cp 10

81 11 3
                                    

Cp 10
"Ku..kuharap Beru tidak pernah membangun kan ku."ucap Mitka, kakaknyapun mengangguk tanda setuju lalu Anny langsung memeriksa ke adaan nonanya itu.

Ke esokan harinya di ibu kota yang tenang dan indah,suara keramaian pagi yang sibuk melakukan aktifitasnya masing masing dan di sebuah mansion mewah di ibu kota terlihat dua gadis cantik sedang beradu mulut.

"Ini gara garamu jadinya kita telat!"ucap Keira kesal kepada Mitka, mereka berdua kini berjalan terburu buru keluar.

"M..mau bagaimana lagi makanannya benar benar lezat!"bela Mitka, Keira menatap gadis itu dengan tatapan tajam lantaran kesal namun penyebab terlambat nya mereka juga bukan hanya karena Mitka yang makannya banyak tapi karena Keira yang juga susah bangun.

"Kau sendiri juga tadi telat kan datang sarapannya."ucap Mitka mencoba menyalahkan Keira.

"I..itu aku tidak menyangkalnya tapi kau juga tadi makan sangat banyak kan? Aku saja tadi sudah selesai!"ujar Keira membela diri, perdebatan pun terus berlanjut sampai mereka berada di depan mansion.

"Nona maaf jika saya mengatakan ini tapi, perjalanan dari rumah ke academy sekitar 10 menit kalau kita berangkat sekarang mungkin academinya akan di tutup mengingat mereka sangat ketat dalam urusan waktu."ujar pak kusir, Keira dan Mitka hanya bisa terdiam waktu pendaftaran tinggal 3 menit dan jika mereka tidak sampai tepat waktu pendaftaran akan di tutup lalu mereka harus menunggu tahun depan jika ingin mendaftar lagi.

"Arghh gimana nih Keira!?"panik Mitka menggoyang goyangkan tubuh mungil gadis berambut hitam itu.

"Cih menyingkirkan lah! Haah tidak ada pilihan lain kita akan naik Varley."ujar Keira lalu berjalan sedikit menjauh mencari tempat yang kosong.

"Naik Varley?"tanya Mitka pak kusir pun juga ikut bingung dan penasaran apa yang di maksud gadis itu.

Namun gadis itu tak mejawab dan mengangkat tangannya ke udara lalu memanggil suatu nama.

"Varley muncullah!"perintah Keira dan dalam sekejap seperti ada bayangan hitam keluar dari bawah kaki Keira, bayangan hitam itu mulai membentuk seperti naga dengan sayam hitam.

"N..NAGA!?"ucap Mitka tak percaya,pak kusir tak kalah terkejut melihat apa yang di panggil nonanya.

"Dia memang terlihat seperti naga tapi dia ini Wivern."ujar Keira sambil mengelus kadal raksasa itu,kadal itu juga terlihat sangat senang ketika dirinya di elus oleh majikannya, Mitka dan pak kusir masih diam terkejut melihat Wivern dengan ukuran yang tak wajar.

"Tidak tidak tidak ini pasti naga dengan ukuran sedikit kecil kan?"ucap Mitka yang masih tak percaya, Keira hanya mendengus kesal karena perkataan nya tidak di percayai.

"Ya terserah mu saja,kalau kau tidak ingin mendaftar tahun depan kau bisa naik sekarang."ujar Keira yang sudah naik ke punggung Wivern itu.

"A..ah tunggu!"Mitka kemudian langsung berjalan ke arah Keira dan ikut naik.

"Pak maaf ya padahal anda yang di tugas kan untuk mengantar kami."ujar Keira merasa tak enak.

"Tidak itu bukan masalah, justru saya senang karena anda jadi tidak terlambat kalau naik itu."ucap pak kusir, Keira hanya tersenyum mendengar pernyataan ramah dari pria tua itu.

"Baiklah kami berangkat dulu."ucap Keira, pria tua itu mengangguk sebagai jawaban.

"Hati hati nona!"teriak pak kusir ketika melihat Keira yang sudah terbang menjauh.

"Jadi anak itu sudah berangkat?"tanya seorang wanita tiba tiba,pak kusir itu kemudian berbalik dan tersenyum kepada nya.

"Benar ratuku."ucap pak kusir sedikit membungkuk kan badannya penuh hormat kepada wanita bermbut hitam dan mata merah semerah darah dengan pakaian China kuno,wanita itu melihat kepergian Keira yang mulai menjauh dari tempat nya sekarang.

Raja PenyendiriWhere stories live. Discover now