SAC • 17

5.5K 494 3
                                    

Happy reading!

         saat tengah menuruni tangga tiba tiba terdengar suara teriakan dari arah dapur, membuat Haikal segera bergegas turun, jiwa keponya menguar begitu saja, lagian siapa sih orang malem malem gini teriak teriak, ngga takut dikira orang gila apa

"kai" panggil Haikal saat melihat Kaiser tengah berdiri didekat meja makan sembari mendumel,

"urus nih kucing Lo, jangan sampe gue ke ganggu lagi sama kucing Lo, ngga mau tau, kalau sampe kucing Lo ganggu gue lagi bakal gue bunuh dia" sentak Kaiser dengan tiba tiba membuat Haikal terdiam sejenak, bukan karena dia merasa sedih karena dibentak namun dia merasa bingung dengan ucapan Kai, kucing? sejak kapan dia punya kucing? pikir Haikal mencoba mengingat sesuatu,  saat masih berusaha mengingat tiba tiba Haikal merasa seperti ada bulu halus yang mengitari kakinya

"eh iya, si ireng, gue lupa sama Lo," ujar Haikal sembari mengangkat kucing berbulu hitam lebat yang tadi mengitari kakinya, melihat itu Kaiser segera pergi

"Lo udah bersih, bulu Lo jadi halus Reng, wangi lagi" ujar Haikal gemas sembari mendekapnya, pantas saja dia merasa melupakan sesuatu saat melihat tingkah Kael yang aneh, ternyata dia melupakan kucing hitam yang dipungutnya tadi pagi di pinggir jalan, dia seperti mengingat sesuatu saat Kael bertingkah aneh, karena saat menemukan kucing ini dia tidak sedang meringkuk ataupun lari saat dia dekati, justru kucing ini dengan santainya menjilati kaki nya, dan saat dielus bukannya mendusel manja seperti kucing kebanyakan yang manja, kucing itu justru duduk dengan sombong dan kepala yang mendongak saat dielus Haikal, melihat itu Haikal merasa kucing ini sangat aneh, tapi kucing sebagus ini mumpung gratis ya dia ambil saja,

"eh bi, pak Mamat dimana?" tanya Haikal menghentikan seorang maid yang lewat sembari mengelus kucing digendongnya itu,

"pak Mamat?" bingung maid itu,

"pak Somat maksudnya, sopir nya si kai" kata Haikal membenarkan,

"oh, pak Somat ya di kamarnya lah deh, udah malem juga, ngomong ngomong Aden ngapain malem malem gini belum tidur?" balas maid itu bertanya pada anak angkat majikannya yang belum tidur,

"lah bibi juga belum tidur" ujar Haikal bertanya balik

"bibi habis nugas, ngelayanin para penjaga yang tugas malem" balas maid itu dengan ambigu membuat Haikal berpikir yang iya iya

"hah? ngelayanin?" beo Haikal kembali, siapa tau dia salah denger

"maksud bibi bagiin cemilan sama kopi buat penjaga yang bertugas malem, itu tugas saya" ujar maid itu,

"ya udah ya den, saya mau lanjut" lanjut maid itu membuat Haikal mengangguk,

"jadi karena ada Lo, malem ini lo harus temenin gue bikin mie, sekarang nama Lo kukis, walau Lo Ireng tapi anggep aja kukis nya dikasih pewarna item, jadinya Ireng deh" ujar Haikal mengajak kucing itu mengobrol sembari menggendongnya kearah dapur untuk membuat mie, tujuan utamanya keluar dari kamar dan pergi ke dapur

"eh ngomong ngomong Lo udah dibeliin kandang blom? gue lupa tanya tadi, atau Lo malem ini tidur sama gue dulu aja? jangan ngompol tapi" lanjut Haikal setelah mengingat dimana kukis akan tidur, dia lupa menanyakan nya pada maid tadi,

• • •

"pak"

"pak Mamat" panggil Haikal sembari menuruni tangga dengan seragam yang sudah lengkap,

"pagi dad" sapa Haikal pada Daddy nya yang duduk sendirian dimeja makan dengan mata berfokus pada layar laptop, tanpa menunggu balasan dari Daddy nya Haikal meletakkan tasnya dikursi makan miliknya, dan langsung berlari kecil menuju dapur,

"pak Somat udah bangun bi?" tanya Haikal pada seorang maid yang tengah membuat susu, tentu saja susu itu untuknya, dia membeli susu itu di alf*mart setelah pulang dari mall bersama Kaiser kemarin

"udah den, dia sekarang dihalaman samping kanan," balas maid itu, Haikal berterima kasih singkat sebelum pergi ke halaman kanan mansion yang luas, halaman itu juga jalan menuju garasi mobil yang berada dibawah tanah, jadi halaman itu tempat biasa para sopir untuk mencuci mobil dan tempat latihan oleh para penjaga mansion di pagi hari

"pak Mamat" teriak Haikal sembari berlari kecil menghampiri sopir pribadi Kaiser yang tengah mengelap mobil, membuat orang yang dipanggilnya menghentikan kegiatannya dan menoleh

"saya den?" ujar sopir itu bertanya bingung, karena namanya bukan Mamat tapi Somat lalu kenapa tuan mudanya itu memanggilnya Mamat?

"iya, Somat kurang estetik, jadinya Haikal panggil aja pak Mamat, kan lucu" balas Haikal dengan santai, padahal ucapannya bisa saja menyinggung orang lain, bahkan Haikal dengan santainya bilang jika nama yang diberikan orang tua dari sopir itu tidak estetik untung saja sopir itu merasa tak tersinggung, sudah mulai hafal dengan sifat Haikal yang ceplas ceplos

"terserah Aden, ngomong ngomong Aden ngapain lagi lagi kesini? bentar lagi waktu sarapan loh den" ujar Pak Somat bertanya heran

"kandang buat kukis udah ada kan pak?"

"kukis?" Haikal mengangguk

"iya, kukis kucing item yang Haikal titipin ke pak Mamat, jangan bilang pak Mamat lupa buat beli kandang sama perlengkapan lain?" jelas Haikal diakhiri dengan pertanyaan curiga

"owh, bilang atuh den, bapak mana tau kalau namanya kukis, dan soal kandang udah saya beli in, sama pelayan ditaruh diruangan kosong deket rumah kaca yang ada di taman kiri mansion den, ruangan itu juga udah dibersihin jadi Aden tenang aja" balas pak Somat menjelaskan,

"kalau makanan? susu buat kukis? kemarin juga udah dikasih makan kan?" tanya Haikal beruntun setelah mengingat jika dia belum memberi kucing itu makan dari kemarin,

"ada didapur den, tanya aja sama maid, kemarin kucing Aden udah dikasih makan sama maid, Aden tenang aja" ujar pak Somat membalas semua pertanyaan Haikal, sedangkan Haikal hanya mengangguk sebelum pamit pergi,

• • •

"ngapain Lo" tanya Kael yang tengah bermain ponsel dimeja makan mengalihkan pandangannya pada Haikal yang tengah menuangkan makanan kucing ke mangkuk yang pak Mamat belikan kemarin,

"ngasih makan kucing" balas Haikal tanpa mengalihkan pandangannya, setelah menuang makanan basah dan makanan kering khusus untuk kucing Haikal segera meminta maid untuk membuatkan susu untuk kukis,

"kucing?"

"bentar, gue ambil kucing gue dulu biar Lo ngga bingung" tanpa mendengar balasan Kael Haikal segera berlari kecil menaiki tangga untuk mengambil kukis yang berada dikamarnya, beberapa saat kemudian Haikal turun dengan buntelan bulu berwarna hitam di pelukannya, Kael melihat itu dengan bingung karena kucing itu berwarna hitam pekat hingga dari jarak agak jauh terlihat seperti bantal bulu biasa, namun rasa bingungnya hilang setelah Haikal menurunkan bantal itu didepan mangkuk kucing yang ditaruh dilantai, dan barulah terlihat dengan jelas jika buntelan bulu hitam yang dia kira bantal itu ternyata kucing hitam berbulu lebat,

"hah capek" ujar Haikal setelah mendudukkan dirinya dikursi meja makan, bagaimana tidak lelah jika sedari tadi Haikal terus saja berlari,

"lagian naik tangga lari, salah sendiri" celetuk Kael sembari mematikan ponselnya setelah melihat beberapa pelayan berjalan mendekat dengan troli makanan ditangan masing masing,

"kucing gue lucu kan?" tanya Haikal tiba tiba dengan nada antusias

"lucu" balas Kael terus memperhatikan Haikal yang terlihat antusias dengan senyum manis yang mengembang.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Where stories live. Discover now