikal dengan semangat,

"apapun itu pastiin ngga akan nge ganggu gue" balas Kaiser tak peduli,

"tara gue dapet kucing lucu, gemes banget kan?" ujar Haikal semangat, dan menunjukannya didepan Kaiser tanpa menghiraukan peringatan Kaiser sebelumnya,

Hachim

"jauhin bodoh," sentak Kaiser membuat Haikal terdiam sejenak,

"emangnya kenapa sih? orang kucingnya lucu gini kok," gumam Haikal kembali mendekap kucing Persia berwarna hitam berjenis kelamin jantan itu

"ooh atau jangan jangan Lo alergi kucing ya? woah, bocil Badas kaya Lo alergi kucing?" lanjut Haikal bertanya dengan semangat saat memikirkan kembali reaksi Kaiser yang langsung membuang muka dan bersin beberapa kali saat dia mendekatkan kucing yang dia ambil trotoar tadi, kemudian menggoda Kaiser yang kemungkinan alergi dengan bulu kucing,

"Lo beneran alergi kucing?" kata Haikal menggoda Kaiser dengan menanyakannya kembali dan sedikit mengarahkan kucing di pelukannya pada Kaiser, sedangkan Kaiser langsung membuang muka dan bergeser menjauhi Haikal yang menodongkan kucing dengan wajah kembali terlihat semangat seolah rasa sedih akibat bentakan tadi tak pernah terjadi,

sesampainya di sekolahan Kaiser buru buru keluar meninggalkan Haikal yang masih cengo,

"kenapa sih buru buru banget? kaya dikejar setan aja" gumam Haikal heran sembari mengelus bulu kucing itu,

"eum pak, saya titip kukis ya, pulang nanti harus udah ada kandang sama perlengkapan lain ya, Haikal pergi dulu," kata Haikal yang kemudian turun dari mobil dan meletakkan kucing yang dia beri nama kukis itu di kursi depan,

"eh iya, nanti tolong suruh maid atau bapak aja buat mandiin kukis ya, makasih ya pak" lanjut Haikal sebelum kembali berjalan memasuki gerbang sekolah tanpa menunggu balasan supir itu,

"kai, tunggu in" teriak Haikal memanggil Kaiser sembari trus berlari mengejar kaiser yang sudah jauh,

"jahat banget sih dek, sama Abang nya kayak gitu" ujar Haikal dengan terengah engah saat sudah dapat menyamai langkah Kaiser,

"berhenti bilang diri Lo Abang, bahkan Lo lebih kekanakan dari gue" kata Kaiser kembali meninggalkan Haikal yang masih mengatur nafasnya,

"kai, ish jahat banget sih, sakit hati Abang dek" ujar Haikal sembari berjalan dibelakang Kaiser,

"berhenti panggil gue dek, gue ga suka, sekarang pergi ke kelas Lo sendiri, gue mau ke kelas," ujar Kaiser membuat langkah Haikal berhenti,

"tapi kan gue ngga tau dimana kelas gue, trus sekarang gue gimana?" gumam Haikal sembari melihat sekeliling yang terdapat beberapa murid yang berlalu lalang,

"oy" panggil Haikal pada seorang siswa cupu berkaca mata bulat tebal dengan penampilannya yang sangat rapi, ditangannya terdapat beberapa buku tebal,

"saya?" tanya siswa itu menunjuk dirinya sendiri sembari menoleh kekanan dan kekiri memastikan bahwa dia yang dipanggil

"iya, cepet sini" panggil Haikal membuat murid cupu yang dipanggil mendekat dengan langkah takut dan kepala yang menunduk

"ish, jalan gitu aja lelet banget, sini, sekarang anterin gue kekantor guru" ujar Haikal dengan jengkel saat murid yang dipanggil nya berjalan dengan lambat dan terus menunduk, emang dipikiran murid culun itu dia makan orang apa,

"eh, ya tapi jalan ke kantor guru bukan kesana" ujar murid itu, mendengar itu Haikal menghela nafas kasar,

"ya makanya Lo nunjukin jalan, lihat nya depan bukan bawah, gimana gue tau kalo Lo dari tadi diem dodol," kesal Haikal, sedangkan tubuh murid cupu itu sudah bergetar,

"hais, cepet tunjukin jalan, liat nya kedepan, jangan nunduk" ujar Haikal sembari memegang dagu murid cupu itu dan mengangkatnya.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Where stories live. Discover now