cp 3

110 12 2
                                    

Cp3
"Apa ayah akan menghukum anak haram ini?"tanya Rey lalu menunjukku dengan geram, seperti nya dia dendam dengan ku.

"Kau akan melihat nya nanti."ujar Marquis lalu masuk ke dalam ruangan tadi.

"T..tunggu ayah! Ayah bilang hanya akan memastikan sesuatu!?"teriak Truft tak terima.

"Hei kak! Kenapa kakak terus membela anak haram ini!? Aku adik kandung mu! Tapi kenapa kau lebih memilihnya!?"tanya Rey dengan nada tinggi.

"Dia tetap adik kita juga Rey!"jawab Truft dengan nada tinggi juga,haah aku tidak menyangka kehadiran ku akan menjadi sebuah konflik pada kakak beradik ini.

"Diam!"ucap Marquis tiba tiba, Truft dan Rey pun langsung diam mendengar ucapan Marquis.

"Truft,bawa anak itu ke dalam lingkaran sihir."ujar Marquis.

"L.. lingkaran itu?"gumam Truft,diriku langsung melihat ke arah lingkaran sihir yang sudah di ukir menggunakan kapur dan di sekelilingnya ada batu barwarna warni yang belum pernah kulihat.

"Apa yang ayah lakukan?"tanya Rey,namun Marquis hanya diam dan menatap ke arah Truft.

"Truft letak kan dia ke pola sihir itu,aku tidak berniat mengulanginya lagi."ujar Marquis dingin,aku menatap sebentar ke arah Truft dan di balas dengan senyuman hangat darinya.

"Tenang saja Keira,ayah hanya ingin mengecek atribut sihir mu saja,ingat kakak akan melindunginya mu."ujarnya dengan lembut lalu mencium kening ku,ughhh aku lengah.

"Aku akan memulai nya."ucap Marquis setelah diriku masuk ke tengah tengah pola sihir sebelumnya,aku melihat Truft kembali dan dia kembali tersenyum hangat se akan akan mengisyaratkan tidak perlu khawatir.

"Yah... kalau ada apapun aku bisa bertukar tempat dengan shadow army ku yang berada di kamar."batinku.

"Wahai sang dewi kebijaksanaan..."Marquis mulai merapalkan sesuatu sambil melihat ke arah buku yang ada di tangan kirinya,tak lama diriku di kelilingi cahaya dan satu persatu diriku melihat batu batu itu mulai bersinar dan..

"Kr..kraak!"batu batu itu tiba tiba pecah.

"Keira!"teriak Truft kaget dan langsung berlari ke arahku.

"Apa ini?"batinku bingung,sambil menyentuh dinding transparan yang telah melindungi ku dari serpihan batu yang pecah.

"Hufttt.. syukurlah tidak terlambat."ucap Marquis pelan,diriku kembali menatap dinding yang mengelilingi ku.

"Jadi ini sihir nya Marquis?"batinku.

"Keira!"ucap Truft lalu langsung memeluk ku setelah dinding itu menghilang.

"Kenapa ayah melindungi nya!?"tanya Rey namun sang Marquis malah menatap tajam pada putra keduanya.

"Rey."ujar Marquis dingin.

"Y..ya?"tanya Rey gagap,aku dan Truft secara otomatis melihat ke arah Rey.

"Aku tau kau masih marah,namun aku tidak mendidik mu seperti bajingan,mulai sekarang pelajaran etikamu akan di tambah."ucap Marquis tegas.

"A..apa? Ayah tunggu! Kenapa jadi begini?"tanya Rey.

"Gunakan lah waktu tambahan mu itu untuk memperbaiki sikap mu."ujar Marquis kemudian dia menatap kami berdua.

"Truft,jaga dia baik baik."ucap Marquis lalu pergi.

"B..baik ayah!"ucap Truft dengan riang.

"Sialan! Gara gara kau!"ucap Rey marah dan menunjuk ke arah ku, Truft langsung memeluk ku agar Rey tidak bisa mendekat.

Raja PenyendiriOù les histoires vivent. Découvrez maintenant