31. Berhenti atau tetap mengejar [Kaivan]

17 3 0
                                    

Selama aku hidup aku sudah mengenal 3 jenis wanita dalam hidupku yang benar-benar sudah mengubah hidup yang aku jalani sekarang- Kaivan.

*

*

Aku yakin salah satu dari 3 wanita itu ada aku yang selalu membuatmu menderita . . .aku benar-benar minta maaf- Putri.

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️
    
            

          

       

          
           
                                                               
Brum

Brumm

Bruummm

Deruman motor yang terdengar mulai dekat itu berhenti terdengar saat Kaivan pemilik motor itu mematikan motor sport-nya saat sudah sampai didepan rumahnya.

Ya. Kaivan sampai di depan rumahnya setelah seharian mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah. Kaivan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu untuk melihat keadaan ibunya sebelum nanti malam pergi mengikuti balapan. Dia sangat khawatir terhadap ibunya yang beberapa hari ini sangat lemah. Itu alasannya kenapa seharian dia termenung tidak ada semangatnya seperti Aksay hari ini.

Dia melepaskan helm full face-nya lalu turun dari motornya. Saat akan melangkahkan kakinya menuju rumah langkah kaki Kaivan terhenti saat teringat sesuatu.

"Lo bisa cerita sama gue, Kai,"

"Baiklah, gue tunggu lo dateng ke gue buat cerita,"

"Gue cuma takut lo kenapa-napa karena lo diem aja,"


Kaivan terkekeh saat teringat perkataan Aksay saat berada di rooftop sebelum mereka pulang sekolah. Aksay mengatakan itu saat teman- teman yang lain mendahului. Begitu banyak yang perhatian dengannya tapi entah mengapa Kaivan ragu menceritakannya bukannya tak percaya pada temannya tapi ragu apakah dirinya pantas bercerita saat yang lain juga menderita?

Sebisa mungkin Kaivan akan menyelesaikan masalahnya sendiri, tapi apa mungkin? haah! dia juga ragu pada dirinya sendiri.

Kaivan menghela nafas berat lalu kembali melangkahkan kakinya ke dalam rumah didepannya itu. Dia berjalan terus ke arah rumah dan sebelum masuk ke kamarnya dia akan pergi menemui ibunya terlebih dahulu, kamar sebelah kamar miliknya. Kaivan sampai didepan kamar ibunya lalu langsung dia membuka pintu kamar menampakan ibunya tengah duduk berbaring diatas ranjangnya dengan pembantu perempuan disebelahnya yang sedang menyuapi ibunya makan.

Ibunya terlihat kurus dan begitu pucat, Kaivan benar-benar merasa bahwa dirinya tidak baik sebagai seorang anak. Saat ibunya masuk rumah sakit beberapa hari lalu dia benar-benar tidak tahu dia malah tidak pulang kerumah karena malas dengan ayahnya. Tapi kali ini dia harus menjaga ibunya. Dia sangat menyesal pada dirinya sendiri, karena kebencian terhadap ayahnya membuat ibunya khawatir pada Kaivan membuat ibunya sakit karena terlalu banyak pikiran.

Dia mencoba tersenyum melihat ibunya seraya berjalan menghampirinya. "Mah!" panggilnya dengan senyuman.

"Hey! kamu udah pulang?" tanya ibunya terkejut, Kaivan mengangguk.

Lima PandhawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang