cp 20

39 6 4
                                    

Gadis itu seakan tak menyesal ia malah tersenyum senang se akan akan ia mendapat kan sebuah jackpot,Kara kemudian mengangkat kepala Keira ke langit dan memperlihatkan kepala Keira ke arah Lyilias.

Lyilias yang melihat itu hanya bisa menutup matanya.

"Berakhir sudah."ujarnya.

________

Semua orang yang menyaksikan itu hanya diam melihat ke brutalan Kara,terutama teman temannya Keira yang menyaksikan adegan sadis itu benar benar terdiam seribu bahasa melihat kepala Keira yang terpisah dari tubuhnya.

"K.. Keira?"ucap Mitka pelan,nadanya sangat jelas terdengar begitu terkejut dan tak percaya melihat kepala temannya di main mainkan seperti sebuah barang.

"LYILIAS! APA KAU HANYA DIAM SAJA!? BUKAN KAH KAU TEMAN NYA!?"tanya Lexia dengan nada panik dan takut secara bersamaan sambil memegang bahu Lyilias dengan sangat erat, sampai sampai gadis itu sedikit meringis kesakitan akibat cengkraman yang sangat kuat dari Lexia.

"Lepaskan! Jangan salah paham, meskipun kami berdua sudah tidak bermusuhan tapi yang ada di depan kita itu adalah pertarungan antara dewa! Mana mungkin aku bisa menghentikan mereka."ujar Lyilias mendorong Lexia agar menjauh.

"J..jadi Keira? Keira benar benar ma..mati?"tanya Mitka, Lexia yang mendengarnya langsung pucat bahkan kakinya tak sanggup menopang tubuhnya.

"Tuan putri!"seru Liam menahan agar Lexia ta jatuh, Lyilias hanya diam lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Kara yang tersenyum puas karena telah memenggal kepal orang yang telah membunuhnya di masa lalu.

"Lihat lah baik baik, Keira sebentar lagi akan bangkit."ucap Lyilias, mereka semua menatap gadis itu dan benar saja tak lama tubuh Keira menjadi abu dan Keira kembali muncul di posisi awal.

"Keira!"seru Lexia sangat senang begitu juga dengan Mitka dan yang lainnya.

"Apa dia menggunakan sihir atau semacamnya?"tanya Yohanes.

"Apa kalian buta? Lihatlah di atas ada 10 api berwarna biru yang melayang layang kan? Itu adalah nyawa atau kesempatan mereka untuk bertarung."ujar Lyilias,semua orang lalu melihat ke langit langit di atas Keira.

"Benar! ada api tapi,milik Keira kenapa hanya 9 sedangkan punya musuhnya 10? Apa jangan jangan itu.."

"Sudah ku bilang kan sebelumnya kalau itu adalah nyawa atau kesempatan mereka bertarung, jadinya mereka berdua bisa saling membunuh tanpa perlu takut mati."jawab Lyilias ketika tau apa yang ingin di tanyakan Leona.

"K..KAU SENGAJA KAN?!"teriak Lexia kesal, Lyilias langsung menutup sebelah telinga nya akibat teriakan Lexia.

"Salah sendiri karena tidak memperhatikan."ucap Lyilias malas.

"Dasar kau!"ujar Lexia benar benar kesal, rasanya semua ke khawatiran dan ketakutan nya sia sia saja.

"Hahah kau pasti sengaja tidak memberi tahu mereka kan?"tanya Bara.

"Sudah ku bilang itu salah mereka karena tidak mem-!?"ucapan Lyilias terhenti ketika merasakan aura membunuh yang luar biasa serta tekanan mana yang sangat kuat dari Keira.

"Aaah..sudah lama kepala ku tidak terpenggal seperti itu."ucap Keira dingin sambil menggerak gerakkan lehernya,gadis berambut hitam itu lalu menatap dingin nan tajam ke arah Kara.

Kara yang mendapatkan tatapan yang sangat hangat dari Keira hanya membalas nya dengan tersenyum, melihat itu Keira tambah kesal lalu ia juga ikut tersenyum dan tiba tiba tertawa.

"Pftahahahahah..."

"Apa yang lucu?"tanya Kara melihat Keira tiba tiba tertawa.

"Tidak,hanya saja rasanya sangat menyenangkan akhirnya aku bertemu dengan lawan yang sepadan."ucap Keira sambil tersenyum seperti iblis, Kara tersenyum miring.

Raja PenyendiriWhere stories live. Discover now