20. Kilas Balik Kana

135 16 0
                                    

“Apa?” Vicky yang bereaksi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

“Apa?” Vicky yang bereaksi. Ia menatap Ricky lama-lamat dengan ekspresi kaget yang demikian kentara. Apa lagi ini?
“Jadi, karena itu dia mengusik Vicky?” tanya Ricky dengan santai.

Semua yang dikatakan kedua temannya membuat Vicky pusing. Terlalu banyak yang tidak diketahui olehnya. Sayang sekali, Ricky dan Debby tidak menanggapi Vicky saat itu juga.

Debby mengangguk takzim. “Bisa jadi itu pemicunya. Gue nggak membenarkan kekerasan Vicky, tapi gue juga nggak membenarkan tindakan Kana yang menyerang privasi orang lain.”

Terlihat Ricky mengangguk takzim. Kemudian ia bangkit, menunduk sebentar demi melihat Vicky yang kebingungan. “Ayo, balik!” Cowok berwajah tirus itu kemudian melirik Debby. “Videonya kirim ke Vicky aja.”

Padahal saat itu Vicky masih belum mengerti dengan pembicaraan tersebut. Semua belum kelar karena rasa penasarannya belum tuntas. Hanya saja Ricky sudah berjalan keluar dari kafe terlebih dahulu. Mau tak mau, Vicky ikut berdiri untuk menyusul cowok itu.

Belum sempat melangkah lagi, lengan kurusnya ditahan oleh Debby. Jejak memar di punggung tangan gadis itu benar-benar terlihat menyedihkan. Vicky tidak menyangka jika Debby akan diculik selama hampir satu bulan. Orang tuanya pasti sangat khawatir. Tak usah diterka, orang tua mana yang tak panik saat anaknya menghilang?

Bahkan orang tua sekasar Winata pun sangat mengkhawatirkan sang putri.

“Besok keluarga Kana mungkin akan melaporkan gue dan gue akan ditahan karena kasus itu. Tindakan gue emang nggak dibenarkan, Vicky, tapi gue nggak menyesal melakukan itu.” Debby melepas lengan Vicky dan kembali duduk di kursinya. “Minta maaflah sebelum lo mengalami hal yang gue alami, Vicky. Tolong bilang ke Ricky kalau gue gagal memenuhi janji.”

Semua terlalu membingungkan. Hanya ada satu jawaban, Vicky harus mendengarnya langsung dari Ricky. Sekarang dia tak peduli jika Ricky akan menghindar. Selama bisa memaksa terus-menerus, ia akan meminta Ricky untuk memperjelas semuanya.

Pertemuan hari itu berakhir begitu saja. Seharusnya Vicky lega karena memang bukan dia yang mendorong Kana dari atap. Namun, ketika kakinya berhenti dari jarak yang cukup dekat di pintu kafe, ia berbalik ke belakang. Debby masih duduk di sana sambil menunduk dalam. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang aneh berdesir dalam diri Vicky. Tanpa berkata apa pun, gadis itu berderap kembali menemui Debby.

Kehadiran Vicky membuat gadis tersebut mendongak. Matanya yang sembab menyiratkan sedikit ketakutan. Tak terlalu jelas ada penyesalan dalam sorot itu atau Debby memang tidak berbohong. Bahwa dia tak menyesal telah membuat Kana koma.

“Maaf,” cetus Vicky yang terdengar serupa gumaman. “Lo harus terlibat karena ulah gue.”

Debby menggeleng sekaligus memancarkan ekspresi yang tersirat ras atak percaya. Tentu saja, Vicky pun tidak tahu kapan terakhir kali ia mengucapkan maaf dengan demikian tulus.

Vicky-Me√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora