12. Cinta Lima Pandhawa 4

19 5 0
                                    

Berhenti menghindar adalah caraku membuatmu bahagia walaupun aku merasa tersiksa.

*

*

*

Aksay Naratama

*

*

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

Sadya Zanneta Lakhita. Gadis cantik dengan penampilan seperti anak kecil dengan rambut panjang yang diikat dua itu sejak tadi sedang memasang wajah cemberut. Gadis itu tengah mencari seseorang yang berlari cepat ke belakang sekolah. Gadis itu membawa sebuah kotak yang berisi coklat untuk orang itu. Gadis yang berumur 17 tahun yang bersekolah di SMA Shankara yang menduduki kelas 11 dan berada dikelas XI IPA 3.

"Kak Aksay!" panggil Sadya pada Aksay yang sekarang bersembunyi dibalik pintu gudang belakang sekolah.

Iya. Sadya tengah mengejar Aksay orang yang ingin dia beri coklat yang sedang ia pegang. Sadya sangat menyukai kakak kelasnya itu, sejak bertemunya mereka saat Sadya melaksanakan MPLS saat dia kelas 10 dan kebetulan Aksay menjadi kakak pembimbing kelompoknya, walaupun Aksay termasuk osis yang berangkatnya sesuai dengan moodnya tapi Sadya sudah terlanjur menyukai kakak pembimbingnya itu.

Sadya memang gadis yang agak centil tapi itu hanya jika bersama Aksay, kalo sama cowok lain dia biasa saja seperti gadis pendiam. Sejak dia resmi bersekolah di SMA Shankara dia jadi sering ngejar-ngejar Aksay walaupun banyak orang yang mengira Sadya cewek kecentilan tapi Sadya tak peduli. Yang dia mau hanya Aksay.

"Kak Aksay dimana? aku bawain coklat,"

Sadya termasuk gadis penyuka coklat dan sayangnya Aksay juga menyukai coklat. Dia tersenyum ketika siluet cowok yang disukainya muncul dari balik pintu. "Kak aku bawain coklat buat kaka," ucapnya seraya tersenyum manis pada Aksay.

Aksay terlihat menghela nafas seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil berjalan menghampiri Sadya. "Coklat?" tanya Aksay dibalas anggukan oleh Sadya. Sayangnya Aksay tidak bisa menolak jika itu berkaitan dengan coklat. "Gue kan udah bilang nggak usah ngejar-ngejar gue lagi. Apalagi bawain coklat kaya gini,"

Sadya menunduk. "Kak aku suka sama kakak,"

Aksay menghela nafas pelan. "Gue tau . . . Tapi gue nggak suka lo ngejar-ngejar gue mulu," berhenti sejenak lalu mengambil coklat yang Sadya pegang. "Oke ini yang terakhir lo kasih coklat buat gue, setelah itu nggak usah, ngerti!" ucapnya lalu melenggang pergi meninggalkan Sadya sendiri.

Sadya menghela nafas menatap kepergian Aksay yang sekarang sudah jauh tak dijangkau matanya. "Walaupun kakak menghindar tapi aku akan tetap mengejar kaka," ucap Sadya penuh semangat.

Sadya begitu menyukai Aksay nggak tau kenapa tapi Aksay sangat mempesona buat Sadya si gadis lugu dan centil itu. Entahlah apa yang membuat Sadya menyukai kakak kelasnya itu. Sesuka itu kah Sadya pada Aksay si brandal yang pintar.

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

Kembaran gue
.


Rooftop sekarang!

.

Aksay menyimpan ponselnya ke saku celananya setelah selesai membaca pesan singkat dari Kaivan tanpa membalasnya. Sepanjang perjalanan Aksay menatap kotak coklat yang di beri gadis yang sudah lama mengejarnya. Menghela nafas pelan. "Kenapa dia begitu suka si sama gue. Gue kan udah pernah bilang gue nggak suka sama dia tapi tetep aja dia ngejar-ngejar gue," gerutunya yang sedang berjalan dikoridor kelas 12.

Lima PandhawaWhere stories live. Discover now