26. Masa lalu mereka

12 3 0
                                    

Maaf! bukan maksudku untuk mengecewakan kalian tapi ada banyak alasan yang membuat aku memilih meninggalkan kalian.

*

*

Dania Padinata

*

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

  

Satu minggu berlalu setelah kejadian pada malam itu. Di pagi hari yang cerah ini Lima Pandhawa sudah di sekolah, seperti biasa mereka menjadi pusat perhatian di koridor kelas dengan berjalan beriringan seperti perkumpulan seorang pangeran kerajaan.

Tidak seperti hari biasanya hari ini mereka berangkat bersamaan walaupun Ishara tak suka jika di perhatikan tapi entah kebetulan dari mana mereka tak sengaja bertemu dijalan, akhirnya mereka memasuki sekolah bersamaan dengan ke-lima motor mereka.

Saat berjalan dikoridor mereka banyak mendengar para murid cewek ataupun cowok yang sedang membicarakan mereka.

Banyak isu jika Ishara sang ketua memiliki kekasih dan kabar Javas dijodohkan juga mulai menyebar, apalagi Kavy sekarang dia sudah mendapatkan wanita idamannya sang ketos galak tapi beda dengan si kembar sekarang ini gadis yang selalu mengejar Aksay tak pernah kelihatan lagi dan gadis impian Kaivan tak kunjung mengalah pada Kaivan. Jadi sekarang ini incaran para cewek si kembar beda orang tua itu.

"Ra! lo beneran kencan sama Shafa kemarin?" tanya Javas berjalan cepat menyetarakan posisi Ishara yang berjalan didepan.

"Siapa yang bilang?" jawab Ishara fokus ke jalan-nya.

"Ada orang bilang!"

"Kenapa lo cemburu?" celetuk Kavy dibelakang mereka.

Javas membalikan badan lalu berjalan mundur. "Mulut lo Kav!"

"Apa? dan lo udah luluh sama tuh cewek? kemarin ada yang lihat lo di taman sama tuh cewek!" ujar Kavy membuat Javas menghadap ke depan lagi, Kavy terkekeh lalu bertos ria dengan Aksay disampingnya.

"Gue nggak sengaja ketemu pas dia ngajar di taman," ucap Javas.

"Nggak sengaja apa lo udah tau kalo gadis itu setiap hari senin sore ngajar di taman?!" ledek Kaivan yang berjalan paling belakang membuat mereka tertawa. Javas yang diledek hanya menghela nafas pasrah dia tak bisa melawan Kaivan.

"Udahlah yang harus kalian tau gue kemarin pergi jalan bareng Sheria," ujar Kavy menghentikan tawa mereka.

"Sheria sigalak itu nggak buat lo pengin bunuh diri?" tanya Aksay menggeplak lengan Kavy yang berjalan disampingnya.

Kavy meringis kecil seraya mengelus lengannya. "Kenapa?"

"Pastinya dia marah-marah terus- kan?" ujar Aksay lalu tertawa sendiri sedangkan yang lain diam tak merespon, sampai akhirnya berhenti tertawa karena tidak mendapat respon dari temannya, dia menghela nafas kesal.

"Katanya hari ini ada murid baru,"

"Murid baru lagi?"

"Iya perempuan,"

"Tapi katanya dia itu dulu anak homeschooling,"

Percakapan antara murid kelas 12 yang Lima Pandhawa lewati membuat mereka menyerngit.

"Mereka tau darimana berita yang sama sekali kita nggak tau?" tanya Aksay heran.

"Entahlah mulut mereka itu kaya lo, comel," sarkas Javas.

Lima PandhawaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz