8. Lima Pandhawa

57 7 0
                                    

*

*

*

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

"Terus . . terus lanjutin terus! tebar pesona mulu lo, heran," sinis Javas ketika melihat Kavy tengah membuka bajunya yang memperlihatkan otot perutnya yang membuat para cewek- cewek terpesona dengannya.

Dengerin aja betapa berisiknya suasana lapangan yang ramai dengan teriakan para cewek.

Dengerin aja betapa berisiknya suasana lapangan yang ramai dengan teriakan para cewek

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Enggak heran si dia kan Arjuna.

Javas, Ishara, Aksay dan Kaivan sekarang tengah menghampiri Kavy dengan Javas yang menenteng kantong plastik yang berisi minuman dingin untuk Kavy dan timnya yang baru selesai bermain basket dilapangan sekolah, mereka sedang duduk dipinggir lapangan dan Kavy sedang berdiri dengan baju basket dislembangkan dibahu kirinya.

Jam istirahat kedua memang waktu yang bagus untuk bermain basket.

"Apa lo!" sarkas Kavy menantang.

Meletakan kantong plastik berisi minuman dingin dikursi panjang yang berada dipinggir lapangan yang langsung diambil oleh para tim basket Kavy. Javas memutar bola matanya malas mendengar tutur kata Kavy. "Noh lihat! cewek-cewek pada teriak-teriak gara-gara lo," cetus Javas seraya menunjukan para cewek centil disisi lain lapangan yang melihat Kavy membuka baju basketnya yang membuat otot perut Kavy terlihat.

Kavy mengedarkan pandangannya memang para murid cewek itu sejak tadi sudah berada disana menonton Kavy dan tim-nya main basket. Kavy tersenyum melihat mereka. "Terserah mereka lah lagian gue nggak peduli, orang gue kepanasan, kok!" Kavy memutar bola matanya malas, seraya mengambil minuman yang dibawa temannya.

"Nggak sadar diri lo!" sarkas Aksay menatap Kavy sinis.

Kavy yang sedang diperhatikan malah membuat heboh lagi para murid cewek dengan menyiramkan minuman dingin itu keseluruh wajahnya seraya menggibaskan rambutnya. Yang lain hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan cowok playboy ini.

"Gue tebak lo belum punya mangsa lagi ya?" ujar Kaivan.

Menatap Kaivan yang berdiri disebelahnya. "Betul! minggu ini belum ada cewek yang nembak gue," ujarnya.

"Wah! kayanya lo sudah harus pensiun jadi playboy Kav!" ujar Javas yang membuat yang lain tertawa.

Ishara yang sejak tadi diam memperhatikan mereka menggelengkan kepalanya kemudian menatap jam tangan yang ia pakai. "Sudah! . . . bel masuk jam pelajaran terakhir sebentar lagi berbunyi," ujar Ishara menghentikan perdebatan mereka.

Lima PandhawaOnde histórias criam vida. Descubra agora