SAC • 20

5.2K 452 2
                                    

Happy reading!

         malam ini Haikal berencana untuk membaca novel yang kisahnya benar benar mirip dengan hidup nya sebagai Angga, Haikal segera mencari buku novel dengan cover warna hitam dipadukan dengan warna putih itu di tasnya, setelah menemukan novel itu Haikal segera mencari posisi nyaman dikasur untuk membaca novel itu, ambil kucing buat nemenin baca kayanya lebih seru, pikir Haikal kemudian memutuskan untuk keluar dan mengambil kucing nya yang dia taruh dikandang sebelum berangkat sekolah tadi,

pintu menuju kandang kukis yang berada di halaman samping kiri mansion, melewati ruang keluarga, dan disana Haikal dapat melihat Daddy Kin dan ketiga anaknya tengah duduk dan sibuk dengan urusan masing masing,

"Haikal" terdengar suara berat milik Daddy nya yang menghentikan langkah Haikal,

"ya?" tanya Haikal yang berjalan mendekat kearah Daddy nya

"jelaskan apa yang adikmu katakan"

"jelasin apa? apa yang harus Haikal jelasin? emangnya kai ngomong apa?" tanya Haikal dengan polosnya, tak mengerti apa yang harus dia jelaskan pada Daddynya itu

"ini dan ini, kenapa?" tanya Daddy Kin sembari menekan lebam dipipi dan sudut bibir Haikal yang duduk disebelahnya,

"akh Daddy sakit" rengek Haikal, tanpa sadar sifat manja yang berasal dari jiwa Angga keluar begitu saja tanpa bisa dicegah, melihat itu Daddy Kin yang memegang rahang Haikal tepat berada didepan wajah nya tertegun, begitu pula dengan kedua anak laki lakinya, sedangkan si sulung Celine memutar mata malas melihat Daddy dan kedua adiknya menatap Haikal tanpa kedip, Haikal, adik angkatnya itu berhasil, dia berhasil menaklukan ketiga orang yang biasanya berwajah datar itu kini berhasil dibuat terperangah tanpa kedip saat melihat wajah imut Haikal, bahkan tatapan yang biasanya tajam itu kini hanya terlihat sorot kagum dan tak percaya, dan itu hal itu pula juga yang akan merepotkan Haikal dimasa mendatang nanti, Celine tak akan ikut campur dia hanya akan melihat nya

"maaf" Haikal hanya membalas dengan deheman pelan sembari mengelus pelan lebam diwajahnya,

"Daddy udah luluh ya? pesona Haikal sekuat itu ternyata, padahalkan Haikal belum ada seminggu tinggal disini, atau Daddy aja yang lemah?" kata Haikal santai dengan tawa penuh kemenangannya, lagi lagi hal itu membuat ketiganya tertegun, sedangkan Celine hanya menghela nafas pelan melihat pertahanan Daddy dan kedua adik laki lakinya seolah hancur tanpa perlawanan oleh pesona Haikal, biasanya tak ada yang dapat meluluhkan pertahanan diri Daddy dan kedua adik laki lakinya, bahkan bayi bulat yang sangat menggemaskan sekalipun, namun dihadapan Haikal yang hanya sedikit merengek mereka justru langsung lemah dan pasrah begitu saja mendapat hujaman pesona Haikal yang mematikan,

"ya, dan kau menang, kau telah dengan mudah menghancurkan dinding pembatas antara kau dan daddy, jadi jangan salahkan Daddy jika obsesi Daddy telah bebas dan akan menjerat mu" bisik Daddy Kin tepat ditelinga kiri Haikal setelah menarik pinggang Haikal mendekat, hingga tak ada jarak antara Haikal dan Daddy nya itu

"dan Daddy pastikan jika orang yang membuat cacat di wajah indah mu akan mendapat hadiah dari Daddy" bisik Daddy Kin lagi, kali ini disertai dengan gigitan lembut ditelinga kiri Haikal, hingga membuat Haikal merinding, gila, Daddy nya gila

"maafkan Daddy, sekarang kau bisa pergi," kata Daddy kin dengan nada bicara kembali seperti semula,

"eum, Haikal pergi dulu" pamit Haikal langsung meninggal kan mereka tanpa menoleh lagi, mana ada orang yang ngga merinding digituin, emang rada rada keluarga ini.

• • •

"gila, gue emang menang, tapi mereka udah gila kukis, gue harus gimana?" kata Haikal yang sudah rebahan dikasur dengan kukis berada di atas perutnya

"itu salah mu sendiri"

"kukis, kaya nya gue juga ketularan gila deh, masa gue denger suara orang" kata Haikal lagi saat dia mendengar suara yang terdengar seperti bisikan,

"kau tidak gila, tapi secara perlahan kau yang akan membuat orang disekitar mu tergila gila padamu"

"gue ngga gila? tapi jelas jelas gue denger Lo ngomong- wait" dari tadi gue ngomong sama siapa? dan bisa bisanya dibales, pasti pikiran gue aja yang lagi kacau, makanya gue seolah ngomong sama seseorang padahal dia sendirian dikamarnya

"kau berbicara padaku,"

"hah? apa? Lo siapa? gue siapa?" kata Haikal seperti orang ling lung

"bodoh, ini aku, kau tidak gila, kau sedang berbicara padaku bodoh,"

"gue kaya nya bener bener gila deh, masa gue ngeliat kukis natep gue tajem"

"itu memang aku sedang menatap mu tajam bodoh, aku yang berbicara denganmu, dasar lemot"

"oh jadi yang dari tadi berbicara itu kukis- hah? kukis, kau bisa berbicara?" ujar Haikal santai sebelum berujar dengan wajah kagetnya sembari meraih kukis dan menatap kukis dengan jarak begitu dekat dengan wajahnya,

"Lo yang ngomong sama gue?" tanya Haikal dengan ragu, mana mungkin ada kucing yang bisa berbicara, dia sepertinya butuh banyak istirahat

"ya"

wow

• • •

setelah terjadi drama antara Haikal dan kucing nya yang tiba tiba berbicara, kucing itu bilang jika dia seperti sebuah sistem dunia ini namun bukan sistem, Haikal tak terlalu mengerti tapi dia juga tak ingin mendengar kucing itu terus berkicau seperti burung, jadinya Haikal saat mendengar penjelasan dari kucing itu hanya mengiyakan saja walau sebenarnya tak ada yang benar benar dia pahami

kini Haikal tengah membaca novel berjudul *Angga and his life* novel yang benar benar mirip seperti kisahnya, ditemani oleh kukis yang sedari tadi duduk disebelah Haikal yang tengkurap di atas kasur.

by guys
see you in the next part

So Adopted Child?Onde histórias criam vida. Descubra agora