5. Si Perundung

142 18 0
                                    

"Bagaimana hari pertamamu di Trisakti, Vicky?" tanya Erlita yang baru saja muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana hari pertamamu di Trisakti, Vicky?" tanya Erlita yang baru saja muncul.

Vicky tengah duduk di ruang tengah sambil merawat kuku-kukunya. Membongkar cat kuku yang tampak indah menghiasi jemari lentik nan kurus. Kehadiran Erlita membuat Vicky mendecap jengkel. Padahal dia sudah merasa tenang sendirian di sana.

"Ricky, menemani kamu, kan? Anak itu kalau nggak dipaksa nggak akan mau menurut. Kamu harus sering-sering maksa dia kalau butuh bantuan," imbuh Erlita.

"Please, ya, Tante. Jangan sok akrab dan sok asik ngajak aku ngomong." Jawaban Vicky menghadirkan kekagetan Erlita. "Tante udah nyebelin. Jangan bikin aku makin kesel. Sok asik banget!"

Gadis berusia 17 tahun itu beranjak dari sofa. Tubuh kecil nan ramping yang dibalut dress berwarna putih dengan motif bunga Tulip, pun bergegas pergi meninggalkan Erlita. Vicky memang sudah janji akan berubah kalau di sekolah, tetapi kalau di rumah beda lagi. Kebenciannya terhadap Erlita dan Ricky tidak akan pernah surut.

Gara-gara mereka berdua, Vicky sampai harus pindah rumah segala. Sampai kapan pun kehadiran Erlita tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Tsania. Mungkin suatu saat, mama dan papanya akan kembali bersama. Bahkan dengan jahatnya, Vicky berharap Tsania dan suami barunya bisa bercerai dengan cepat.

"Dasar wanita sok akrab! Nggak anak, nggak ibu, sama-sama menyebalkan." Vicky menggerutu dan duduk di tepi kasur.

Ia teringat akan ucapan Erlita tadi. Hari pertamanya di SMA Trisakti berjalan dengan lancar. Tak ada siapa pun yang mengenali dirinya sebagai perundung. Mereka hanya tahu jika Vicky adalah siswa kesayangan guru di SMA Airlangga menurut cerita dari mulut ke mulut. Bahkan di hari pertama, Vicky sudah langsung diajak kenalan oleh banyak orang.

Jangan hitung anak-anak perempuan. Bahkan beberapa cowok langsung pura-pura lewat di depan kelas hanya sekadar ingin menyapa si murid baru. Tidak jauh beda dari apa yang Vicky dapatkan di SMA Airlangga.

"Cowok-cowok bego, kalau kalian nggak sekeren Travis, jangan harap gue bisa jadi milik kalian." Vicky bergumam sendiri saat kemarin mampir ke kamar mandi. Mematut diri di depan cermin.

Sementara dirinya pindah, teman-teman di SMA Airlangga kabarnya bersyukur-terkhusus yang kena bully. Debby adalah informan sejatinya. Vicky bahkan meminta Debby menyebutkan nama siswa-siswi yang menganggap kepindahannya adalah hal yang patut disyukuri. Salah satu di antara mereka adalah Annete.

"Cewek gila ini belum kapok dibikin babak belur, ya?" gumam Vicky saat keluar dari kamar mandi perempuan.

Langkahnya yang anggun dengan betis kecil membuat pasang mata melihat dengan senang. Cowok-cowok mengekori serupa ekor gaun yang menjuntai. Namun, Vicky hanya merespons dengan senyuman kecil. Sementara kakak kelas yang iri, sudah pasti bakal makan hati di tempat.

"Tra!" Vicky melambai saat melihat Travis berjalan dengan Alvin di ujung koridor.

Dia berlari menghampiri mantan kekasihnya. Bisik-bisik siswa lain pun terdengar. Melihat Vicky yang super dekat sama Travis dan Alvin, cowok lain jadi makin pesimis buat bisa dekat sama Vicky.

Vicky-Me√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang